Radarjambi.co.id-Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia menghadapi masalah besar dalam mengelola sampah.
Masalah sampah meluas berdampak negative terhadap lingkungan, Kesehatan, dan kehidupan Masyarakat. Namun, di Tengah tantangan ini, muncul gerakan uuntuk memerangi sampah dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan bersih.
Berdasarkan data capaian kinerja pengelolaan sampah yg di kumpulkan oleh 195 kabupaten /kota di seluruh Indonesia pada tahun 2020 ,Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) mencatat timbunan sampah sebesar 19,542,090.78 ton per tahun,pengurangan sampah sebesar 18,76%,penanganan sampah sebesar 48,13% , sampah terkelola sebesar 66.89%, dan sampah tidak terkelola sebesar 33,11%.
Tentu saja kekhawatiran akan Kesehatan lingkungan mendorong Masyarakat terutama anak muda untuk bergerak membersihkan sampah , Pandawara Group muncul sebagai perndorong perubahan dalam Upaya untuk mengatasi masalah ini.
Kelompok anak-anak bangsa ini memiliki visi untuk menjanga lingkungan dan mengurangi dampak buruk sampah bagi Masyarakat dan alam.
Pandawara Group tidak hanya mengatasi masalah sampah dan banjir, berusaha meningkatkan kesadaran masyarakat tentang lingkungan. Diharapkan gerakan ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat agar menjadi sadar dan bertanggung jawab terhadap lingkungan.
Namun , sayangnya kesadaran masyarakat masih rendah, sehingga tindakan mereka ini belum mencapai tingkat maksimal. Masih banyak masyarakat yang membuang sampah ke sungai.
Tetapi tidak semua kegiatan pandawara group di setujui oleh masyarakat , seperti pada saat pandawara akan membersihkan Pantai Loji yang berada di Kabupaten Sukabumi , Jawa Barat.
Unggahan soal sampah itu pun diprotes Pemerintah Desa Sangrawayang. Kepala Desa Sangrawayang, Muhtar tidak mengizinkan aktivitas bersih-bersih sampah di wilayahnya.
Karena menurutnya, pihak pemerintah seolah tidak dilibatkan dalam inisiasi bersih-bersih tersebut. Adapun rasa tidak setuju oleh pihak Karang Taruna Desa Sangrawayang, karena pihaknya merasa apa yang dilakukan oleh Pandawara itu justru mencemarkan nama baik wilayahnya.
Menyinggung akan keberatan pihak Karang Taruna karena dianggap mencemarkan nama baik wilayahnya, Pandawara Group menjelaskan bahwa terjadinya pencemaran lingkungan lebih membuat malu Pandawara dan masyarakat Indonesia lainnya.
Melalui akun sosial medianya, Pandawara Group mengatakan akan tetap melakukan aksi bersih-bersih sampah di Pantai Loji, Desa Sangrawayang pada 6-7 Oktokber.
Mereka menyebut kegiatan itu sudah mendapat izin dan telah berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sukabumi serta aparatur desa pada 29 September.
Pantai Loji menjadi pesisir keempat yang dibersihkan Pandawara Group dengan mengajak warga setempat. Tapi, klaimnya, tak selalu Pantai Loji dipenuhi sampah. Ada kalanya arus laut sedang surut sampah yang menumpuk akan hilang dengan sendirinya.
Kendati demikian mereka mengaku kesulitan mengatasi sampah di Pantai Loji karena harus menggunakan alat berat.
Upaya yang sudah dilakukan warga desa selama ini yakni menggelar agenda rutin mingguan atau tahunan yang disebut Jumsih atau Jumat Bersih.
Abdul Ghofar menilai aksi yang dilakukan Pandawara Group adalah salah satu Upaya Pendidikan atau penyadaran ke publik soal kebersihan lingkungan. Tapi Tindakan itu saja tidak cukup.
Tanpa adanya Upaya lanjutan seperti mengurangi membuang sampah ke sungai, mengurangi pemakaian plastik, mengolah sampah daur ulang, maka sampah akan Kembali menggunung di Pantai.
Perlu disadari bersama masih banyak cara untuk mengatasi permasalahan sampah tidak hanya bergantung terhadap orang lain tetapi dimulai dari diri sendiri.
Harapan selanjutnya masyarakat bisa lebih sadar akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Lingkungan yang bersih mencerminkan kualitas hidup masyarakat dan menjamin Kesehatan setiap individu.
Hidup di lingkungan yang kotor tentu membuat seseorang rentan terhadap berbagai penyakit. Selain merugikan kesehatan penghuninya, lingkungan yang kotor tentu tidak enak dipandang mata. Untuk itu, sangat penting untuk menjaga keberesihan lingkungan setiap saat. (*)
Penulis : Bilqis Zwetha dan Anatasya Indriawan . Mahasiswa Kesehatan Masyarakat UAD
Sosialisasi Pembuatan Ekoenzim oleh Mahasiswa KKN UAD Alternatif-94