Perempuan Mengenyam Pendidikan Tinggi, Untuk Apa?

Minggu, 09 April 2023 - 11:50:36


Nafisatul Faridah
Nafisatul Faridah /

Radarjambi.co.id-Pendidikan merupakan proses belajar mengajar untuk memperoleh ilmu  agar menjadi lebih baik, dengan menerapkan nilai-nilai yang telah diajarkan.

Pengajar bisa dilakukan oleh dosen, guru, ustaz yang mengajar atau yang menyampaikan ilmu. Secara umum pendidikan adalah proses pembelajaran untuk menyiapkan masa yang akan datang.

Pendidikan adalah kebutuhan mutlak bagi manusia sejak lahir samapai meninggal dunia. pendidikan bisa dimulai sejak dalam kandungan ibu masa usia dini 0-6 tahun.

Sejak  masa anak mengenal hal baru di lingkungan sekitar. Karena apa yang terjadi pada masa kini akan menentukan perkembangan selanjutnya.

Pendidikan merupakan hal penting dalam hidup baik laki-laki maupun perempuan. Akan tetapi, di Indonesia terdapat sudut pandang masyarakat yang menyangkutpautkan pendidikan dengan kodrat perempuan yang ingin berpendidikan tinggi-tinggi dipandang sebelah mata, seperti tidak ada gunanya.

Contohnya ujaran, “Untuk apa perempuan sekolah tinggi, kalau ujung-ujungnya hanya di dapur?”. Dari sudut pandang tersebut harus diluruskan mengenai pentingnya sebuah pendidikan seorang perempuan.

Kesimpulannya masyarakat sudah terbiasa akan stigma tersebut. Salah satu penyebab adannya kesenjangan antara laki-laki dan perempuan ketidakadilan gender, yang sudah terbiasa bagi seorang perempuan hanya di rumah dan laki-laki yang wajib untuk bekerja mencari nafkah.

Kesadaran akan pendidikan masih sangat rendah. Salah satu mengenai faktor ekonomi yang saat ini masih kurang mementingkan pada dunia pendidikan yang membuat memilih untuk menikah diusia dini dengan dalih karena ekonomi

“Menyelamatkan ekonomi”. Hal tersebut sudah sering terjadi pada masyarakat bahkan sudah dianggap hal biasa. Karena sebagai penerus perubahan bangsa harus memiliki semangat menuju pemikiran yang lebih maju.

Generasi Emas

Melalui pendidikan seorang perempuan sebagai calon ibu harus memiliki pengetahuan yang luas untuk anaknya. kelak akan membimbingmasa depan anak, mulai dari memberikan gizi, sekolah anak, kebutuhan anak dan lainnya.

Seorang ibu ialah madrasah utama bagi anaknya namun, di masyarakat Laki-laki diwajibkan untuk mencari pekerjaan dibandingkan perempuan, faktor utamanya kekuatan finansial dan rata-rata upah perempuan lebih rendah, yang menuntut kaum hawa untuk mengalah serta norma sosial peremuan dituntut untuk di dapur karena sudah kodratnya.

Hal tersebut tak jarang membuat seorang perempuan semakin kehilangan motivasi, kepercayaan diri atas kesempatan dan tidak terlalu mementingkan pendidikan tinggi bagi dirinya.

Sehingga kamu dapat membangun generasi unggul lewat anak, anak-anak kelak akan menjadi penerus bangsa sehingga harus dididik sejak dini dengan sebaik-baiknya agar menjadi generasi unggul kemajuan bangsa.

Perempuan berpendidikan tinggi bukan untuk menyaingi lelaki tapi untuk membangun generasi. Berpendidikan tinggi merupakan proses mengembangan sikap, kemampuan, nilai praktis untuk mencapai perkembangan yang baik.

Pengetahuan bisa didapatkan dimana saja dan kapan saja, teknologi yang semakin canggih membuat kita  mudah untuk mencari sumber informasi tetapi, ini tentang bagaimana kita bepikir dalam menyelesaikan masalah disekitar kita.

Seperti pada kutipan “Apalah arti berpikir, jika tidak menyelesaikan masalah yang ada disekitar”WS Rendra dalam kata-kata bijaknya.

Tujuan pendidikan untuk menggantikan pemikiran dari yang sebelumnya kosong atau tidak tahu menjadi yang lebih terbuka.

Apalagi saat kuliah akan bertemu dengan teman-temanyang memiliki berbagai latar belakang  suku, agama,dan karakteryang berbeda. Pendidikan tinggi dapat merangsang inovasi, perkembangan, dan pertumbuhan serta peningkatan sumber daya manusia. karena memiliki tantanga dan ide-ide baru.

Berpendidikan Tinggi Sulit Jodoh

Ketika seorang perempuan berpendidikan tinggi tentunya akan mendapatkan jodoh yang baik atau setara dengannya.

Stigma tersebut sering kali terdengar dikalangan kaum hawa. Padahal faktanya jodoh, kematian, dan rezeki hanya Tuhan yang menggatur jauh sebelum kita lahir sudah ditakdirkan.

Sebagai orang yang beriman hanya bisa berdoa meminta pertolongan untuk yang terbaik. Miris memang jika kalimat larangan melanjutkan pendidikan tinggi khususnya kaum perempuan dengan dalih sulit jodoh.

Dahulu R.A Kartini bersusah payah memperjuangkan emansipasi wanita mengangkat derajat perempuan agar memperoleh hak-haknya terutama pendidikan.

Para laki-laki yang memiliki pasangan yang berpendidikan lebih tinggi tidak perlu takut, tidak perlu minder merasa tersaingi, dan tidak perlu diragukan lagi justru harus bangga. Dengan itu perempuan diharapkan berkontribusi besar dalam keluarga.

Seorang perempuan sangat wajib memiliki wawasan yang luas dengan latar pendidikan tinggi untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih layak.

Untuk itu seorang perempuan haruslah memiliki background pendidikan yang tinggi sehinga mampu bersaing layaknya laki-laki untuk mendapatkan pekerjaan dan kedudukan yang terjamin di masa depan.

Perempuan yang cerdas akan lebih bijak karena mampu kemana arah yang akan dituju dengan terarah namun, pendidikan bagi perempuan akan membentuk pola pikir yang kritis. Dengan pola pikir kritis dapat melihat berbagai sudut pandang sehingga mampu untuk memutuskan dengan pemikiran matang. (*)

 

Penulis :  Nafisatul Faridah, Mahasiswa S-1 PBSI FKIP UAD