Radarjambi.co.id-Setiap tahun ajaran baru datang, setiap kali itu pula adaptabilitas guru tertantang.
Guru merupakan salah satu profesi yang menuntut adanya adaptabilitas atau kemampuan beradaptasi diri.
Di kala pergantian kurikulum, dari Kurikulum 2013 (K-13) ke Kurikulum Merdeka, para guru melakukan adaptasi.
Termasuk di kala menyambut tahun ajaran baru, para guru juga melakukan adaptasi. Apa dan bagaimana adaptabilitas guru saat tahun ajaran baru nanti?
Ada tiga kunci adaptabilitas guru di saat tahun ajaran baru, yaitu belajar, berkolaborasi, dan berbagi.
Pertama, guru harus mau belajar. Bagi guru kelas I SD, kelas VII SMP, dan kelas X SMA/SMK atau sederajat, para siswa baru memiliki karakteristik masing-masing.
Tiap-tiap siswa baru memiliki daya kognitif, psikomotorik, dan afektif yang berbeda-beda. Untuk itu, guru harus mau belajar tentang pembelajaran berdiferensiasi. Apa itu?
Pembelajaran Berdiferensiasi
Pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha menyesuaikan proses pembelajaran dengan memberikan beragam cara melalui diferensiasi konten, proses, produk, serta lingkungan belajar dan asesmen awal untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap siswa.
Dengan begitu, tiap-tiap siswa baru akan terlayani kebutuhan belajarnya dengan baik.
Jadi, guru harus mau belajar berdiferensiasi dalam layanan pembelajarannya di kelas.
Kedua, guru harus mau berkolaborasi.Bagi guru kelas II, III, IV, dan V SD, kelas VIII SMP, dan kelas XI SMA/SMK atau sederajat, para siswa didorong menjadi subjek pendidikan.
Di kelas-kelas itu, para guru berkolaborasi dengan siswanya untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) secara kreatif, inovatif, dan produktif.
Sebagai contoh, para siswa diajak menulis puisi pendek dan kelak diterbitkan menjadi buku kumpulan puisi.
Selain dengan siswanya di kelas, guru dapat berkolaborasi dengan koleganya.
Melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), guru dapat berkolaborasi menulis proposal penelitian tindakan kelas (PTK), artikel jurnal, makalah seminar, dll.
Lewat kerja kolaborasi itu, guru bersama siswa/sesama guru dapat menambah wawasan keilmuan dan pengalaman mengajar.
Selama ini, yang tampak di sekolah para guru bekerja secara individual, bukan kolaboratif.
Ketiga, guru harus mau berbagi. Bagi guru kelas VI SD, kelas IX SMP, dan kelas XII SMA/SMK atau sederajat, para siswa didorong untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya.
Bila siswa berasal dari keluarga kurang mampu, guru dapat mencari informasi beasiswa.
Bahkan, ada guru yang ikut membiayai biaya pendidikan siswa terkait.
Dengan demikian, jalinan interaksi antara guru dan siswa tetap terwujud kendatipun siswanya sudah lulus.
Dalam konteks interaksi guru-siswa, guru berbagi memberi rasa nyaman kepada siswa dan orang tua/wali siswa. Di dalamnya akan terwujud komunikasi dan motivasi yang baik.
Guru akan memotivasi siswa agar terus lebih baik ke depan. Demikian juga guru akan memotivasi orang tua/wali siswa agar senantiasa mendukung pendidikan putra-putrinya.
Alhasil, kata-kata Ki Hadjar Dewantara akan nyata, ‘Setiap orang menjadi guru, setiap rumah menjadi sekolah’.
Kemampuan Siswa
Tiga kunci adaptabilitas guru di atas juga diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa di Abad 21.
Guru harus belajar, berkolaborasi, dan berbagi dalam membuat media pembelajaran berbasis video animasi.
Selain itu, guru juga mendesain pembelajaran yang bermakna dengan akun belajar.id.
Selanjutnya, para guru didorong dapat mengembangkan bahan ajar yang berpusat pada siswa (student centered learning).
Akhirnya, adaptabilitas guru merupakan faktor kunci dalam penentu proses pembelajaran di kelas.
Adaptabilitas guru didukung dengan kemampuan akses teknologi/aplikasi digital, seperti Microsoft 365, Canva, dan Google for Education.
Sebagai contoh, guru dan siswa membuat infografis sebagai proyek akhir kelas dengan menggunakan Canva.
Terkait itu, keberadaan teknologi dapat memudahkan guru dan siswa dalam pembelajaran di kelas.(*)
Penulis: Sudaryanto, M.Pd., Dosen PBSI FKIP UAD; Mahasiswa S-3 Ilmu Pendidikan Bahasa UNY
Sastra Cyber Sebagai Eksistensi Plagiarisme? Upaya apa yang dapat kita lakukan?
Membaca Masa Depan: Apakah Sastra Anak Tetap Relevan di Era Digital?"
Pj Wali Kota Jambi Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Dan Lepas Tim Gabungan Penertiban APK Pilkada