Mencari Ilmu di Sekolah Minim Fasilitas

Kamis, 24 Maret 2022 - 14:15:38


/

Pengalaman hidup kita adalah pembelajaran yang paling nyata. Jika tujuan pendidikan itu untuk mempertajam kecerdasan, memperkukuh kemauan serta memperhalus perasaan maka hal yang membedakan adalah kualitas manusianya.

Apabila kualitasnya baik dan mendapat pendidikan terbaik, tentunya hasil yang diperoleh akan menjadi lebih maksimal.

Namun tidak pulalah terlepas dari fasilitas kelas yang memadai dan lingkungan pendidikan yang baik.

Pada Kelurahan Pamenang, Kabupaten Merangin, Jambi ada sekolah yang dapat dikatakan kurang layak untuk proses belajar mengajar.

Kegiatan pembelajaran kelas 2 dan 3 Sekolah Dasar Negeri 217 Dusun Tuo dengan belasan siswa setiap hari terpaksa harus belajar di ruang kelas bekas perumahan guru di Dusun Tuo.

Dengan kondisi yang hampir roboh, sebagian besar tembok jebol atap ruangan yang tidak memiliki plafon, dan kayu penyangga lapuk. Sehingga guru khawatir bisa roboh menimpa para murid.

Kerusakan sekolah dimulai sejak lima tahun yang lalu semakin parah tiap tahunnya. Tak hanya itu, sekolah tersebut tidak memiliki toilet dan pagar serta jumlah tenaga pendidik yang minim.

Dilansir dari laman https://www.dailymotion.com/video/x8756s9\ Pihak sekolah mengaku sudah melaporkan kondisi sekolah, namun belum ada perbaikan dari pemerintah Kabupaten Merangin.

“Kalau kami lah (sudah) pernah pak mengajukan laporan perbaikan, memang sekolah ini pak. Sekolah tua. Ada alumni sekolah ini yang sudah jadi anggota DPR dan asisten Bupati. Perhatian dari mereka yo (ya) menyuruh ajukan ke atas. Namun sampe sekarang belum ada pergerakan perbaikan pak”, ujar pak Zamzani dikutip dari medcom.id 14 Februari 2022.

Di gedung sekolah rusak inilah, setiap hari siswa dan guru SDN 217, melakukan pembelajaran tatap muka (PTM). Tak jarang ketika hujan turun, alat-alat belajar siswa basah terkena air hujan yang terbawa angin.

Siswa serta guru berharap ruangan kelas bisa segera diperbaiki agar dapat belajar dengan kondisi yang baik, aman dan nyaman.

Namun, mereka tidak punya pilihan lain, karena ketiadaan ruang kelas serta demi proses pembelajaran dapat berjalan.

Laporan demi laporan sudah sering diajukan kepada dinas pendidikan kabupaten Merangin untuk membantu sekolah ini. Kini para siswa dan guru berharap penuh pada pemerintah daerah agar sekolah dapat segera di perbaiki karena jika tak kunjung di perbaiki, keselamatan siswa pun di pertaruhkan.

Pada artikel yang saya buat ini, bertujuan agar para pembaca dapat memetik pelajaran dari kisahnya untuk tetap semangat dalam menegakkan pendidikan. Tak pandang apapun kondisinya.(***)

 

Penulis ; Gusti Andin Fadillah
Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi