Radarjambi.co.id-Tingkat kelebihan berat badan terus meningkat pada orang dewasa dan anak-anak. Dari tahun 1975 hingga 2016, prevalensi kelebihan berat badan atau obesitas pada anak-anak dan remaja berusia 5-19 tahun meningkat lebih dari empat kali lipat dari 4% menjadi 18% secara global.
Sebagian besar anak yang kelebihan berat badan atau obesitas tinggal di negara berkembang, di mana tingkat kenaikannya lebih dari 30% lebih tinggi daripada negara maju.
Dikutip dari WHO Obesitas terjadi ketika kadar kalori masuk lebih banyak dari yang dibutuhkan oleh tubuh.
Hal tersebut menyebabkan energi menjadi berlebihan, sehingga diubah menjadi cadangan dalam bentuk lemak.
Di kutip dari Siloam Hospitals data Riskesdas tahun 2016 menunjukkan bahwa angka obesitas orang dewasa di Indonesia sebesar 20,7%.
Angka prevalensi tersebut terlihat meningkat dari tahun 2013 yang hanya sebesar 15,4%.
Obesitas adalah masalah medis yang meningkatkan risiko banyak penyakit dan masalah kesehatan lainnya.
Ini dapat mencakup penyakit jantung, diabetes, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, penyakit hati dan kanker tertentu.
Obesitas diakibatkan oleh faktor keturunan, fisiologis dan lingkungan, yang dikombinasikan dengan pola makan, aktivitas fisik dan pilihan olahraga.
Di kutip dari Mayo Clinik Dampak dari kelebihan berat badan selain mengakibatkan penyakit jantung, diabetes, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, penyakit hati dan kanker.
Juga mengakibatkan kesulitan bernafas karena adanya lemak yang menumpuk pada daerah dada dan leher, sehingga mengalami kesulitan bernafas baik untuk menghirup atau mengeluarkan udara.
Tidak jarang orang yang mengalami kelebihan berat badan kerap kali mengeluhkan nyeri pada persendian dan otot kaki.
Nyeri persendian secara terus-menerus dapat merusak postur tubuh. Hal tersebut terjadi karena kelebihan berat badan yang menambah beban atau tekanan pada lutut dan pergelangan kaki.
Orang yang mengalami kelebihan berat badan juga sering kali merasakan sakit pada punggung di karenakan lemak yang menumpuk akan menambah beban pada tulang belakang.
Jika tidak segera menurunkan berat badan, nyeri punggung bisa berlanjut, dan meningkatkan patah tulang dari dalam.
Di kutip dari aplikasi Hallodoc
Untuk mecegah terjadinya obesitas hindari makanan cepat saji, tinggi gula dan ganti dengan mengonsumsi makanan sehat seperti sayur-mayur, buah-buahan, kacang-kacangan, biji-bijian, ikan, telur, serta daging ayam dan sapi tanpa lemak. cara memasaknya kita juga harus diperhatikan.
Biasakan makan dengan model piring makan T yaitu setengah piring makan berisi sayuran, setengah piring nasi dibagi lagi menjadi dua bagian, seperempat bagian berisi nasi dan seperempat bagian berisi lauk.
Batasi makan gorengan juga hindari konsumsi minuman ringan dan bersoda.
Aktif bergerak dapat mencegah terjadinya obesitas karena asupan kalori yang didapat digunakan secara opstimal, dan memilih untuk selalu berjalan kaki daripada mengendarai kendaraan jika jaraknya tidak terlalu jauh.
Olahraga secara rutin juga dapat membakan kalori lebih banyak, kita bisa menyempatkan diri untuk berolahraga selama 15-30 menit setiap hari.(*)
Penulis: Sukma dewi agustin
Dan Kesya ayu Wulandari
Pendidikan yang Tinggi Belum Tentu Menghasilkan Orang yang Terdidik
Sosialisasi Pembuatan Ekoenzim oleh Mahasiswa KKN UAD Alternatif-94