Dampak Game Online bagi Perkembangan Anak

Jumat, 15 April 2022 - 17:03:06


Ella Zulva Diningrum
Ella Zulva Diningrum /

Radarjambi.co.id-Dapat diketahui bersama bahwa game online kini kembali marak khususnya dikalangan anak-anak.

Pada masa kini, game online ini sangat banyak digunakan oleh anak-anak melalui media elektronik yang terhubungan dengan jejaring internet.Menurut Januardan Turmudzi (2006:52) game online merupakan suatu jenis permainan yang menggunakan jaringan internet sebagai medianya.

Menurut pendapat saya pribadi, game online ini mencang dampak yang sangat besar khususnya bagi perkembangan anak dari berbagai sisi.

Game online ini bukan hanyak dimainkan oleh anak-anak saja, tetapi banyak orang tua bahkan anak muda menghabiskan waktunya untuk bermain game tersebut.

Seorang yang telah memainkan game tersebut pasti akan ketagihan ataupun kecanduan bahkan bisa sampai membuat mereka lupa waktu.

Beberapa pecandu game online pada orang disekitar saya, misalnya Higgs Domino pasti menghadapi pengurangan fokus untuk mengerjakan suatu pekerjaan. Kadang kala emosi mereka pun menjadi tidak stabil dan membuat mereka anti sosial.

Dengan bermain Higgs Domino ini mereka akan kecanduan untuk membeli chips supaya dapat bermain game tersebut, sehingga jika ia mengalami kekalahan dalam game tersebut akan terus berusaha untuk membeli chips bahkan dengan cara berhutang.

Pengaruh game online akibat bermain dengan waktu yang lama dapat mempengaruhi psikologis anak dengan timbulnya emosi dan stress.

Dampak lain seseorang mengalami kecanduan game online sangat besar misalnya mengalami keluhan secara fisik juga mengalami perubahan struktur dan fungsi otak.

Seorang praktisi kesehatan jiwa Dr. Kristiana Siste, SpKJ (K) mengatakan “Struktur dan fungsi otaknya mengalami perubahan. Jadi kalau kita lihat otaknya pakai MRI, ada perubahan dibagian otak pre-frontal cortex”.

Gangguan pada bagian otak tersebut mengundang orang yang suatu ketergantungan maupun kecanduan kehilangan beberapa fungsi otaknya, misalkan fungsi atensi (memusatkan perhatian terhadap sesuatu hal), fungsi eksekutif (merencan akan dan melakukan tindakan), dan fungsi inhibisi (kemampuan untuk membatasi).

Berbagai macam game online seperti Higgs Domino, Free Fire, Mobile Legend dan masih banyak yang lainnya membuat remaja dan anak-anak bahkan kepala keluarga rela menyisihkan uangsakunya untuk bermain serta menghabiskan waktunya sehingga lama kelamaan memasuki fase kecanduan.

Yang dapat saya temui saat ini, kepala keluarga yang terlibat dalam game online ini sampai lupa mencari nafkah untuk anak dan istrinya. Padahal seharusnya yang mencari nafkah ialah seorang suami tetapi ini terbalik.

Seorang yang sudah terbiasa bermain game dan kemudian ia mendapatkan reward atau menang dalam bermain game tersebut mereka akhirnya akan sulit untuk menunda keinginan. Sehingga jika mereka mengalami kekalahan akan teru smencoba ulang bermain hingga mendapatkan reward kembali.

Terlebih lagi semenjak adanya pembelajaran daring atau online ini membuat anak-anak sangat malas untuk belajar.

Memainkan game online secara berlebihan memberikan banyak dampak negatif misalnya malas mengerjakan aktifitas lainnya, cepat emosi, gangguan pada mata, keluarnya kata-kata kasar, dan lain sebagainya.

Dengan begitu, selagi anak masih kecil sebaiknya orang tua memberikan batasan-batasan terhadap anak untuk bermain game online.

Anak boleh saja bermain game online, tetapi maksimal waktu yang diberikanya itu satu jam.Setelah itu bisa ajak anak untuk belajar, namun jangan monoton untuk belajar yang serius.

Sebaiknya anak diajak bermain sambil belajar hingga perlahan membuat anak lupa untuk bermain game online.

Oleh sebab itu, peran orang tua sangatlah penting bagi perkembangan anak.Semenjak adanya game online ini, memberikan pengaruh yang sangat buruk bagi anak.

Sebelum anak beranjak dewasa dan kecanduan game, sebaiknya diberikan permainan yang lain. Jika anak sudah kecanduan game, maka akan sulit dalam melakukan suatu pekerjaan di masa yang akan datang. (***)

Penulis : Ella Zulva Diningrum, Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.