Selisih Paham Ortu Sekolah MTAM Dengan Pihak Sekolah Sudah Selesai

Jumat, 10 Desember 2021 - 15:20:01


/

Radarjambi.co.id-JAMBI-Sempat viral sebelum di masyarakat adanya kabar dugaan dua siswi kakak beradik yang di usir dari sekolah saat hendak ujian karena belum bayar SPP, Kamis, (9/12) kemarin.

Pihak dari Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah Mahdaliyah (MTAM) Kota Jambi, bertemu langsung dengan orang tua siswi yang di tengahi oleh Camat Kota Baru, Jauharul Ihsan.

Jauharul Ihsan mengatakan, dirinya langsung bertindak cepat usai mendapatkan instruksi langsung dari Walikota Jambi, Syarif Fasha.

Jauharul menilai hal ini bermula dari kurangnya komunikasi sekolah dan orang tua. Namun hal itu sudah menemukan titik terang baik dari pihak sekolah maupun orang tua siswi.

"Kami disini menyikapi, menengahi dan mengklarifikasi permasalahan ini agar tidak berlarut-larut," ujar Jauharul Ihsan dalam sebuah video yang di unggah akun Youtube salah satu media.

Selain itu, Jauharul juga menyampaikan amanah dari Walikota Jambi yang sebelumnya telah di beritakan akan membayar tunggakan SPP dua siswi tersebut.

"Kami juga menyerahkan wujud kepedulian Walikota kita, untuk membayar SPP," lanjutnya.

Selanjutnya, Waka Kepsek Madrasah Aliyah Mahdaliyah Kota Jambi, Nanik Elfira menuturkan bahwa tidak ada pengusiran siswa seperti yang di beritakan sebelum.

Sedangkan untuk jumlah SPP senilai RP 80 ribu untuk Madrasah Aliyah dan RP 60 ribu untuk Madrasah Tsanawiyah.

Bahkan lanjutnya, 75 persen dari siswa diyayasan dibebaskan dari biaya SPP karena berasal dari panti asuhan.

"SPP di madrasah kami ini berjenjang, yang yatim piatu tidak bayar dari kelas 1 sampai kelas 3, kemudian kita juga melihat latar belakang pekerjaan orang tua, kalau memang orang tua tidak sanggup, kita ada yang 30 ribu, ada 50 dan yang 60 juga ada," papar Nanik.

Lebih lanjut katanya, pihak dari sekolah sudah beberapa kali memanggil orang tua siswi tersebut untuk berkomunikasi dan mencari jalan keluar bila ada permasalahan dalam membayar SPP.

Selanjutnya, orang tua siswa Nopri, membenarkan bahwa permasalahan yang terjadi karena kurangnya komunikasi.

Dirinya menuturkan bahwa saat itu anaknya bukan di usir, hanya saja disuruh pulang untuk memanggil orang tua. Dirinya berharap hal ini tidak menimbulkan keresahan di masyarakat. (ria/akd)