Mengenal Sosok Titien Suprihatien, Guru Pembuat 62 Media Pembelajaran

Minggu, 06 Juni 2021 - 21:18:11


Siswi SMPN 11 Batang Hari menunjukkan media pembelajaran buatan Ibu Titien berupa kerangka tulang ikan.
Siswi SMPN 11 Batang Hari menunjukkan media pembelajaran buatan Ibu Titien berupa kerangka tulang ikan. /

radarjambi.co.id-JAMBI-Hari Lingkungan Hidup Sedunia ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) setiap 5 Juni.

UNESCO dan KLHK dalam websitenya peringatan ini ditujukan sebagai isu perlindungan dan kesehatan lingkungan sebagai masalah utama yang mempengaruhi kesejahteraan masyarakat dan pembangunan ekonomi di seluruh dunia.

Hari Lingkungan Hidup Sedunia atau World Environment Day yang diperingati di seluruh dunia ini bermula sejak tahun 1974.

Kini di tengah isu pemanasan global, lingkungan hidup menjadi isu penting yang sudah jadi perhatian banyak pihak, termasuk guru di Batang Hari Jambi.

Banyaknya penebangan pohon memicu sejumlah potensi kerusakan alam yang berpotensi merusak ekosistem.

“Bumi sedang tidak baik-baik saja, kita harus lebih peduli terhadap lingkungan kita,” ujar Titien Suprihatien, Sabtu, (5/6).

Guru yang biasa disapa bu Titien tersebut memanfaatkan barang-barang bekas di sekitar rumah, sekolah, bahkan barang bekas dari rumah rumah siswa untuk dijadikan media pembelajaran demi menyelamatkan lingkungan.

“Gemas rasanya melihat barang-barang tak terpakai yang akhirnya menjadi sampah,” tambahnya.

Melihat hal tersebut, Titien sejak tahun 2003 sudah mulai mengumpulkan semua benda tak terpakai untuk dijadikan alat dan media pembelajaran bagi siswanya di SMPN 11 Batang Hari.

Seperti bekas popok bayi yang dimanfaatkan untuk belajar media tanaman, tulang ikan untuk belajar konstruksi tubuh hewan, bekas kalender untuk membuat media scrapbook, membuat eco enzyme dari sisa buah-buahan.

“Masih banyak yang lain, dengan memanfaatkan barang bekas tak terpakai kita turut berkontribusi menyelamatkan bumi,” ujar Titien yang juga fasilitator Program PINTAR Tanoto Foundation.

Barang Bekas untuk Pembelajaran

Bahan-bahan seperti bekas kantong kresek disuling oleh siswa menjadi alternatif bahan bakar. Sehingga bisa dimanfaatkan untuk pembelajaran.

Popok bekas dijadikan media tanam dan pupuk untuk pot-pot tanaman di sekolah. Sehingga siswa bisa membantu orangtuanya yang suka tanaman untuk memanfaatkan popok sebagai bahan media tanam.

“Akhrinya kan bekas popok bayi itu tidak menjadi limbah,” tegasnya.

Hal lain yang mennjadi perhatiannya adalah memanfaatkan limbah makanan rumah tangga, bisa diubah menjadi menjadi pupuk mol yang bermanfaat.

Pupuk mol atau singkatan dari mikro organisme lokal merupakan salah satu jenis pupuk organik cair yang merupakan larutan hasil fermentasi.

Pupuk organik yang dihasilkan mengandung unsur kompleks baik makro maupun mikro serta mengandung mikroba yang bermanfaat.

“Semua topik IPA selalu menjadi bahan pembelajaran yang membuat siswanya belajar aktif, tidak hanya teori, namun praktik,” katanya.

Titien meyakini mengajar dengan praktik membuat siswa menjadi lebih mudah memahami pembelajaran karena mereka sudah mengalami langsung.

Raih Penghargaan

Titien Suprihatien, guru IPA SMPN 11 Batang Hari, Jambi, bahkan meraih penghargaan sebagai guru pengabdi lingkungan dari Pemerintah Kabupaten Batang Hari pada tahun 2019.

Penghargaan tersebut diperoleh karena dia konsisten mengajar dengan pendekatan pembelajaran aktif yang memanfaatkan bahan bekas untuk menjaga lingkungan tetap ramah dan asri.

“Saya hanya melakukan yang semestinya guru lakukan, yaitu mempersiapkan alat, bahan, media dan melayani siswa dengan sebaik-baiknya,” katanya.

Selama ini Titien memang dikenal sebagai guru yang sering mengajak siswanya berpraktik melakukan percobaan.

“Apalagi setelah dilatih Program PINTAR Tanoto Foundation, dengan pembelajaran aktif MIKiR siswa dapat mengalami, berinteraksi, berkomunikasi, dan merefleksikan pembelajaran,” terangnya.

Pada saat siswa mengalami itulah mereka berpraktik tentang mata pelajaran yang sedang dipelajari bersama.

Buat 62 Media Pembelajaran dari Barang Bekas

Selama hampir 18 tahun Titien sudah banyak menghasilkan media pembelajaran dari barang bekas. Total 62 media pembelajaran yang telah dia buat.

“Lebih banyak lagi sebenarnya, namun belum dicatat,” katanya.

Titien membuat media pembelajaran tersebut lengkap dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan disampaikan kepada siswa.

Misalnya materi klasifikasi makhluk hidup, ia membuat media tentang metamorfosis kupu-kupu, album dikotil, album monokotil, album dedaunan, dan lainnya.

“Jadi saya sesuaikan dengan materi apa yang ingin saya sampaikan kepada siswa,” katanya.(ria)