Pentingnya Pojok Literasi di TPA

Jumat, 15 April 2022 - 15:22:54


Virma Tama Saputra
Virma Tama Saputra /

Radarjambi.co.id-Literasi masih banyak belum banyak dipahami oleh banyak orang. Baik pemuda maupun orang tua saat ini kurang tanggap dengan literasi.

Di Indonesia tingkat literasi sangat rendah, salah satu bukti rendahnya tingkat literasi di Indonesia (Litbang Kemdikbud, 2019) adalah angka rata-rata Indeks Alibaca Nasional berada di angka 37,32.

Untuk kawasan ASEAN, posisi Indonesia berada di bawah Singapura, Malaysia, dan Thailanad. Dalam laporan Programme for International Student Assessment (PISA) pada tahun 2018 yang dilakukan oleh The Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) posisi Indonesia berada di peringkat 72 dari 77 negara.

Angka pengguna internet semakin menakjubkan, pengguna internet mencapai 175,4 juta orang. Waktu orang Indonesia untuk mengkases dunia maya selama 7 jam 59 menit per hari.

Pemuda maupun orang tua kini sangat piawai dalam menggunakan gadget. Dunia maya kini sangat mudah untuk diakses, tidak hanya orang dewasa kini anak usia dini justru terkadang lebih pandai adalam menggunakan gadget dan mengkases internet.

Hal inilah yang menjadikan Indonesia rendah dalam hal literasi. Literasi memang tidak hanya dapat dilakukan dengan membaca buku, karena literasi saat ini dapat dilakukan secara digital, artinya bisa dilakukan menggunakan alat komumikasi yang kita miliki.

Kegiatan literasi tidak hanya dapat dilakukan pada sekolah, namun dapat dilakukan di TPA dengan mengadakan pojok literasi. Tujuannya adalah agar genarasi penerus bangsa memiliki melek literasi yakni sekurang-kurangnya melek baca dan tulis.

Literasi tidak hanya dikembangkan atau dapat dilakukan pada sekolah selaku pendidikan formal, dengan adanya pojok literasi di TPA akan membantu minat baca semua kalangan, baik kalangan muda maupun orang tua.

TPA merupakan salah satu fasilitas umum yang setiap harinya tidak pernah sepi dikunjungi oleh masyarakat berbagai usia.

Seperti yang kita tahu bahwa di TPA tidak hanya melakukan kegiatan beribadah seperti sholat berjamaah, selain itu kini kegiatan yang sering dijumpai adalah TPA yang banyak diikuti oleh anak-anak.

Pojok literasi di masjid dirasa penting karena apabila pengunjung masjid atau yang mengikuti TPA sedang berada di masjid bisa meluangkan waktunya untuk membaca referensi buku-buku yang disediakan pada pojok literasi. Menunggu waktu sholat, menunggu giliran waktu mengaji sangat mungkin dilakukan untuk kegiatan literasi.

Pemerintah menyadari bahawa tingkat literasi di Indonesia masih jauh tertinggal dengan negara lainnya baik secara kancah international maupun dibandingkan dengan negara di ASEAN.

Gerakan literasi disekolah sebagai jawaban dari permasalahan atas pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayan yang telah merancang suatu program yang terstruktur dan tersistem lewat perubahan kurikulum dengan menetapkan program Gerakan Literasi Sekolah sejak 2016.

Gerakan literasi di TPA juga dapat dijadikan sebagai solusi untuk meningkatkan minat literasi masyarakat Indonesia agar tidak jauh tertinggal dan mampu bersaing dengan negara di luar sana. Buku merupakan jembatan ilmu, dengan banyak membaca maka kita akan memiliki banyak informasi dan wawasan .

Kegiatan membaca merupakan salah satu kegiatan yang fleksibel, artinya dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja.

Pojok literasi di TPA memberikan kesempatan bagi mereka yang memiliki waktu luang selepas sholat Jumat, menunggu waktu sholat, mereka yang mengikuti kegiatan TPA dan lain sebagainya tanpa batasan waktu dan ruang.

Harapannya dengan pojok literasi di TPA akan memperluas jangkaun gemar maembaca namun juga sebagai pancingan agar tingkat kesadaran literasi masyarakat Indonesia.

Pojok literasi dapat direaliasikan oleh pemerintah setempat maupun kesadaran masyarakat. Buku-buku yang disediakan pada pojok literasi di TPA dapat bervariasi, seperti majalah, tabloid, dan buku-buku tentang islam maupun pengetahuan mum lainnya yang bervariatif. (***)

 

Penulis : Virma Tama Saputra, Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.