Radarjambi.co.id-Metode Matematika GASING diperkenalkan dan dikembangkan oleh Prof. Yohanes Surya.
GASING merupakan singkatan dari Gampang, Asyik, dan Menyenangkan. Sejak tahun 2010 hingga saat ini, pelatihan Matematika GASING sering dilaksanakan di berbagai daerah dan hampir mencakup seluruh provinsi di Indonesia.
Bahkan pelatihan Matematika GASING telah dilaksanakan di berbagai daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal), seperti pedalaman Papua Barat, Pedalaman Papua, dan daerah pelosok lainnya.
Pelatihan tersebut dilaksanakan untuk siswa maupun guru. Bahkan ada juga yang dilaksanakan untuk calon karyawan suatu perusahaan.
Saat ini, banyak yang beranggapan bahwa matematika GASING adalah metode yang dipelajari agar siswa cepat dalam berhitung.
Dengan kata lain, menganggap bahwa Matematika GASING berisi “trik-trik cepat” untuk menjawab soal.
Matematika memang dikenal oleh sebagian besar siswa sebagai mata pelajaran yang sulit sehingga banyak siswa yang menghindarinya.
Apabila ada yang berpandangan bahwa inti dari belajar metode matematika GASING adalah untuk bisa jawab soal matematika yang sulit dengan cepat tanpa prosedur, itu pandangan yang keliru.
Matematika GASING yang diperkenalkan oleh Prof. Yohanes Surya adalah suatu metode pembelajaran matematika yang dilakukan langkah demi langkah (step-by-step) untuk menguasai konsep materi dan mencapai “titik kritis”.
Setiap topik materi matematika, ada titik kritis yang harus dicapai. Setiap tahapan tidak boleh dilompati agar dapat menguasai materi tersebut.
Dalam penerapannya, siswa diajak bermain dan bereksplorasi dengan alat peraga.
Penyajian materi diawali dengan tahapan konkret, abstrak, dan terakhir mencongak.
Apabila siswa dapat menjawab soal dengan mencongak setelah belajar matematika GASING, bukan karena siswa belajar trik cepat seperti halnya yang diajarkan oleh banyak bimbingan belajar (bimbel).
Siswa dapat menjawab soal dengan cepat karena sudah menemukan sendiri “AHA” melalui pengalaman belajar yang bermakna.
Metode Matematika GASING sesuai dengan teori konstruktivisme karena memberikan keluasan berfikir kepada siswa untuk mempraktikkan teori yang sudah di ketahui siswa dalam kehidupan.
Kegiatan bermain dan ekslorasi alat peraga Matematika GASING dapat membuat siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dan membuat suasana lebih menyenangkan.
Setelah mencapai titik kritis, siswa diberikan soal-soal latihan. Prof. Yohanes Surya menyatakan bahwa soal-soal diberikan kepada siswa bukan untuk “menguji” kemampuan siswa, melainkan untuk “memuji” siswa.
Soal-soal latihan yang jumlahnya cukup banyak, diberikan guru kepada siswa hanya ketika siswa sudah merasa “asyik”.
Bahkan di setiap pelatihan Matematika GASING, banyak siswa yang meminta sendiri soal-soal latihan karena sudah merasa mampu menjawabnya setelah belajar Matematika GASING.
Jadi, apabila ada yang berpandangan metode Matematika GASING kegiatan intinya adalah “drilling” soal agar bisa mencongak, tentu saja persepsi itu keliru.(*)
Penulis : Bobbi Rahman, S.Si., M.Pd.
Status: Mahasiswa S3 Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) - Bandung
Pekerjaan: Dosen STKIP Surya (Pusat Matematika GASING)
Self-Assessment sebagai Kunci Sukses Pembelajaran Kurikulum Merdeka
Belajar dari Ibok Retno Hening : Agar Anak Terbiasa Berpikir Kritis
KPU Sarolangun Optimalisasikan Pendistribusian Logistik Pilkada 2024