Taklikat Masalah Sampah Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

Selasa, 24 Oktober 2023 - 16:23:58


Dedi Wijayanti dan Sudaryanto
Dedi Wijayanti dan Sudaryanto /

Radarjambi.co.id-Masalah sampah menjadi perhatian kita semua akhir-akhir ini.

Terutama sejak Tempat Pembuangan Akhir (TPA)/Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan, Bantul, ditutup sejak Juli hingga September 2023.

Bahkan, Radar Jogja (9/10/2023) mewartakan, ada rencana Pemerintah Daerah (Pemda) Daerah Istimewa Yogyakarta bahwa TPA/TPST Piyungan tidak lagi menerima sampah pada 2024 mendatang (Bramantyo, 2023).

Terkait itu, masyarakat Yogyakarta berikhtiar mencarikan solusi atas masalah sampah, salah satunya ialah dengan membuat komunitas bernama Forum Bank Sampah (FBS) Kota Yogyakarta.

FBS Kota Yogyakarta telah memiliki media sosial berupa Instagram @fbs.kotayk. Hingga per 10 Oktober 2023, Instagram @fbs.kotayk telah memiliki 28 buah postingan, 149 pengikut (followers), dan mengikuti 27 akun Instagram lain.

Tulisan ini berfokus pada taklikat (caption) pada postingan Instagram @fbs.kotayk, struktur dan kaidah kebahasaan teks deskripsi, serta pembelajaran bahasa Indonesia.

Perlu diketahui, taklikat tergolong ke dalam jenis teks deskripsi. Merujuk Syahira (2023), teks deskripsi adalah jenis tulisan yang berfokus pada penjelasan rinci tentang karakteristik fisik, visual, atau sensori dari suatu subjek.

Sebagai contoh, taklikat Instagram @fbs.kotayk pada 27 Juli 2022 dengan judul “Sarasehan Forum Bank Sampah Kemantren Wirobrajan” sebagai berikut.
Bertempat di Bank Sampah Kuncup Mekar RW 04 Patangpuluhan Wirobrajan, Forum Bank Sampah Kota Yogyakarta (FBS) bersama Forum Bank Sampah Kemantren Wirobrajan menyelenggarakan Sarasehan Koordinasi dalam rangka pengenalan anggota-anggota Forum Bank Sampah Kota.

Diskusi mengenai pembenahan bank sampah yang memiliki masalah tentang pengolahan sampah di wilayah, serta sinkronisasi program kerja kota-kemantren dan membahas kegiatan berkelanjutan antara FBS Kota bersama FBS Kemantren.

Kegiatan berlangsung dengan dipimpin oleh Ir. Aman Yuriadijaya sebagai Ketua FBS Kota, serta dihadiri oleh Drs. Sugeng Darmanto selaku Pembina FBS Kota Yogyakarta dan anggota Forum Bank Sampah, PSDLH Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta, serta seluruh lurah dan pengurus di wilayah kemantren Wirobrajan.

Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Deskripsi

Dalam bukunya Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII, Harsiati, dkk. (2017) menyampaikan bahwa struktur teks tanggapan deskripsi mencakup identifikasi, deskripsi bagian, dan simpulan.

Berikut ini penjelasan tiap-tiap bagian struktur teks deskripsi disertai contoh taklikat dari Instagram @fbs.kotayk.

Pertama, identifikasi/gambaran umum. Bagian ini berisi nama objek yang dideskripsikan, lokasi, sejarah lahirnya, makna nama, dan pernyataan umum tentang objek.

Sebagai contoh, taklikat Instagram @fbs.kotayk pada 28 Juli 2023, dengan judul Mari Sukseskan Gerakan Mbah Dirjo di Kota Yogyakarta.

Begini bunyi taklikatnya, “Dewasa ini masyarakat Yogyakarta dikejutkan dengan penutupan TPST Piyungan yang menyebabkan depo-depo pembuangan sampah di sekitar tempat tinggal di Kota Yogyakarta ditutup, masyarakat menjadi kebingungan untuk membuang sampahnya, terutama sampah organik.”

Melalui taklikat di atas, penulis/admin Instagram @fbs.kotayk telah menuliskan nama objek yang dideskripsikan, yaitu masalah sampah di Yogyakarta.

Kemudian ditemukan pernyataan umum tentang objek, yaitu masyarakat Yogyakarta kaget/terkejut atas berita penutupan TPST/TPA Piyungan, Bantul, Yogyakarta.

Atas berita itu, masyarakat akhirnya bingung untuk membuang sampahnya, terutama sampah organik, karena banyak depo di Kota Yogyakarta sudah ditutup pula.

Kedua, deskripsi bagian. Bagian ini berisi perincian bagian objek tetapi diperinci berdasarkan tanggapan subjektif penulis. Perincian dapat berisi apa yang dilihat, apa yang didengar, dan apa yang dirasakan penulis dengan mengamati objek.

Sebagai contoh, taklikat Instagram @fbs.kotayk pada 28 Juli 2023 berjudul Mari Sukseskan Gerakan Mbah Dirjo di Kota Yogyakarta.

Begini bunyi taklikatnya, “Dengan ini Forum Bank Sampah Kota Yogyakarta memberikan solusi yang semoga solutif dalam penanganan masalah sampah organik tersebut.

Dan pada hari Sabtu dan Minggu tanggal 29 & 30 Juli 2023 serentak masyarakat Jogja diajak untuk mensukseskan GERAKAN MBAH DIRJO (Gerakan Mengolah Limbah dan Sampah dengan Biopori ala Jogja). ….

Melalui taklikat di atas, penulis/admin Instagram @fbs.kotayk telah menulis perincian bagian objek berdasarkan tanggapan subjektif penulis, yaitu menjadikan GERAKAN MBAH DIRJO sebagai solusi atas penanganan masalah sampah di Kota Yogyakarta.

Selanjutnya, masyarakat dan warganet (netizen) dapat menyimak video tutorial melalui reels terkait GERAKAN MBAH DIRJO.

Kelak, masyarakat Kota Yogyakarta dan warganet dari berbagai daerah dapat melakukan pengolahan limbah dan sampah dengan biopori, yang menjadi inti dari GERAKAN MBAH DIRJO.

Ketiga, simpulan/penutup. Bagian ini berisi kesan umum dan simpulan terkait objek yang dideskripsikan.

Sebagai contoh, taklikat Instagram @fbs.kotayk pada 28 Juli 2023 berjudul “Mari Sukseskan Gerakan Mbah Dirjo di Kota Yogyakarta”.

Begini bunyi taklikatnya, Yok olah Sampah seko omah Salam 3R…. Ada penggunaan bahasa Jawa pada teks tersebut, yaitu seko omah artinya dari rumah. Selanjutnya, singkatan 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle), artinya ‘mengurangi, menggunakan ulang, dan mendaur ulang.

Selain struktur teks deskripsi, ada pula kaidah kebahasaan teks deskripsi. Dalam bukunya Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII, Harsiati, dkk. (2017) menyampaikan bahwa ada sejumlah kaidah kebahasaan teks deskripsi, yaitu (1) kalimat perincian untuk mengonkretkan, (2) kalimat yang menggunakan cerapan pancaindera, (3) kata dasar, (4) sinonim, (5) kata depan, (6) kata khusus, (7) kata depan di dan huruf kapital, (8) kalimat bermajas, dan (9) pilihan kata/diksi yang bervariasi.

Berikut ini penjelasan tiap-tiap kaidah kebahasaan teks deskripsi diserta contoh taklikat Instagram @fbs.kotayk.
Pertama, kalimat perincian untuk mengonkretkan.

Sebagai contoh, taklikat Instagram @fbs.kotayk pada 29 Juli 2023 berjudul Tutorial Membuat Biopori Jumbo Mbah Dirjo.

Begini bunyi teksnya, “Pemerintah Kota Yogyakarta bersama Forum Bank Sampah Kota Yogyakarta resmi meluncurkan gerakan MBAH DIRJO”.

Gerakan ini merupakan gerakan mengolah limbah dan sampah dengan biopori ala Jogja yang diinisiasi oleh Forum Bank Sampah Kota Yogyakarta, dengan tujuan guna mengajak masyarakat mengolah sampah organik melalui biopori lingkup rumah tangga maupun umum.

Mari Bersama Sukseskan Gerakan MBAH DIRJO! Olah Sampah Seko Omah! Salam 3R!”.

Penggunaan Gerakan ini merupakan gerakan mengolah limbah dan sampah dengan biopori ala Jogja yang diinisiasi oleh Forum Bank Sampah Kota Yogyakarta, dengan tujuan guna mengajak masyarakat mengolah sampah organic melalui biopori lingkup rumah tangga maupun umum dipandang sebagai kalimat perincian untuk mengonkretkan ihwal gerakan MBAH DIRJO.

Terkait itu, pembaca akan lebih memahami ihwal gerakan MBAH DIRJO melalui kalimat perincian tadi.

Kedua, kalimat yang menggunakan cerapan pancaindera. Sebagai contoh, taklikat Instagram @fbs.kotayk pada 7 Juli 2023 berjudul Pertemuan Keluarga. Begini bunyi teksnya, “Pertemuan Keluarga untuk penguatan Forum Bank Sampah se-Kota Yogyakarta.

Sejalan dengan Gerakan Zero Sampah Anorganik (GZSA) yang sudah dimulai dari bulan Januari 2023 dilaksanakan telah berhasil mengurangi pembuangan sampah ke TPA Piyungan sampai dengan bulan Juni 2023 87 ton/hari di mana hal tersebut sudah melebihi target pemerintah bersama Bank Sampah se-Kota Yogyakarta yang berjumlah 614 Bank Sampah.

Mari tetap konsisten tetap Olah Sampah Seko Omah.”

Penggunaan Sejalan dengan Gerakan Zero Sampah Anorganik (GZSA) yang sudah dimulai dari bulan Januari 2023 dilaksanakan telah berhasil mengurangi pembuangan sampah ke TPA Piyungan sampai dengan bulan Juni 2023 87 ton/hari.

Dimana hal tersebut sudah melebihi target pemerintah bersama Bank Sampah se-Kota Yogyakarta sebagai kalimat yang menggunakan cerapan pancaindera, khususnya seolah ikut melihat pengurangan jumlah sampah dari Kota Yogyakarta ke TPA Piyungan, sebanyak 87 ton per hari.

Ketiga, kata dasar. Sebagai contoh, taklikat Instagram @fbs.kotayk pada 7 Juli 2023 berjudul Pertemuan Keluarga. Begini bunyi teksnya, “Pertemuan Keluarga untuk penguatan Forum Bank Sampah se-Kota Yogyakarta.

Sejalan dengan Gerakan Zero Sampah Anorganik (GZSA) yang sudah dimulai dari bulan Januari 2023 dilaksanakan telah berhasil mengurangi pembuangan sampah ke TPA Piyungan sampai dengan bulan Juni 2023 87 ton/hari di mana hal tersebut sudah melebihi target pemerintah bersama Bank Sampah se-Kota Yogyakarta yang berjumlah 614 Bank Sampah. Mari tetap konsisten tetap Olah Sampah Seko Omah.”
Kata mengurangi dibentuk dari afiks meN- + i dan kata dasar kurang. Huruf k pada kurang akan luluh setelah memperoleh afiks meN- + i sehingga menjadi mengurangi.

Hal serupa juga terjadi pada kata menguasai. Kata menguasai dibentuk dari afiks meN- + i dan kata dasar kuasa. Huruf k pada kuasa akan luluh setelah memperoleh afiks meN + i sehingga menjadi menguasai.

Keempat, sinonim. Sebagai contoh, taklikat Instagram @fbs.kotayk pada 29 Juli 2023 berjudul Tutorial Membuat Biopori Jumbo Mbah Dirjo.

Begini bunyi teksnya, “Pemerintah Kota Yogyakarta bersama Forum Bank Sampah Kota Yogyakarta resmi meluncurkan gerakan MBAH DIRJO”.

Gerakan ini merupakan gerakan mengolah limbah dan sampah dengan biopori ala Jogja yang diinisiasi oleh Forum Bank Sampah Kota Yogyakarta, dengan tujuan guna mengajak masyarakat mengolah sampah organik melalui biopori lingkup rumah tangga maupun umum.

Mari Bersama Sukseskan Gerakan MBAH DIRJO! Olah Sampah Seko Omah! Salam 3R!”.

Penggunaan sinonim terkait taklikat di atas dapat dijelaskan sebagai berikut. Kata resmi bersinonim dengan kata sah dan umum.

Kata sampah bersinonim dengan kata kotoran, ampas, dan noda. Kata bersama bersinonim dengan kata bareng. Kata mengajak bersinonim dengan kata merayu, memengaruhi, membujuk, mengimbau, dan menggoda.
Kelima, kata depan.

Sebagai contoh, taklikat Instagram @fbs.kotayk pada 7 Juli 2023 berjudul Pertemuan Keluarga.

Begini bunyi teksnya, “Pertemuan Keluarga untuk penguatan Forum Bank Sampah se-Kota Yogyakarta.

Sejalan dengan Gerakan Zero Sampah Anorganik (GZSA) yang sudah dimulai dari bulan Januari 2023 dilaksanakan telah berhasil mengurangi pembuangan sampah ke TPA Piyungan sampai dengan bulan Juni 2023 87 ton/hari di mana hal tersebut sudah melebihi target pemerintah bersama Bank Sampah se-Kota Yogyakarta yang berjumlah 614 Bank Sampah.

Mari tetap konsisten tetap Olah Sampah Seko Omah.” Dalam taklikat di atas, terdapat kata dasar bahasa Indonesia, seperti dari dan di.

Keenam, kata khusus. Kata khusus adalah kata yang ruang lingkup dan cakupan maknanya lebih sempit.

Sebagai contoh, taklikat Instagram @fbs.kotayk pada 7 Juli 2023 berjudul Pertemuan Keluarga. Begini bunyi teksnya, “Pertemuan Keluarga untuk penguatan Forum Bank Sampah se-Kota Yogyakarta.

Sejalan dengan Gerakan Zero Sampah Anorganik (GZSA) yang sudah dimulai dari bulan Januari 2023 dilaksanakan telah berhasil mengurangi pembuangan sampah ke TPA Piyungan sampai dengan bulan Juni 2023 87 ton/hari di mana hal tersebut sudah melebihi target pemerintah bersama Bank Sampah se-Kota Yogyakarta yang berjumlah 614 Bank Sampah. Mari tetap konsisten tetap Olah Sampah Seko Omah.”

Serupa dengan sinonim, penggunaan kata khusus juga tampak pada taklikat di atas. Misalnya, kata target memiliki kata-kata khusus, di antaranya, sasaran, objek, dan tujuan.

Misalnya lagi, kata pertemuan memiliki kata rapat, sidang, anjangsana, musyawarah, diskusi, muktamar, dan kongres.

Ketujuh, kata depan di dan huruf kapital. Sebagai contoh, taklikat Instagram @fbs.kotayk pada 7 Juli 2023 berjudul Pertemuan Keluarga. Begini bunyi teksnya, “Pertemuan Keluarga untuk penguatan Forum Bank Sampah se-Kota Yogyakarta.

Sejalan dengan Gerakan Zero Sampah Anorganik (GZSA) yang sudah dimulai dari bulan Januari 2023 dilaksanakan telah berhasil mengurangi pembuangan sampah ke TPA Piyungan sampai dengan bulan Juni 2023 87 ton/hari di mana hal tersebut sudah melebihi target pemerintah bersama Bank Sampah se-Kota Yogyakarta yang berjumlah 614 Bank Sampah.

Mari tetap konsisten tetap Olah Sampah Seko Omah.”

Dalam taklikat di atas, terdapat kata di dan huruf kapital pada kalimat Sejalan dengan Gerakan Zero Sampah Anorganik (GZSA) yang sudah dimulai dari bulan Januari 2023 dilaksanakan telah berhasil mengurangi pembuangan sampah ke TPA Piyungan sampai dengan bulan Juni 2023 87 ton/hari di mana hal tersebut sudah melebihi target pemerintah bersama Bank Sampah se-Kota Yogyakarta. Khusus huruf kapital digunakan dalam bentuk singkatan GZSA yang memiliki kepanjangan Gerakan Zero Sampah Anorganik.

Kedelapan, kalimat bermajas. Kalimat bermajas tidak ditemukan dalam taklikat Instagram @fbs.kotayk.

Kesembilan, pilihan kata/diksi yang bervariasi. Sebagai contoh, taklikat Instagram @fbs.kotayk pada 30 Juli 2023 berjudul Tutorial Membuat Biopori Lahan Sempit Mbah Dirjo.

Begini bunyi teksnya, Biopori cuma bisa diterapin di lahan yang luas X. Biopori juga bisa diterapin di lahan yang sempit √. #SobatYK, ternyata biopori ala Jogja juga bisa lho diterapkan meski di lahan yang terbatas.

Yuk bagikan video ini ke keluarga, teman, dan tetangga supaya bisa dipraktekan di rumah.”

Dalam taklikat di atas, terdapat kata lahan. Kata lahan bersinonim dengan kata tanah terbuka dan tanah garapan.

Sementara itu, kata praktik bersinonim dengan kata pelaksanaan dan perbuatan. Kata luas bersinonim dengan lebar, lapang, besar, dan banyak.

Pembelajaran Bahasa Indonesia
Dalam bukunya Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII, Harsiati, dkk. (2017) menyampaikan bahwa ada tujuh langkah dalam pembelajaran teks deskripsi.
Pertama, Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).

KD dari KI 2 dicapai secara tidak langsung melalui pembelajaran KD dari KI 3 dan KI 4. Bunyi KI 2 demikian, “Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.”

Bunyi KD KI 3 terdiri atas dua hal, yaitu 3.1 Mengidentifikasi informasi dalam teks deskripsi tentang objek (sekolah, tempat wisata, tempat bersejarah, dan atau suasana pentas seni daerah) yang didengar dan dibaca dan 3.2

Menelaah struktur dan kebahasaan dari teks deskripsi tentang objek (sekolah, tempat wisata, tempat bersejarah, dan atau suasana pentas seni daerah) yang didengar dan dibaca.

Bunyi KD KI 4 terdiri atas dua hal, yaitu 4.1 Menjelaskan isi teks deskripsi objek (tempat wisata, tempat bersejarah, pentas seni daerah, kain tradisional, dll.) yang didengar dan dibaca secara lisan, tulis, dan visual dan 4.2 Menyajikan data, gagasan, kesan dalam bentuk teks deskripsi tentang objek (sekolah, tempat wisata, tempat bersejarah, dan/atau suasana pentas seni daerah) secara tulis dan lisan dengan memperhatikan struktur dan kebahasaan, baik secara lisan maupun tulisan.

Kedua, indikator. Indikator yang akan dicapai pada tiap bagian dicontohkan berikut. (dapat dibuat indikator lain).

Bagian A
3.1 Mengidentiikasi informasi dalam teks deskripsi tentang objek (sekolah, tempat wisata, tempat bersejarah, dan atau suasana pentas seni daerah) yang didengar dan dibaca.

Bagian B
4.1 Menentukan isi teks deskripsi objek (tempat wisata, tempat bersejarah, pentas
seni daerah, kain tradisional, dll) yang didengar dan dibaca.

Bagian C
3.2 Menelaah struktur dan unsur kebahasaan dari teks deskripsi tentang objek (sekolah, tempat wisata, tempat bersejarah, dan atau suasana pentas seni daerah) yang didengar dan dibaca.

Bagian D
4.2 Menyajikan data, gagasan, kesan dalam bentuk teks deskripsi tentang objek (sekolah, tempat wisata, tempat bersejarah, dan atau suasana pentas seni daerah) secara tulis dan lisan dengan memperhatikan struktur dan aspek kebahasaan baik secara lisan dan tulis.

Ketiga, pemilihan tema. Dalam upaya menumbuhkan sikap kepedulian terhadap lingkungan sekitar, kedekatan dengan orang-orang tercinta, dan menumbuhkan rasa nasionalisme dipilih tema tertentu yang relevan.

Tema yang dipilih untuk dideskripsikan misalnya berkaitan dengan kekayaan dan keindahan Nusantara, mendeskripsikan orang-orang tercinta di lingkungan siswa, atau tempat-tempat unik yang ada di sekitar siswa (museum di kotanya, tempat wisata di daerah tempat tinggal siswa).

Contoh: Budaya daerah, wisata daerah, cindera mata daerah, orang-orang sekitar/makhluk di sekitar kita (mendeskripsikan orang-orang tercinta ibu, ayah, anggota keluarga lain, guru, sahabat, tokoh, binatang peliharaan, dll).
Keempat, aspek kebahasaan yang dilatihkan.

Bekal yang diperlukan siswa untuk membuat teks deskripsi adalah memahami prinsip penggunaan dan keterampilan bagian-bagain kompetensi.

Pada unit ini siswa berlatih menggunakan kata benda, kata sifat, keterangan tempat, kata depan, sinonim kata, kalimat rincian, kalimat bermajas.

Kelima, materi. Materi diuraikan sebagai berikut.
Pengetahuan Kegiatan A dan B
Pengertian teks deskripsi;
Jenis teks deskripsi;
Tujuan komunikasi teks deskripsi; dan
Pola pengembangan isi pada teks deskripsi.

Keterampilan

Memetakan pengembangan isi;
Praktik memahami isi teks deskripsi (menjawab pertanyaan hal yang dideskripsikan, apa saja informasi rincian; dan Praktik menentukan pola pengembangan isi teks.

Kegiatan C
Pengetahuan; Struktur teks deskripsi;
Karakteristik tiap bagian teks deskripsi;
Contoh cara melengkapi teks deskripsi;
Contoh penggunaan kata/ frasa benda, kata / frasa sifat, kata keterangan tempat, kalimat rincian;

Contoh sinonim dan hiponim pada teks deskripsi; dan Contoh penggunaan tanda baca/ ejaan baik yang salah maupun yang benar.

Keterampilan
Praktik melengkapi struktur teks deskripsi (melengkapi bagian identiikasi/ gambaran umum, deskripsi bagian);

Praktik melengkapi kata/kalimat; dan
Praktik membuat telaah ketepatan struktur dan penggunaan bahasa/tanda baca/ejaan pada teks deskripsi.

Kegiatan D
Pengetahuan Contoh langkah penyusunan teks deskripsi; Contoh variasi judul pada teks deskripsi; Contoh variasi identiikasi; dan Contoh variasi rincian bagian.

Keterampilan
Praktik menulis teks deskripsi dari objek sekitar yang diamati; Praktik memberikan narasi lisan untuk video/objek; dan
Praktik menyunting dan memperbaiki teks yang dibuat.

Keenam, sikap yang ditumbuhkan. Sikap utama yang ditumbuhkan pada pembelajaran unit 1 adalah sikap peduli, jujur berkarya, tanggung jawab, toleran dan kerjasama, proaktif, dan kreatif.

Di samping itu, pembelajaran bahasa Indonesia mendorong kepedulian untuk menggunakan bahasa secara cermat (menyunting teks), kepedulian terhadap budaya daerah, wisata daerah, cindera mata daerah (mengerjakan tugas dengan tema-tema yang menimbulkan kepedulian terhadap kekayaan budaya dan keindahan alam Nusantara), kepedulian terhadap orang-orang sekitar/ makhluk di sekitar kita (mendeskripsikan orang tercinta ibu, ayah, dll), jujur dalam memproduksi tugas, tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas, menumbuhkan kreativitas melalui kegiatan memvariasikan berbagai kata, kalimat, atau bagian teks.

Ketujuh, alokasi waktu dan kegiatan pembelajaran. Alokasi waktu untuk menyelesaikan unit 1 adalah sekitar 3 minggu (3 x 6 jp) atau 4 minggu (4 x 6 jp). Rincian waktu untuk tiap kegiatan tidak harus sama.

Kegiatan siklus 1 (kegiatan A dan B) memerlukan waktu yang lebih pendek daripada siklus 2 (kegiatan C dan D).

Terkait pembelajaran teks deskripsi, ada sejumlah publikasi ilmiah di Google Scholar yang layak disimak.
“Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Teks: Representasi Kurikulum 2013 (2017) karya Eka Sofia Agustina di Aksara: Jurnal Bahasa dan Sastra, Volume 18, No. 1, hlm. 84-99;
“Pembelajaran Menulis Teks Deskripsi dengan Menggunakan Metode Discovery Learning pada Siswa Kelas X (2018) karya Riska Juliyanti dan Lilih Suryani di Parole: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Volume 1, No. 6, hlm. 977-988;

“Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek pada Materi Menulis Teks Deskripsi (2023) karya Mefliza Afriani, Hary Soedarto Harjono, dan Rustam di Jurnal Basicedu, Volume 7, No. 1, hlm. 52-61;

“Pembelajaran Autentik dalam Menulis Teks Deskripsi (2018) karya Nurul Dwi Lestari di jurnal Efektor, Volume 5, No. 2, hlm. 74-85;

“Teks Deskriptif dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 (2018) karya Stanislaus Hermaditoyo di Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio, Volume 10, No. 2, hlm. 267-273;
Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Teks Deskripsi Siswa Kelas VII.1 MTS Negeri 2 Kaur (2020) karya Sarif Ahmad, Suhartono, dan Susetyo di Silampari Bisa: Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa Indonesia, Daerah, dan Asing, Volume 3, No. 1, hlm. 44-58;

“Pengembangan Media Berbasis Permainan Edukatif pada Pembelajaran Menulis Teks Deskripsi (2018) karya Restining Anditasari, Martutik, dan Kusubakti Andajani di Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan, Volume 3, No. 1, hlm. 107-114;

“Media Sosial Instagram sebagai Sarana Pembelajaran Menulis Teks Deskripsi (2020) karya Dimas Yusuf Afrizal di Prosiding Samasta (Seminar Nasional Bahasa dan Sastra Indonesia) Universitas Muhammadiyah Jakarta;

Pengaruh Pembelajaran Berbasis Teks terhadap Kemampuan Menulis Teks Deskriptif (2017) karya Eni Imawati di Literasi: Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia serta Pembelajarannya, Volume 1, No. 1, hlm. 53-63; dan

“Merdeka Belajar melalui Penggunaan Media Audio Visual pada Pembelajaran Menulis Teks Deskripsi (2020) karya Ariyana, Intan Sari Ramdhani, dan Sumiyani di Silampari Bisa: Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa Indonesia, Daerah, dan Asing, Volume 3, No. 2, hlm. 356-370.(*)

 

Penulis: Dedi Wijayanti dan Sudaryanto, Dosen PBSI FKIP UAD