Petani Swadaya di Batanghari MoU Tiga Perusahaan

Selasa, 11 Januari 2022 - 21:31:09


Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) yang bertujuan untuk membantu petani swadaya dalam meningkatkan produktivitas, sertifikasi internasional, dan mendapatkan premi penjualan dari minyak sawit bersertifikat yang disaksikan langsung Bupati.
Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) yang bertujuan untuk membantu petani swadaya dalam meningkatkan produktivitas, sertifikasi internasional, dan mendapatkan premi penjualan dari minyak sawit bersertifikat yang disaksikan langsung Bupati. /

RADARJAMBI.CO.ID -Tiga perusahaan terkemuka di industri kelapa sawit - Kao Corporation, Apical Group dan Asian Agri membawa inisiatif keberlanjutan “SMILE” atau “SMallholder Inclusion for better Livelihood & Empowerment Program” atau

“Inklusi Petani untuk Kesejahteraan & Pemberdayaan yang lebih baik” kepada 151 petani swadaya di Kecamatan Maro Sebo Ilir, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi.

PT Inti Indosawit Subur, unit bisnis di bawah naungan Asian Agri dan Perkumpulan Putra Tunggal Bukit Sangkilan pada Selasa (11/1/2022) menandatangani nota kesepahaman (MoU) yang bertujuan untuk membantu petani swadaya dalam meningkatkan produktivitas, sertifikasi internasional, dan mendapatkan premi penjualan dari minyak sawit bersertifikat.

 Tidak seperti petani plasma yang didukung secara teknis dan finansial oleh perusahaan perkebunan, petani swadaya berdiri sendiri secara finansial, dan seringkali tidak memiliki keahlian yang cukup serta sumber daya yang terbatas untuk mengelola kebun sawitnya dan memproduksi minyak sawit secara produktif dan berkelanjutan. 

Program SMILE tidak hanya berupaya meningkatkan pendapatan petani swadaya melalui peningkatan kapasitas dalam pengetahuan teknis, tetapi juga membantu membuka jalan untuk mencapai sertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO). 

Sejak diluncurkan pada Oktober 2020, program ini telah memberikan manfaat bagi sekitar 697 petani swadaya yang tersebar di Sumatera Utara, Riau, dan Jambi.

Fitria Kurniawan, Sustainability Manager Apical mengatakan, Petani swadaya menyumbang sekitar 30% dari produksi minyak sawit di Indonesia, oleh karena itu sangat penting bagi Apical untuk membantu memfasilitasi inklusi mereka ke dalam rantai pasokan global yang berkelanjutan. 

Melalui kolaborasi serta dukungan mitra seperti Asian Agri yang memiliki pengalaman bertahun-tahun dalam bekerja sama dengan petani, kami berkomitmen untuk menjembatani kesenjangan pengetahuan petani swadaya untuk meningkatkan kesejahteraan mereka, sejalan dengan hal tersebut, pihaknya juga membangun rantai pasokan yang ramah lingkungan dan bertanggung jawab secara sosial.

Regional Head Asian Agri Wilayah Jambi, Ramli Simamarta mengungkapkan bahwa selama lebih dari 34 tahun, Asian Agri telah membangun kapasitas petani melalui bimbingan berkelanjutan mengenai praktik perkebunan sawit terbaik. 

“Melalui program SMILE, kami ingin menjangkau lebih luas petani swadaya untuk memperoleh sertifikasi serta memberi pengetahuan bagaimana mengoptimalkan hasil dan produksi tanpa membuka lahan baru dengan pemilihan bibit sawit yang tepat serta bantuan infrastruktur, guna meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan mereka,” tambah Ramli.

Ketua Perkumpulan Putra Tunggal Bukit Sangkilan, Sabki Saputra mengatakan bahwa program SMILE memberikan dampak positif bagi para petani swadaya. 

“Mewakili asosiasi, saya berterima kasih kepada Apical, Asian Agri, dan Kao atas program SMILE yang telah membantu kami sebagai petani swadaya. Melalui program ini, kami mendapatkan bimbingan serta pelatihan tentang budidaya kelapa sawit berkelanjutan untuk mendapatkan sertifikasi RSPO, serta pemberian premi setelah memperoleh sertifikat RSPO. Kami berharap kerja sama ini dapat berlangsung terus menerus dan semoga semakin banyak petani swadaya yang dapat mengikuti program ini,” tambah Sabki. 

Sejak awal diluncurkan, SMILE telah membuat langkah besar dalam meningkatkan kesejahteraan petani dengan menjembatani kesenjangan pengetahuan. Kegiatan yang sedang berlangsung pada Fase Pertama (2020-2025) antara lain:

1. Pengembangan dan dukungan yang diperlukan untuk pemenuhan sertifikasi RSPO;

2. Lokakarya dan pelatihan untuk berbagai kelompok petani;

3. Penyelesaian pemetaan poligon untuk kebun sawit petani swadaya;

4. Analisis kesenjangan persyaratan/kriteria sertifikasi RSPO oleh konsultan; dan

5. Melakukan pelatihan kepada para petani mengenai penerapan safety atau keamanan yang sesuai standar di kebun sawit petani swadaya.

Bupati Batanghari, Muhammad Fadhil Arief, yang juga hadir dalam kegiatan ini mengungkapkan bahwa Pemerintah Daerah Batanghari sangat mendukung program Smile yg digagas Apical, Kao, dan Asian Agri. 

“Sekitar 60% sumber pendapatan masyarakat di Kabupaten Batanghari adalah dari sawit, karena itu kami selalu mendukung program-program terbaik terkait sawit, terutama karena program Smile ini sejalan dengan kewajiban kami sebagai Pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya, terutama petani,” katanya.

Bupati juga berpesan, kepada masyarakat khususnya masyarakat Batanghari mengerti terlebih dahulu apa itu nota kesepahamam. Sehinngga menjadi kerja sama yang baik tentunya saling menguntungkan untuk petani dan perusahaan.

" Sudah neken nota kesapahaman, tapi tidak paham, sehingga menjadi masalah. Dan ini perlu kita ingatkan kembali, nota kesapaham untuk saling menguntungkan. Disini perlu hak dan kewajiban. Kadang-kadang orang Kito orang indonesia umumnya hak duluan kewajiban belakangan," ungkapnya. 

Dalam kesempatan ini Bupati Batanghari juga memberikan apresiasi kepada seluruh petani swadaya yang tergabung dalam program SMILE. Hal ini ditunjukkan dengan pemberian plakat kepada Ketua Perkumpulan Putra Tunggal Bukit Sangkilan sebagai apresiasi atas upaya para petani dalam mencapai program keberlanjutan Indonesia untuk mencapai sumber ketahanan pangan yang berkelanjutan dan tertelusur.

Pada kegiatan ini, para petani swadaya yang hadir juga mendapatkan peralatan keselamatan berupa helm pengaman, sarung tangan, alat pemadam kebakaran, dan lain-lain. 

Seiring transisi program ke fase kedua (2022 – 2027), kemajuan yang telah dicapai oleh para petani swadaya pada bawah fase pertama akan dipantau untuk persiapan audit mendatang serta dimulainya persiapan untuk sertifikasi RSPO bagi petani swadaya pada fase kedua. 

Ivan Novrizaldie Certification & Traceability Senior Manager Asian Agri ketika disinggung mengenai kenapa baru melakukan kerja sama, padahal asosiasi putra tunggal bukit sangkilan sudah ada sejak lama.

" Untuk program Smile memang pertama namun sebenarnya sejak lama Asian Agri selalu mendampingi petani untuk mendapatkan sertifikasi berkelanjutan internasional maupun lokal," terang pria yang menggagas program Smile pertama di Provinsi Jambi ini . (Hmi)

Editor : Endang Heryanto