radarjambi.co.id-JAMBI-Kepala Bidang PPPTKP Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jambi, Cikmas Hadi Selasa, mengatakan jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Provinsi Jambi berkisar 2.200 orang.
Adapun negara yang paling banyak mempekerjakan TKI Provinsi Jambi adalah negara di Asia Pasifik seperti Jepang, Korea Selatan, Singapura dan lainnya.
Cikmas menyebutkan dari 2.200 TKI tersebut, 18 orang diantaranya merupakan perawat yang bertugas di Jepang.
TKI kategori perawat merupakan hasil kerjasama antara pemerintah dengan pemerintah yang membutuhkan. Proses pendaftaran dilakukan secara online melalui website BNP2TKI.co.id yang kamu akan di verifikasi oleh Disnakertrans Provinsi Jambi.
Saat ini terdapat 27 orang ikut pelatihan di Jakarta untuk diberangkatkan ke Jepang. Sebelumnya terdapat 50 orang pelamar yang dilaksanakan di salah satu STIKES di Jambi yang kemudian diseleksi menjadi 27 orang.
"Berangkat belum dapat di pastikan mungkin tanggal 30 besok," katanya.
Sedangkan untuk pekerjaan lainnya, perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja akan mengirimkan pesanan pekerjaannya ke perusahaan di Indonesia yaitu perusahaan pengerah tenaga kerja Indonesia.
Kemudian kantor pusat akan menyerahkan ke kantor cabang, lalu kantor cabang akan minta izin rekrutmen ke Disnakertrans Provinsi Jambi.
Setelah di rekrut maka perusahaan kantor pusatnya wajib memberikan pelatihan sebagai syarat untuk berangkat ke luar negeri.
"Namanya legal maka berproses kadang dua bulan tiga bulan sampai yang bersangkutan betul-betul punya kompetensi dan menguasai bahasa, supaya pengguna dan tenaga kerja tidak Miss komunikasi. Ketidaksabaran menunggu proses yang menjadi salah satu alasan adanya TKI ilegal," ungkap Cikmas.
Sedangkan untuk negara tetangga Malaysia angka TKI menurun. Hal ini disebabkan gaji dan perlindungan yang lebih rendah dari negara lain. Sayangnya karena letaknya yang berdekatan dengan Indonesia menjadi peluang untuk TKI ilegal.
"Tapi syaratnya memang berat, karena begitu masuk ke negara itu kompetensi dan bahasa sudah harus bagus. Di Malaysia bahasa hampir sama dan letak goegrafis lebih dekat. Makanya potensi TKI ilegal lebih besar di sana," ujar Cikmas.
Indonesia memilih banyak perusahaan pengerah tenaga kerja. Namun yang saat ini masih aktif kata Cikmas hanya berjumlah 13 perusahaan.
Adapun di Provinsi Jambi tingkat pengangguran tertinggi berada di Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh persentase lebih kurang 7-9%, sehingga potensi angka terbesar TKI berasal Kerinci dan Sungai Penuh.
Cikmas enggan menyebutkan berapa banyak TKI ilegal dari Provinsi Jambi. (rvi)
Editor : Ansory S
Hidayat Jabat Danmen Sultan Taha Provinsi Jambi Periode 2019-2022
Meski Lapar SAD Nekad Menginap di Pendopo Kantor Gubernur Jambi
Polres Tebo Gelar Apel Operasi Lilin 2024, Siap Amankan Nataru