5AW dan 54 Tahun

Rabu, 23 Desember 2020 - 19:52:14


/

Radarjambi.co.id-JAMBI-KEMARIN usianya genap 54 tahun. Muda sudah lewat, terlalu tua pun tidak.

Hanya saja kekuatan fisiknya mulai menurun. Tidak segesit saya yang masih bisa jeprat-jepret sana-sini. Padahal saya dua minggu lebih tua darinya.

Ya, sejak penyakit itu menjalari tubuhnya, membuat tidak bisa lagi bepergian jauh. Stroke ringan pada tubuh bagian kanan telah menghambat pergerakan untuk hunting ke sana ke mari.

Dulu dia penjelajah. Hampir semua muka bumi Jambi sudah dia jepret. Ya, Sakti Alam Watir adalah seorang wartawan dan fotografer senior yang amat populer dengan logo 5AW. Hampir semua gedung pemerintah dan hotel di kota ini telah memajang hasil karyanya.

Kini ia tidak bisa lagi menenteng peralatan fotografinya. Tidak lagi bisa nyetir sendiri apalagi bersepeda motor.

Dan yang paling membuat saya prihatin, dia masih sulit tidur malam. Insomnia telah lama bersarang di tubuh wartawan senior ini.

Ahh.. kawan.
Sebenarnya masih banyak spot menarik yang bisa kita eksplore bersama meski itu sekedar pelipur lara menjemput senja. Tetapi, sudahlah. Toh kau masih bisa menulis berita dan berselfi dengan handphone lusuhmu itu.

Memang tidak banyak yang tahu kita bersahabat sejak “bujang kecik”.

Selama ini kita memang jarang bersama. Walau profesi sama tetapi kita tidak pernah sekantor.

Apapun kesibukan kita selama ini, Komplek wartawan di Pasir Putih adalah saksi bisu perjalanan kita sejak 31 tahun silam. Saya masih ingat kau dan sepeda motormu; selalu sarat tumpukan koran untuk diantar ke pelanggan. Kau lakukan itu demi membantu koran milik orang tuamu (SKM Independent).

Almarhum Papamu Syamsul watir M. kerab menyapaku usai aku menulis berita untuk koran yang juga berkantor di sebelah rumahmu (SKM Warta Massa).

Aku memang tidak pernah bekerja untuk papamu, tetapi tunjuk ajarnya tak pernah kulupakan. Senyum bijaknya masih terbayang hingga kini.

Bang Sakti, kau harus kuat. Masih banyak pekerjaan rumah yang belum selesai. Tentang cita-cita dan seribu angan kesempurnaan karya.

Tentang pelestarian sejarah dan budaya. Tentang tokoh-tokoh yang harus dihargai dan diberi gelar. Tentang kesiapan kita meninggalkan alam fana ini.

Maaf, bila dalam sebulan terakhir ini aku kerab menegurmu jangan lagi begadang di tempat-tempat tongkronganmu. Segeralah pulang. Lalu paksakan matamu untuk tidur.

“Iyo Bang, selalu aku pakso. Tapi tetap bae dak mau tidur”. Jawabmu lirih. Kau seperti putus asa dengan penyakitmu itu. Berulang kali aku bercerita; dulu aku juga mengalami hal itu. Segala macam pengobatan kutempuh. “Alhamdulillah berhasil. Sekarang malah sering tertidur di kursi sebelum jam malam”, ujarku.

“Aku buat otak dan mataku menjadi lelah dengan membaca buku, koran dan apapun. Akhirnya dia capek sendiri..hahaha”.

Kujelaskan lagi bahwa yang membuat kita susah tidur adalah karena kita membiarkan otak kita terus berkelana; berpikir, berkhayal dan lainnya.

Bang, kau harus kuat. Harus sehat. Harus semangat. Kau harus mampu mengatasi penyakitmu sendiri.

Kawan-kawan semua sayang padamu. Kau telah menjadi teladan dan penyemangat. Tidak hanya kalangan wartawan, kawan-kawan penggiat seni begitu dekat dan sayang padamu. Selama ini kau begitu perhatian kepada mereka.

Bahkan di saat tubuhmu mulai melemah, kau masih berupaya mengayomi kawan-kawan. Seolah kau tak hirau dengan penyakitmu.

Keinginanmu membaja, meski tubuh itu tak lagi kuat menopang beban. Jujur, akupun ikut termotivasi padahal telah ingin pensiun dari hiruk-pikuk profesi kita selama ini.

Tetapi kau terus memberiku ruang dan jalan. Kau terus menyebutku wartawan, padahal aku tak lagi bekerja di koran.

Salah seorang yang terus mendorongku untuk terus nge-youtube adalah kau Bang. Malah kau ajak aku ke sana ke mari.

Seolah kau mengisyaratkanku untuk terus berkarya dan berkarya selagi kuat dan bisa. Malah kau begitu semangat mencarikan aku studio mini untuk podcast. Mengundang nara sumber untuk kuwawancarai. Terima kasih Bang Sakti.

Barakallah fii umrik kawanku. Hari ini kau mulai memasuki perjalanan 55 tahun. Insya Allah kita akan sering jalan bersama, sholat bersama ke masjid dan pulang ke rumah sebelum sore. Doa tulusku untuk kesehatanmu. You are the best friend!!(M.Chudori/saw)