Tubuh-Tubuh tak Kenal Tubuh

Minggu, 28 Maret 2021 - 21:23:29


/

"Tubuh siapa yang menyepi di panggung hari ini?" Sungut sisa
kostum yang terus mendaur kesepian di panggung tiada bernama
Padahal rasa lelah diletakan di kursi-kursi yang senantiasa sepi
dari kerinduan penonton.

"Tubuh siapa yang asing dari panggung hari ini?" Lenguh rias
yang mengering dari wajah tiada berupa. Namun seiris kisah
belum sempurna memberi tanda pada rindu yang tandus
dihisap cahaya sunyi di panggung.

"Tubuh siapa yang tersingkir dari kemelut kata hari ini?" Gigil debu
yang menyempurnakan ketiadaan panggung. Adakah seiris waktu
diberi kisah, jika cerita tetap tersembunyi di dalam kertas.

"Tubuh siapa yang terkulai meninggalkan panggung hari ini?" Jerit
keringat yang tersisa di kain hitam. Sisa desah sudah cukup
direnggut untuk berburu paras pada mimpi tubuh-tubuh
yang tak mengenal tubuhnya.

"Tubuh siapa yang terluka dari tubuh tiada bermakna?" Cahaya
berlalu. Debu dan keringat silih berganti menutupi riwayat
panggung dengan segenap nyanyian lirihnya, tanpa
memperdulikan nada yang redup di gulita panggung.

"Tubuh-tubuh siapa yang tak mengenal tubuhnya?" Ringis dialog
yang dahaga menanti penonton yang juga kelaparan mengenal
tubuh. Tubuh yang menggumuli tubuh, ujungnya adalah derita

: Di cerita tak bertepi, kata-kata enggan bersetubuh bersama tubuh-
tubuh yang tak mengenal tubuhnya. Sebab tubuh dan kata
sudah jadi budak yang menghantarkan kehampaan
ke panggung berikutnya.

Teater Air Jambi, 27032021