Kisah Tota Sinaga, Kepala Sekolah Tangguh yang Dedikasikan Hidupnya untuk Kemajuan Sekolah

Senin, 27 September 2021 - 11:49:11


/

RADARJAMBI.CO.ID-Tota Sinaga, S.Pd, saat ini menjadi kepala sekolah di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi yang terus berupaya meningkatkan pembelajaran, budaya baca dan manajemen sekolah.

Ia yang menjadi guru sejak tahun 1986 mengatakan bahwa, menjadi guru bukanlah untuk mengejar status sosial, bukan pula semata mengejar kebutuhan materi. Baginya, menjadi guru adalah pengabdian mendidik anak bangsa untuk menjadi generasi yang berakhlak dan juga cerdas.

Banyak suka duka yang dilaluinya menjadi seorang guru, pertama kali ia ditugaskan menjadi guru sejak tahun 1986 di SMPN 4 Tanjung Jabung Timur hingga sekarang pada usia 23 tahun.

"Sukanya bisa memberi ilmu yang berguna buat generasi penerus bangsa. Dukanya ketika saya sakit, dan sehingga harus melewatkan belajar bersama siswa," ungkapnya.

Itulah suka duka Tota selama menjadi guru, namun kini ia diberikan amanat sebagai kepala sekolah.

Kemudian Tota Sinaga dipercaya sebagai kepala sekolah di tempat yang sama mulai Tahun 2010 hingga tahun 2021 saat ini. 

"Pengalaman saya menjadi kepsek mitra Program PINTAR Tanoto Foundation adalah ada perubahan terhadap sekolah yaitu dengan terlibatnya orang tua dalam kegiatan di sekolah selain itu ada perubahan yang sangat besar terhadap tekhnik mengajar guru yang lebih menarik bagi siswa," terangnya.

Tota Sinaga menyampaikan bahwa cara yang dilakukannya dalam mengelola sekolah, sebagai kepala sekolah adalah mengajak guru, staf dan orang tua untuk rapat bersama ,dan memberikan motivasi bahwa sekolah adalah tanggung jawab bersama, menyampaikan evaluasi sekolah setiap tahun.

"Meningkatkan prestasi sekolah dan meningkatkan rasa percaya orang tua dan masyarakat," ujarnya.

Adapaun tantangan pendidikan di masa pandemi menurutnya pendidikan di masa pandemi peran kepala sekolah sangat diuji, dikarenakan kepala sekolah merupakan seseorang yang berada di garda terdepan dalam upaya mencerdaskan anak bangsa.

"Saya mendorong agar para guru tetap semangat mengajar di masa pandemi dan saat ini yang sudah tatap muka terbatas," terangnya.

Selain itu kepala sekolah juga merupakan panutan dalam memberikan suri tauladan kepada seluruh warga sekolah lainnya.

"Upaya saya sebagai Kepala sekolah dengan mengawasi guru saat mendampingi siswa, memanfaatkan grup orangtua dan grup kelas," tambahnya.

Selain itu, ia juga melengkapi sarana prasarana yang lain seperti menambah jaringan internet, kurang pemantauan orang tua, learning loss.

Baginya, membagikan ilmu tidak akan pernah habis ilmu yang ia miliki, justru akan semakin bertambah.

“Materi yang saya dapatkan seperti media pembelajaran yang ada dari alam sekitar,” ujarnya.

Tota mengaku, ilmu bisa ia dapatkan dari mana saja, termasuk dari buku, internet, maupun kegiatan MBS Group Learning yang ia dapatkan dari Program PINTAR Tanoto Foundation.

“Setelah dapat ilmunya, saya sampaikan kembali di sekolah saya untuk saya sebarkan kepada guru-guru maupun kepala sekolah lainnya," pungkasya.

*Dirikan Paguyuban Orang tua*

Salah satu kemajuan yang Tota lakukan adalah karena ia mendirikan paguyuban orangtua siswa. Kehadirannya sangat berarti bagi kemajuan sekolah. Berbagai peran bisa diambil oleh mereka seperti ikut menata kelas, pojok baca, hingga menyediakan buku bacaan.

Dalam mengajak keterlibatan mereka. Tota merapatkan terlebih dahulu dengan para guru, lalu dimusyawarahkan dengan orangtua dan komite.

“Kebetulan pengurus komitenya juga pernah dilatih peran serta masyarakat oleh Program PINTAR Tanoto Foundation,” ujarnya lagi.

Menurutnya, sebelum pandemi, hampir setiap sore dalam seminggu diisi orangtua datang ke sekolah. Mereka hadir bergotong royong membersihkan dan menata kelas anaknya.

“Semua bergotong royong, program peran serta masyarakat dan paguyuban orangtua siswa berjalan sesuai dengan program Dinas Pendidikan dan tentu saja ini berkat pelatihan dari Program PINTAR Tanoto Foundation,” ungkap Ibu Tota.

Lalu apa resep Tota sehingga sekolahnya bisa mendapatkan dukungan masyarakat dan orangtua?

Tota mengatakan strategi yang ia lakukan bersama guru dan pengurus lainnya adalah mensosialisasikan pentingnya pembentukan paguyuban orangtua.

Awalnya tentu saja sulit, karena banyak yang belum memahami seperti apa cara kerja dari paguyuban orangtua tersebut.

“Ya mereka bertanya-tanya, tujuannya apa membentuk paguyuban orangtua tersebut,” ungkapnya.

Lalu setelah saya menjelaskan, akhirnya semua pada menerima dan banyak membantu sekolah.

Ia sendiri sering terjun langsung melihat perkembangan kemajuan sekolah. Hanya saja, Tota berharap agar masyarakat dan paguyuban orangtua terus konsisten terlibat dalam mendukung keberhasilan sekolah.

“Saya berpesan bahwa dukungan dari masyarakat dan orangtua bukan hanya dana, namun tenaga dan fikiran juga bisa,” katanya.

Paguyuban orangtua siswa ini merupakan bagian dari stakeholder sekolah yang akan ikut menentukan keberhasilan dan kemajuan dunia pendidikan.

Paguyuban orangtua adalah wujud partisipasi masyarakat, di samping komite sekolah. Kehadiran paguyuban orangtua menjadi penting bagi sekolah yang beralamat di Jalan Sulthan Thaha Dendang ini.(*)