Mata Najwa

Sabtu, 04 November 2023 - 15:09:13


/

Radarjambi.co.id-Program Talkshow yang dipandu oleh sosok yang memiliki karakter cerdas, lugas dan berani serta memiliki karisma kuat di mata pemirsa.

Gaya bertanya Najwa Shihab yang tegas, menusuk dan kerap sedikit provokatif berpadu dengan treatment-treatment yang spesifik untuk mengakomodir karakter Bintang Tamu/Narasumber mampu menghadirkan show yang menarik sepanjang durasi penayangan program.

Mata Najwa juga memiliki brand image yang kuat sebagai salah satu program talkshow yang jadi referensi saat ada isu/fenomena nasional selain Indonesia Lawyers Club (ILC).

Pasca break yang dilakukan dalam 3 bulan terakhir, kemunculan kembali Najwa Shihab di layar kaca berpotensi untuk dinantikan oleh pemirsa setianya.

Kemampuan Mata Najwa menghadirkan narasumber yang merupakan sosok A1 dari tema-tema yang luas menjadi salah satu daya tarik utama program ini.

Kehadiran Mata Najwa di TRANS7 diharapkan mampu menjadikan rujukan dan referensi penonton jelang jelang Pilkada Serentak 2018 hingga Pilpres 2019, juga tentang isu-isu nasional yang terjadi sepanjang tahun.

Najwa Shihab atau yang sering dipanggil mbak ‘nana’ ini merupakan seorang presenter yang mengawali karir sebagai jurnalis berita di salah satu tv nasional.

Sosoknya dikenal sebagai perempuan lugas, kritis, cerdas dan pemberani sebab keberaniannya dalam mengungkap rahasia pemerintah dan skandal elit para politikus terlebih menyoal kasus korupsi.

Kecerdasanya dalam berpikir dan ketajamannya dalam mengangkat ragam topik yang menjadi polemik di masyarakat, menjadikan beliau sebagai sosok inspiratif bagi kalangan muda masa kini.

Najwa shihab merupakan alumni fakultas hukum universitas Indonesia angkatan 1996.

Perempuan kelahiran Makassar ini mengawali karier jurnalisnya di stasiun televisi RCTI pada tahun 2001, kemudian ia bergabung dengan Metro TV sebagai reporter.

Pada 2005 ia pernah memperoleh penghargaan dari Persatuan Wartawan Indonesia berkat liputannya terkait bencana tsunami yang terjadi di Aceh.

Ia berani melaporkan keadaan di Aceh dengan tegas meski yang dianggap paling bertanggung jawab adalah Menko Kesra saat itu yang dijabat Alwi Shihab, pamannya sendiri.

Saat ini ia mengembangkan start up Narasi yang didirikanya pada tahun 2018 sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang jurnalisme dan media massa yang menciptakan dan mengelola berbagai jenis konten.

Narasi dikenal sebagai corong media yang mampu menjadi kiblat sebagai media kredibel yang mengkedepankan responsibility dan accountability secara etik jurnalistik.

Observasi sebagai salah satu metode dalam pengumpulan data juga terkadang dilakukan sesuai dengan tema tertentu.

Sayangnya observasi biasanya dilakukan oleh tim program lain dari Narasi TV. Hal ini terjadi karena terbatasnya sumber daya manusia, terutama dari tim riset Mata Najwa.

Observasi biasanya bersinggungan langsung dengan masyarakat dan dapat memahami secara mendalam kondisi di lapangan.

Tema-tema Mata Najwa berpengaruh besar pada kehidupan masyarakat, namun terkadang tidak dilakukan interaksi secara langsung.

Komunikasi antara masyarakat dengan tim Mata Najwa tidak selalu tampak di tiap episodenya, tergantung pada tema yang diusung.

Selain keterbatasan sumber daya manusia, terbatasnya durasi riset dengan tuntutan deadline yang singkat menghambat eksplorasi materi tayangan.

Hal ini dapat tertutupi dengan durasi segmen yang juga terbatas, sehingga informasi tetap bisa disajikan untuk materi.

Dampaknya, tim Mata Najwa cenderung hanya memanfaatkan informasi yang ada, sehingga data yang ditampilkan kurang mendalam dan kurang tereksplorasi.

Najwa Shihab sebagai pembawa acara sekaligus tuan rumah Mata Najwa tetap berperan sebagai jurnalis dalam tayangan tersebut.

Ia dituntut untuk tetap menjaga netralitas dan independensi dari kelompok tertentu. Sesuai dengan idealisme tayangan, Najwa pun juga menekankan keberpihakannya pada publik.

Strateginya dengan menggunakan bintang tamu, yang rata-rata politisi dan pejabat publik untuk berbicara di ranahnya sesuai dengan giringan Najwa secara tak langsung.

Biasanya 89 tampak dalam format pro dan kontra. Najwa menggiring jawaban bintang tamu melalui pertanyaan-pertanyaan pancingan dan terkadang ‘menjebak’ serta ‘memojokkan’ narasumber.(*)

 

Penulis: Guntur Satriono Ranasta Winda, Bagus Aliffan