Peran Nahdlatul Ulama dalam Membantu Masyarakat di Masa Pandemi Covid-19

Minggu, 05 Juli 2020 - 19:26:59


Ilustrasi
Ilustrasi /

Dalam melihat isu belakangan, kemanusiaan menjadi hal yang penting. Ditambah dengan penyebaran Covid-19, peranan organisasi islam seperti Nahdlatul Ulama sangat penting.

Pergerakan yang dilakukan oleh NU tersebut tentu berdampak besar dalam menyelamatkan masyarakat yang berdampak besar dalam sektor ekonomi.

Dari banyak hal yang ada dalam penyebaran Covid-19 tersebut, salah satu diantara yang menjadi krisis adalah aspek ekonomi yang disebabkan oleh adanya Pemutusan Hubungan Kerja atau PHK. PHK tersebut disebabkan karena perusahaan yang kekurangan suplai dalam kegiatan pasar.

Perlu menjadi poin penting bagi kita adalah peran NU dalam isu kemanusiaan seperti ini.

Dalam hal tersebut, yang menjadi titik baliknya adalah karena pengikut NU di Indonesia terlampau banyak. Bahkan dalam konteks tersebut, NU tidak hanya berada dalam skala nasional untuk membantu masyarakat.

NU ada yang berada di luar negeri yaitu terdapat Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) yang membantu masyarakat yang berada di luar negeri atau yang menjadi WNI.

Untuk itu perlu adanya pergerakan kemanusiaan yang bisa terjun langsung ke masyarakat dan membantu masyarakat yang terdampak. Presiden menyebutkan bahwa, adanya peran NU, MUI, Muhammadiyah, dan Ormas lainnya dalam membantu masyarakat di masa pandemi sudah menjadi peran sentral.

Namun, dari pada hal itu cukup menjadi perhatian bahwa peran NU dalam isu terkini menjadi sorotan. Bisa jadi karena pemerintah lambat menangani isu-isu yang terlampau susah ditangani.

Untuk itu, melihat adanya yang berdampak sangat parah dalam kondisi masyarakat, sangat perlu NU turun ke dalam masyarakat memberikan barang logistik, sembako, membantu edukasi, bahkan bisa sampai kepada bidang kesehatan.

Perlu ini dilakukan dalam membentuk sinergi satu dengan lainnya antara pemerintah dan organiasasi masyarakat.

Mengedukasi Masyarakat

Patut diperdalam bahwa peran NU selama pandemi ini berlangsung. Hal ini tercatat bahwa dalam beberapa waktu belakangan, peran NU tidak hanya berada dalam hal politik, agama, dst. Tetapi, bisa diimplementasikan ke dalam keterlibatan NU dalam masyarakat.

Seperti halnya, pergerakan NU dalam membantu mengedukasi masyarakat di masa pandemi.

Perlu diperhatikan bahwa, di masa pandemi sekarang ini tidak semua masyarakat mempunyai akses untuk mengetahui apa saja yang harus dilakukan untuk terhindar dari penyebaran Covid-19.

Tetapi dalam halnya, mereka yang ekonominya bisa dibilang terhempas dari kata standar perlu peran NU untuk menjadikan masyarakat setidaknya lebih khawatir dengan penyebaran Covid-19 yang semakin parah. Tercatat data pada 4 Juli 2020, total ada 62.142 juta jiwa kasus Covid-19.

Secara berkala bahwa, angka tersebut akan terus bertambah seiring perkembangan waktu. Namun, bantuan dari NU untuk mengedukasi masyarakat perlunya terus dilakukan seperti social distancing, cuci tangan, sampai kepada menggunakan masker. Cara yang dilakukan NU untuk mengedukasi masyarakat sangat unik karena dilakukan dengan mobil keliling.

Sehingga, untuk menyalurkan pengedukasian kepada masyarakat seperti itu. Pada saat ini, NU memiliki 154 mobil yang beroperasi untuk terjun kedalam masyarakat dalam membantu kewaspadaan masyarakat.

Untuk saat ini tidak sepenuhnya bisa terpenuhi, tetapi dalam hal ini terdapat beberapa titik yang menjadi titik rawan untuk NU mengedukasi masyarakat yaitu Banten, Yogyakarta, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur dan NTB.

Bantuan Ekonomi

Tidak hanya dalam mengedukasi masyarakat dalam memberikan kekhawatiran di masa pandemi. Tetapi, NU juga turut hadir dalam membantu ekonomi masyarakat yang terdampak Covid-19.

Bantuan tersebut disalurkan NU ke dalam LazisNU. LazisNU yang dibantu oleh KompasTV menggalang dana sekitar Rp.800 juta untuk dibagikan kepada Ustadz, Guru ngaji serta santri yang terdampak Covid-19.

Belum berhenti sampai disana, pembagian sembako lewat NU Care- LazisNU membagikan 1 juta paket sembako kepada masyarakat yang terdampak Covid-19.

Hal ini dilakukan oleh NU yang tersebar di berbagai titik di Indonesia seperti Sumatera Selatan dan Probolinggo. Di Sumatera Selatan, lewat ketua PWNU, KH. Amiruddin Nahrawi, membantu kepada organisasi mahasiswa seperti PMII, HMI, IMM, IPNU dan LKS.

Untuk itu tidak hanya kepada Sumatera Selatan, bantuan NU juga ada di Kabupaten Probolinggo. Misbahul Murni, Wakil Satgas Covid-19 NU mengatakan bahwa NU sudah memberikan 19.000 sembako kepada masyarakat. Melihat adanya bantuan seperti sembako ini, NU juga memberikan semprotan disinfektan kepada tempat ibadah dan saran ibadah yang lain.

Bantuan Sarana Kesehatan

Menjadi yang paling penting bahwa edukasi serta bantuan ekonomi tidak cukup untuk membantu masyarakat. Untuk itu NU juga sigap dalam memberikan kepada masyarakat yang terbaik.

Seperti halnya adalah bidang kesehatan. Dalam membantu pemerintah untuk turut hadir dalam menanggulangi penyebaran Covid-19 NU membuat suatu pergerakan berupa Satuan Tugas atau Satgas, asosiasi rumah sakit, sampai kepada persatuan dokter di bawah bendera NU.

Tercatat dalam April 2020, NU memiliki 25 RSNU yang diantaranya 9 RS tipe A dan 16 RS tipe B. Angka ini akan terus berjalan dan terus berkembang seiring perkembangan waktu.

Bantuan berupa kesehatan juga tidak hanya kepada masyarakat Indonesia tetapi masyarakat yang berada di luar negeri. Untuk itu dalam mengimplementasikan agenda tersebut, NU bekerjasama dengan Kemenlu.

Jika melihat pergerakan NU sampai saat ini, NU sudah memberikan setidaknya kontribusi yang besar dalam masyarakat sebagai organisasi yang sudah lama di Indonesia.

Jadi karena hal itu, bala bantuan kepada masyarakat tidak hanya dilakukan oleh pemerintah. Jika pemerintah lambat dalam menangani kasus-kasus yang lama kelamaan meluas, perlu ada peran NU untuk membantu pemerintah. Di garis bawahi bahwa, peran NU dalam menangani Covid-19

sudah cukup totalitas, bahkan kinerja NU dalam membantu pemerintah dan masyarakat sampai diapresiasi oleh TNI. Untuk itu, perlu dilihat kembali kinerja NU dalam konteks nasional maupun internasional.

 

Penulis : M Habib Pashya
Mahasiswa Hubungan Internasional, Universitas Islam Indonesia