Wordpress Masih Relevan pada Masa Kini ?

Rabu, 01 November 2023 - 13:38:14


Namira dan Saujana Mahardika
Namira dan Saujana Mahardika /

Radarjambi.co.id-Blog menjadi salah satu jenis media sosial yang banyak diminati pengguna internet, terutama generasi 2003-an. Di Blog inilah pengguna diberikan wadah untuk bisa menulis apapun yang mereka inginkan.

Tidak di pungkiri banyak penulis terkenal sekarang yang kita tahu, seperti Raditya Dika, Indah Julianti Sibarani, Gita Savitri devi, dan sebagainya. Mereka semua memulai pengalaman menulis mereka melalui blog, disinilah mereka mulai dikenal hingga menjadi seorang penulis yang bisa dikenal banyak orang.

Namun Menurut sebuah artikel di Teksnologi, blog dan media sosial adalah dua platform yang berbeda dengan karakteristik yang berbeda pula.

Blog adalah platform yang lebih berfokus pada konten yang mendalam dan terorganisir dengan baik, sedangkan media sosial lebih berfokus pada konten yang singkat dan interaksi sosial yang lebih langsung.

Wordpress menjadi salah satu platfrom yang paling banyak digunakan. Pihak Wordpress mengklaim bahwa dari seluruh website yang ada di internet, sekitar 43% website menggunakan wordpress sebagai sebagai layanan menajemen konten.

Setiap bulan, ada 70 juta postingan yang diposting di WordPress dan ada 409 juta orang yang mengunjungi lebih dari 20 miliar halaman WordPress setiap bulannya.

Saat ini, WordPress sudah tersedia di lebih dari 200 bahasa. Mayoritas pengguna WordPress adalah berbahasa Inggris (71%). Sedangkan pengguna berbahasa Indonesia persentasenya hanya 2,4%.

Walau begitu, bahasa Indonesia merupakan bahasa ketiga terbanyak yang digunakan di WordPress. Sejarah dan Perkembangan Wordpress Dikutip dari Wikipedia, sejarah Wordpress dimulai saat Matt Mullenweg yang merupakan pengguna aktif dari b2/cafelog yang dihentikan oleh pemogramnya (programmer) yang bernama Michel Yaldrighi.

Matt Mullenweg merasa sayang dan mulai melanjutkan pengembangan b2/cafelog. Wordpress muncul pertama kali pada tahun 2003 hasil dari kerja keras Maat Mullenweg dengan Mike Little yang membuat Wordpress makin terkenal.

Selain karena banyak fitur dan tampilan yang menarik, juga karena dukungan komunitas terhadap perangkat lunak sumber terbuka.

Kemudian WordPress mengalami popularitas yang terus meningkat, membuat CMS ini mendapatkan update besar-besaran pada Januari 2004, seperti menambahkan sejumlah fitur seperti edit link, multiple category, dan interface admin yang lebih baik dari versi sebelumnya.

Update pun dilanjutkan pada bulan Mei 2004, dimana saat perilisan versi 1.2 WordPress turut memperkenalkan fitur baru, seperti arsitektur plugin versi baru, sistem moderasi komentar, serta post review.

Sementara tahun 2005 menjadi tahun yang bersejarah bagi WordPress, di mana versi 1.5 yang rilis pada tahun ini telah diunduh sebanyak 900 ribu kali, serta memulai service layanannya melalui wordpress.com.

Fitur lengkap dan kemudahan akses menjadi alasan mengapa CMS ini begitu populer di dunia. Kelebihan dan Kekurangan Wordpress WordPress telah menjadi salah satu platform website yang paling populer dan digunakan di seluruh dunia.

Seiring dengan popularitasnya, platform ini memiliki sejumlah kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan oleh individu atau perusahaan yang ingin memilihnya sebagai dasar untuk website mereka. Kelebihan WordPress

1. Kemudahan Penggunaan Salah satu kelebihan utama WordPress adalah kemudahan penggunaannya. Dengan antarmuka yang intuitif, bahkan pemula dalam dunia website dapat dengan cepat memahami cara mengelola dan mengedit konten.

Hal ini membuatnya menjadi pilihan yang solid bagi individu yang tidak memiliki pengalaman teknis yang mendalam.

2. Fleksibilitas WordPress sangat fleksibel dalam hal apa yang dapat Anda bangun. Anda dapat membuat berbagai jenis website, termasuk blog, situs bisnis, toko online, forum, dan banyak lagi.

Dengan ribuan tema dan plugin yang tersedia, Anda dapat dengan mudah menyesuaikan tampilan dan fungsionalitas situs sesuai dengan kebutuhan.

3. Beragam Tema dan Plugin Komunitas WordPress yang besar telah menciptakan ribuan tema dan plugin yang dapat membantu Anda mendesain situs sesuai keinginan.

Anda dapat memilih tema yang sesuai dengan merek Anda dan menambahkan plugin yang menyediakan fitur tambahan seperti SEO, analitik, keamanan, dan lainnya.

4. Komunitas dan Dukungan WordPress memiliki komunitas yang sangat kuat. Ketika Anda menghadapi masalah atau membutuhkan bantuan, Anda dapat bergantung pada forum, panduan, dan dukungan komunitas untuk mendapatkan solusi. Ini membuatnya menjadi platform yang sangat bersahabat untuk pembelajaran sendiri.

5. SEO yang Solid WordPress dilengkapi dengan alat-alat yang kuat untuk optimisasi mesin telusur (SEO). Dengan plugin seperti Yoast SEO, Anda dapat mengoptimalkan konten Anda dan meningkatkan peringkat di hasil mesin telusur.

Kekurangan WordPress

1. Keamanan Karena popularitasnya, WordPress rentan terhadap serangan keamanan. Jika tidak dikelola dan diperbarui dengan baik, situs WordPress dapat menjadi sasaran yang mudah bagi Peretas. Oleh karena itu, pemeliharaan dan pengamanan situs sangat penting.

2. Kinerja Kinerja situs WordPress dapat terpengaruh oleh tema dan plugin yang buruk. Terlalu banyak plugin yang tidak perlu atau tema yang tidak dioptimalkan dapat memperlambat waktu muat halaman, yang dapat memengaruhi pengalaman pengguna.

3. Biaya Tambahan Meskipun WordPress sendiri gratis, beberapa tema dan plugin berbayar dapat menambah biaya pengoperasian. Ini dapat menjadi tantangan bagi pemilik situs dengan anggaran terbatas.

4.Pemeliharaan Berkala WordPress memerlukan pemeliharaan berkala. Anda perlu secara teratur memperbarui tema, plugin, dan inti WordPress untuk menjaga keamanan dan kinerja situs. Hal ini dapat menjadi tugas yang memakan waktu.

5. Tidak Cocok untuk Situs Besar WordPress mungkin kurang cocok untuk situs besar dengan lalu lintas tinggi. Dalam situasi seperti itu, Anda mungkin perlu mempertimbangkan solusi yang lebih kokoh dan skala.

Blog (Wordpress) mengalami penurunan pengguna Semenjak media sosial lainnya mulai bermunculan, seperti Instagram, Facebook, Twitter memungkinkan penggunanya saling berkomunikasi, bertukar informasi, gambar, audio, dan juga video, Sehingga banyak pengguna internet mulai beralih ke media sosial tersebut.

Menurunnya minat literasi juga menjadi faktor kenapa pembaca blog mengalami penurunan, terutama di Indonesia.

Blog yang merupakan laman tulisan lebih berfokus pada konten yang mendalam dan berbentuk tulisan, sehingga sering dianggap membosankan. Walaupun begitu, tidak membuat para penulis blog ini beralih dari blogging.

Sebaliknya, banyak penulis memanfaatkan momen ini sebagai peluang untuk menjangkau audiens lebih luas dan beragam. Misalnya, mereka menulis bahan materi secara mendalam di blog kemudian mengembangkan tulisan-tulisan mereka tersebut menjadi konsep video yang lebih kompleks dan menarik.

Selain itu, ada juga penulis yang menggunakan media sosial sebagai platform untuk mempublikasikan karya sastra mereka seperti Twitter sehingga bisa mendapatkan respons yang lebih beragam dan lebih cepat.

Ini menunjukkan bahwa media sosial dan blog dapat digunakan secara bersamaan dan saling melengkapi. Seberapa relevan Blog (Wordpress) pada masa kini Bisa dikatakan blog adalah wadah bagi kamu yang mempunyai kegeraman menulis.

Terutama dengan hadirnya Wordpress, bisa lebih mempermudah dan mengembangkan tulisan kamu sekreatif mungkin. Blog masih relevan karena pengetahuan akan terus berkembang dan orang-orang akan terus mencari informasi yang relevan dan terbaru.

Misalnya ketika kita sedang scroling video Tiktok atau melihat postingan di Instagram, pasti yang kita lakukan untuk membuktikan postingan tersebut benar atau tidak, kita akan mencoba searching di Google mencari referensi-referensi valid.

Di sinilah blog atau artikel berfungsi, Kita penulis memiliki tanggung jawab untuk dapat menyajikan isi konten tulisan yang mendalam dan bukti referensi yang valid membuat persepsi masyarakat bahwa blog lebih layak dipercaya. (*)

 

Penulis: Namira dan Saujana Mahardika, Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Sastra, Budaya, dan Komunikasi, Universitas Ahmad Dahlan