RADARJAMBI.CO.ID-BATANGHARI-Nayla Khumairoh bocah berusia 2.5 Tahun penderita penyakit kelaianan sejak lahir atau pierre robin syndrom diberangkatkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batanghari, untuk menjalani operasi di RSCM Jakarta Rabu (14/8)
Keberangkatan putri pasangan Anggi dan Riska Wulandari Warga RT 09 Kelurahan Pasar Baru, Kecamatan Muarabulian, dilepas langsung Bupati Batanghari, Ir Syahirsah Sy, yang didampingi sang Istri Yununnita Asmara dipendopo rumah dinas bupati.
Dalam kesempatan itu, Bupati Syahirsah Sy turut mendoakan operasi Nayla Khumairoh nantinya berjalan dengan lancar dan sesuai apa yang diharapkan. Besa harapanya, sudah menjalan operasi Nayla bisa makan seperti orang nomal lainya pada umumnya.
Syahirsah mengaku sangat prihatin dengan kondisi Nayla tersebut. Kedepan, dirinya berjanji akan menganggarkan di APBD untuk anggaran perlakuan khusus seperti Nayla.
“Saya tidak mau kejadian ini terulang lagi, diminta kepada Camat, Lurah, Kades dan RT untuk melaporkan jika ada kasus serupa. Ini tidak boleh terjadi di Batanghari,” pintanya.
Diakunya, sejak dulu dirinya sudah menyampaikan jika ada warga yang yang tidak mampu membutuhkan penanganan khusus, maka segera ditindak lanjut. Sebab, kata dia, untuk penanganan khusus tidak cukup dengan kartu kesehatan gratis dari pemerintah.
"Seperti penanganan khusus anak kecil yang bawaan dari lahir tidak cukup untuk dengan pengobata begitu saja, walaupun sudah memiliki Kartu BPJS Kesehatan, apalagi sampai memerlukan operasi,” ucapnya.
Menurut dia, kejadian yang menimpa warga Batanghari seperti ini harus dan wajib dibantu. Dan pemerintah tidak mau melihat warganya yang terabaikan dikarenakan tidak ada biaya untuk berobat.
"Saya sering baca-baca berita online dan lihat di televisi ada orang tua tinggal sendirian di kandang kambing, ada juga yang anak sekolah bajunya buruk, yang seperti itu tidak boleh terjadi di Batanghari," harapnya.
Sementara Kadis Kesehatan Batanghari dr Elfi Yennie MRS mengatakan, Nayla memang sejak ditemukan masalah ini, harus dirujuk ke tempat representatif supaya bisa ditangani.
"Memang saat itu berat badannya menurun. Namun setelah dikoreksi sekarang sudah memungkinan untuk dirujuk dan di operasi untuk dibawa ke Jakarta," terangnya.
Adapun kenapa harus ditangani ke Jakarta, sambung Elfi, karena penanganannya komplek, banyak sekali sehingga harus ditangani ke tempat lebih representatif.
Reporter : Didi
Editor : Ansory S
Baru Dibangun Jalan Rigit Beton Sudah Patah , Pengawas Sebut Hal Biasa
40 Persen Perusahaan di Talang Duku Tak Penuhi Standar Pengelolaan LB3
Proyek Rehabilitasi Pemeliharaan Jaringan Irigasi Capai 100%..?
Daftar Pilkades, Kades Incumbent Wajib Kantongi Rekomendasi Inspektorat
Polres Tebo Gelar Apel Operasi Lilin 2024, Siap Amankan Nataru