Menyoal Minat Baca di Indonesia, Catatan Hari Perpustakaan Sekolah Internasional

Minggu, 17 Oktober 2021 - 22:13:45


Nuzula Maghfiro
Nuzula Maghfiro /

Tepat 18 Oktober merupakan peringatanHari Perpustakan Sekolah Internasional (International SchoolLibrary Day).

Peringatan ini tentumenjadi momentum yang baik untuk membangun kesadaran akan pentingnya literasi dan pengembangan perpustakaan sekolah di seluruh dunia.

Hal itu dikarenakan dunia perpustakaan memegang peranan penting dan strategis untuk mengantar generasi muda Indonesia menuju pintu gerbangnya ilmu pengetahuan dan teknologi informasi.

Perpustakaan mempunyai peran penting demi terciptanya minat bacadan memberikan kontribusi terbukanya akses infomasi bagi pengunjungnya.

Hari Perpustakaan Sekolah Internasional

Peringatan Hari Perpustakaan Sekolah Internasional ini pertama kali di selenggarakan pada 18 Oktober 1999. Pada peringatan pertama kalinya ini, Peringatan Hari Perpustakaan Sekolah Internasional ini mengusung tema "a Day in inthe Life...".

Dikutip dari laman perpusnas.go.id, Hari Perpustakaan Sekolah Internasional ini dicanangkan oleh Presiden International AsscocitaionofSchoolLibrarianship (IASL), Dr Blanche Woolls pada tahun 1999.

Kemudian Hari Perpustakaan Sekolah Internasional ini ditegaskan kembali oleh Presiden IASL, Peter Genco pada tahun 2005.

Sedangkan pada tahun 2008 Hari Perpustakaan Sekolah Internasional ini berubah menjadi Bulan Perpustakaan Sekolah Internasional. Sebagaimana dikutip dari laman atpusi.or.id.

Tidak begitu banyak sejarah dari penetapan tanggal tersebut. Hanya saja dengan adanya hari peringatan ini dappat dijadikan momentum untuk menyuarakan dan mengkampanyekan pentingnya literasi untuk generasi muda.

Minat Baca Masyarakat Indonesia

Hampir semua orang telah mengetahui banyak manfaat yang ada dalam sebuah buku. Namun, tak sedikit pula orang yang menganggap buku sebagai bacaan membosankan dan tidak menarik.

Masyarakat seringkali lebih betah memandangi layar ponsel selama berjam-jam daripada membaca sebuah buku meskipun hanya satu lembar.

Hal tersebut sudah cukup menjelaskan mengapa buku semakin jauh dari gaya hidup masyarakat Indonesia.

Dalam penelitian dari CentralConnecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu, yang menempatkan Indonesia pada peringkat 60 dari 61 negara dalam hal minat baca masyarakat.

Padahal, peringkat Indonesia berada di atas negara-negara Eropa dalam segi penilaian infrastruktur pendukung minat baca (kompas.com, tanggal 29 Agustus 2016 versi daring).

Hal tersebut dapat dipahami bahwa penyebab utama rendahnya minat baca masyarakat Indonesia memang disebabkan oleh kemauan dari diri mereka masing-masing.

Selain itu, terdapat pula problematika pola pikir masyarakat yang menjadi penyebab mereka enggan membaca. Pola pikir membaca hanya untuk sekadar hobi masih sering terdengar,pandangan ini menjadi dalih seseorang tidak mau membaca hanya karena bukan termasuk salah satu hobi atau kegemarannya.

Padahal, tak dipungkiri bahwa membaca merupakan kunci dari gudang ilmu yang dapat memberikan banyak manfaat jangka pendek maupun panjang bagi kehidupan manusia.

Tentang manfaat dari kebiasaan membaca pun telah terbukti menuntun banyak orang menuju jalan kesuksesan, misalnya saja Bill Gates sang pendiri Microsoft. Disebutkan bahwa Gates terbiasa menghabiskan sebagian besar waktunya untuk membaca.

Bahkan, Bill Gates sendiri mengaku dapat membaca lebih dari 50 buku setiap tahunnya. Berkat kebiasaannya ini, Ia dapat mengubah dunia melalui pemikiran-pemikirannya yang visioner.

Oleh karena itu, pada momentum Hari Perpustakaan Sekolah Internasional ini generasi muda sudah sepatutnya membantumembangkitkan minat bacamasyarakat Indonesia dengan memulai dari diri sendiri membaca satu hari satu lembar (One Day One Page) sesuai yang dicanangkan oleh pemerintah. (***)

 

Penulis: Nuzula Maghfiro, Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Airlangga, Peserta Pertukaran Mahasiswa Merdeka Dalam Negeri (PMM-DN).