radarjambi.co.id-Terhitung satu tahun lebih sejak bulan Maret 2020, Covid-19 telah menyebar di Indonesia.Pandemi ini telah mengubah banyak hal di kehidupan manusia, mulai tatanan negara, gaya hidup dan kehidupan sosial lainnya.
Berbagai kebijakan dari pemerintah mulai dilaksanakan, sepertilockdown di beberapa daerah serta penerapan ketat protokol kesehatan.
Walaupun demikian, kasus Covid-19 masih marak, bahkan meningkat di beberapa wilayah. Untuk itu, mau tidak mau tentu kita akan bersanding dengan dengan mahkluk miskroskopisini.
Bersanding disini, berarti tetap menjalani kehidupan tetapi dengan beberapa perubahan yang ada, lantas apa saja hal yang berubah di kehidupan kita selama pandemi?
Perubahan pertama ialah gaya hidup,gaya hidup merupakan hal yang terkena dampak cukup besar di masa pandemi ini.
Dulunya, kita sering berpergian dengan bebas, melakukan kumpul-kumpul dengan keluarga atau teman sebaya, beraktivitas di luar rumah, bersekolah, bekerja di kantor, dan melakukan momen kebersamaan lainnya.
Hal ini tentu saja berbanding terbalik dengan keadaan saat ini. Masker yang dulunya dipakai oleh orang sakit, sekarang diwajibkan bagi setiap individu.
Selain itu, kita juga menjadi pribadi yang lebih individualis karena jarang berinteraksi dengan orang lain, dan mau tidak mau kita harus mengalami berbagai perubahan yang ada.
Perubahan yang kedua adalah sistem pendidikan. Pembelajaran yang dulunya dilakukan secara langsung di sekolah (luring) kini bergeser menjadi daring atau online learning.
Hal ini merupakan solusi terbaik untuk memutus rantai penyebaran Covid-19. Di sisi lain, perlu diketahuiterdapat banyak kekurangandari sistem pebelajaran daring yang tentunya dirasakan baik siswa maupun pendidik.
Beberapa kekurangan dari sistem pembelajaran daring adalah gangguan jaringan atau sinyal dan data internet yang cukup mahal.
Selain itu, setiap individu diwajibkan untuk bisa menggunakan tekonologi dari berbagai platform yang mendukung pembelajaran daring, sedangkan tidak semua wilayah memiliki sinyal yang bagus untuk mengakses internet.
Perubahan yang ketiga adalah ekonomi negara. Pandemi Covid-19 telah menghambat aktivitas perekonomian Indonesia, bahkan seluruh dunia.
Menurunnya konsumsi dari masyarakat membuat pelaku usaha (produsen) meminimalisir kerugian, salah satunya dengan merumahkan karyawan bahkan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).
Tentu saja hal ini akan membuat pengangguran di Indonesia semakin meningkat. Mengutip berita dari Tribunnews.com (27/03/2021), kementrian ketenagakerjaan (kemnaker) menyebut terdapat 29,4 juta orang yang terdampak pandemi Covid-19. Jumlah tersebut termasuk tenaga kerja yang dirumahkan tanpa upah, tenaga kerja yang mengalami pengurangan jam kerja dan upah, dan tenaga kerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).
Selain perubahan eksternal, secara tidak sadar Pandemi Covid-19 juga berdampak pada perubahan internal, yaitu kondisi psikologis atau jiwa individu.
Seperti yang kita tahu, saat ini masyarakat dianjurkan untuk di rumah saja, tidak melakukan aktivitas di luar rumah, bahkan telah muncul istilahwork from home (WFH).
Tentu saja hal ini membuat gejolak bagi setiap individu, seperti rasa bosan, kesepian dan sebagainya.
Menurut beberapa mahasiswa, perkuliahan online dengan tugas yang menumpuk membuat pikiran mereka lebih gelisah daripada menyelesaikan tugas di kampus bersama teman-teman.
Mereka juga berpendapat perkuliahan online membuat mata mudah lelah karena terlalu lama memandang layar sekaligus terkena blue light dari layar laptop dan ponsel.
Di sisi lain, pembelajaran online juga memiliki dampak positif. Setiap individu dituntut untuk bisa menggunakan platform online sebagai media belajar atau bekerja, hal ini tentu saja menimbulkan tuntutanuntuk selalu update, sehingga dapat mengurangi kasus gaptek.
Berbagai perubahan yang terjadi selama pandemi merupakan hal yang patut dijadikan renungan bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Saat ini tentu banyak orang yang merindukan kehidupan normal seperti sedia kala, rindu akan kebebasan dan merasakan kebersamaan dengan orang-orang terkasih.
Setiap individu seharusnya melakukan upaya untuk mengembalikan keadaan menjadinormal seperti sebelumnya.
Dengan demikian, kita harus tetap mematuhi protokol kesehatan dan menjaga diri masing-masing, karena dengan menjaga diri sendiri berarti melindungi orang-orang sekitar yang kita sayangi. (***)
Penulis ; Indah Naufal Hidayah (Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Ahmad Dahlan)
Siswi SMA 2 Tebo Bicara Tentang Krisis Iklim Di KTT Iklim PBB