Swarnabhumi 2023, Disdikbud Sarolangun Tonjolkan Adat Junjung Pusako Desa Tanjung Gagak

Minggu, 24 September 2023 - 12:59:01


Kadisdikbud bersama Sekretaris dan Kabid Paud
Kadisdikbud bersama Sekretaris dan Kabid Paud /

RADARJAMBI.CO.IDSAROLANGUN – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Sarolangun berupaya semaksimal mungkin untuk mensukseskan perhelatan akbar festival kenduri Swarnabhumi tahun 2023.

Puncak acara festival kenduri Swarnabhumi yang dihelat pada tanggal 27 September 2023 akan di pusatkan di desa Tanjung Gagak, Kecamatan Bathin VIII dengan menonjolkan tradisi adat dan budaya junjung pusako yang di pakai teguh oleh masyarakt desa Tanjung Gagak.

Tak tanggung-tanggung, Disdikbud Sarolangun akan menghadirkan Sekretaris Jenderal Kemendikbud Ristek Ir Suharti, M.A, Ph.D. Acara ini, akan di buka Gubernur Jambi Dr H Alharis, S.Sos, MH dengan mengundang seluruh kepala daerah se-Provinsi Jambi, kepala daerah kabupaten tetangga, pendamping dan penggiat seni budaya, serta eleman masyarakat.

Kepala Disdikbud Sarolangun, H M Arsyad ketika diminta keterangan mengatakan, kegiatan festival kenduri Swarnabhuni merupakan agenda nasional, berada dibawah naungan binaan Kemendikbud Ristek.

Menurutnya, festival kenduri Swarnabhumi mengangkat dan menonjolkan tradisi adat dan budaya junjung pusako di Desa Tanjung Gagak, pasalnya ini dinilai sudah menjadi tradisi secara turun temurun di desa Tanjung Gagak.

"Festival kenduri Swarnabhumi merupakan event besar, karena bagian dari seni dan budaya tertinggi binaan Kemendikbud Ristek,"ujarnya

Kepala Disdikbud Sarolangun memaparkan, festival kenduri Swarnabhumi junjung pusako ini akan dijadikan momentum dalam pelestarian adat dan budaya, sehingga retorika pengembangannya akan bisa lebih dikenal oleh masyarakat secara luas. Sebab, tradisi junjung pusako merupakan salah satu rangkaian adat istiadat yang dilaksanakan setiap tanggal 12 Rabiul awal setiap tahun, artinya dilakukan rutin setiap satu tahun sekali.

Selain itu, momentum ini bisa dijadikan motivasi dan inovasi untuk mendapatkan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI), lebih penting lagi bisa masuk dalam warisan budaya tingkat dunia atau UNESCO.

”Salah satu tujuan festival kenduri Swarnabhumi junjung pusako ini bertujuan untuk mengangkat budaya hasanah adat di satu tempat untuk diangkat ke permukaan secara luas, kemudian dijadikan hasanah budaya nasional. Paling fenomenal yang ditentukan oleh Kemendikbud, akan menguji dan mengetes serta menentukan layak untuk di angkat ke permukaan dalam kegiatan Swarnabhumi ini,”terangnya.

H M Arsyad menghimbau kepada seluruh masyarakat Sarolangun untuk tersus melestarikan adat dan budaya-budaya lama secara berkelanjutan. Endingnya, akan dijadikan sebagai budaya daerah dan budaya nasional, seterusnya nanti akan mengarahkan pada pusat pariwisata, dengan harapan bisa dijadikan potensi pendapatan bagi masyarakat dan retribusi bagi daerah, ketika budaya itu dilestarikan dengan maksimal.

"Sebetulnya, selama ini ada sedikit kesan budaya dan adat istiadat itu diam saja, tapi adat dan budaya lama ini kita angkat untuk kegiatan festival atau kesenian rakyat,”ucapnya.

Menariknya, kata Kepala Disdikbud Sarolangun, jika ada keunikan, bahwa junjung pusako itu berisikan tulisan kuno, tulisan tangan manusia, keris, bulu berukuran 20 centimeter yang bertuliskan tulisan kuno, Kain panjang. Semuanya dibungkus dengan kain. Pusako tersebut dibuka dan diasapkan serta diberikan kembang tujuh warna. Setelah selesai, dibungkus kembali dan di arak menuju tanah lapangan, dimana masyarakat sudah menunggu dengan istilah junjung pusako.

"Prosesi kegiatan junjung pusako sangat melekat sampai saat ini, di desa Tanjung Gagak. Masyarakat setempat melaksanakan tradisi ini dalam rangka membersihkan alat-alat pusaka yang jumlahnya sebanyak 7 alat pusaka, seperti keris, tanduk, tabuh air minum dan tempat surat, kain batik irik-irik, batu Idak padi, jago padi, tempat rambut putri susu tunggal,"tandasnya.


PENULIS: CHARLES RAMGKUTI
EDITOR: ANSORY S