Radarjambi.co.id-Sastra Cyber, tidak asing lagi bagi kita yang telah hidup dalam perkembangan serba teknologi saat ini. Istilah kata cyber yang langsung dapat kita tebak, pasti menggunakan media elektronik atau digital.
Lebih tepatnya sastra cyber adalah sastra yang dipublikasikan melalui media digital dan dapat ditulis menggunakan elektronik lainnya. Dengan sastra cyber ini kita dapat lebih mudah untuk membuat dan membagikan tulisan yang kita buat ke berbagai jenis situs dan media sosial lainnya.
Kita juga dapat mengakses dan mendapatkan informasi yang kita butuhkan. Bahkan kita dapat mencari informasi luar bahkan ilmu luar dunia, karena internet memberikan kebebasan tanpa adanya batasan akses dan sensor.
Keberadaan sastra cyber ini menjadi bukti perkembangan teknologi sampai saat ini. Bagi sastrawan ini menjadi jalan cepat untuk bisa mengenalkan sastra sastra yang mereka buat ke berbagai media internet.
Akan tetapi tidak semua sastrawan memiliki tanggapan yang positif terhadap sastra cyber ini dan memunculkan pro dan kontra antar sastrawan. Di satu pihak pro, menyambut sastra cyber sebagai cara mudah dan dapat diakses secara cepat oleh kalangan yang lebih luas bahkan diseluruh dunia.
Sastra cyber juga menjadi peluang besar bagi sastrawan untuk mempromosikan sastranya dengan mudah di media internet. Di sisi lain dari pihak kontra, menyatakan bahkan sastra cyber sebagai pencipta sastra tanpa memiliki tujuan yang jelas yang hanya main-main untuk menghasilkan sebuah karya dan diakses oleh banyak orang.
Karena sastra cyber memudahkan bagi para penulis untuk menciptakan suatu karya tanpa ada batasan apapun. Ini yang membuat kita sulit menemukan sastra yang benar-benar sebuah karya sastra.
Pengaruh munculnya sastra cyber dalam kesusastraan
Sastra cyber yang tidak memiliki batas dan secara bebas siapapun dapat mengaksesnya, dapat menjadikan sebuah peluang bagi orang orang yang meremehkan sastra cyber ini.
Tak hanya orang yang dapat diandalkan dan dapat dipercaya tapi adanya orang yang memiliki sifat menguntungkan diri sendiri menjadi sebab kerugian orang lain. Orang dengan bebasnya bisa meniru atau plagiat karya sastra yang telah dibuat oleh orang lain dan menjadikan karya tersebut menjadi miliknya.
Semakin banyak orang yang memiliki akses untuk bisa membuat sebuah karya sastra semakin rendahnya kritik sastra pada saat ini.
Sastra cyber tidak adanya seleksi karya sastra menjadikan seseorang dengan mudah meniru karya karya orang lain. Berdampak negatif bagi sastrawan yang telah membuat karya sastra miliknya, malah dicuri oleh orang lain yang tidak bertanggung jawab.
Hal ini meningkatkan plagiarisme dalam karya sastra dan kita sulit menemukan karya yang sebenarnya atau asli. Pengaruh sastra cyber tidak hanya memiliki sisi negative saja, yang dikatakan diawal bahwa satra cyber juga bisa dimanfaatkan sebagai media literasi dan kreatifitas bagi para pemula untuk membuat karya sastra miliknya.
Upaya yang dilakukan pada diri sendiri untuk menjadi sastrawan jujur
Yang dapat mengatur untuk tidak meniru karya sastra orang lain, mencari informasi yang asal-asalan adalah diri kita sendiri.
Menjadi penulis yang mau memanfaatkan teknologi pasti sebelumya telah mengetahui adanya sisi positif dan negatif dari teknologi itu. Maka dari itu jika kita ingin menjadi penulis sastra haruslah memiliki kejujuran yang tinggi.
Banyak hal negatif jika kita memanfaatkan teknologi untuk mempublikasikan karya sastra kita, tapi dengan dapat membantu orang lain mendapatkan informasi itu cukup, menjadi hal baik bagi kita.
Dalam hal ini kita jangan menganggap bahwa kebebasan dapat kita ambil sebagai peluang keuntungan bagi kita. Tapi sebagai latihan bagi kita bahwa mudahnya kebebasan membuat kita tetap menjadi pribadi yang tetap jujur dan kreatif.
Menurut saya, memang banyak akibat jika kita ingin menggunakan teknologi yang dimana semua orang bisa mengaksesnya, tapi dengan perkembangan zaman serba teknologi ini, kita perlu mengikutinya.
Dengan memanfaatkan hal positif dari perkembangan, dan menjadikan kita sebagai pribadi yang kreatif dan cerdas. Manfaatkan hal positif perkembangan teknologi saat ini sebaik mungkin untuk menjadikan sebuah peluang besar bagi kita.(*)
Penulis : Aisyha Cahyaningtias mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Ahmad Dahlan
Membaca Masa Depan: Apakah Sastra Anak Tetap Relevan di Era Digital?"
Pj Wali Kota Jambi Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Dan Lepas Tim Gabungan Penertiban APK Pilkada