Radarjambi.co.id-Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, tingkat pengangguran terbuka (TPT) mencapai tingkat tertinggi dalam bulan Februari 2023.
Data tersebut juga mengungkapkan bahwa dari sekitar 3,7 juta lulusan SMA, MA, dan SMK setiap tahun, hanya 1,8 juta di antaranya berhasil diterima di perguruan tinggi.
Artinya, terdapat sekitar 1,9 juta lulusan yang belum memiliki akses ke pendidikan tinggi.
Situasi ini merupakan sebuah keprihatinan, terutama jika lulusan sekolah menengah tidak mampu melanjutkan ke perguruan tinggi akibat kendala ekonomi.
Akibatnya, mereka terpaksa memasuki pasar kerja dan bersaing dengan lulusan perguruan tinggi tanpa persiapan yang memadai.
Sebagaimana yang sudah dikenal, harapan bagi lulusan SMK adalah untuk dapat segera bekerja atau menjalankan usaha sendiri, serta bagi yang berminat, melanjutkan ke pendidikan tinggi.
Adapun lulusan SMA diharapkan mampu melanjutkan ke perguruan tinggi.
Namun, melihat masih tingginya jumlah lulusan sekolah menengah yang belum bisa diterima di perguruan tinggi, maka perlu adanya terobosan dengan memperkenalkan pembelajaran kewirausahaan bukan hanya di SMK.
Saat ini, terdapat ketidaksesuaian antara kurikulum sekolah dan kebutuhan dunia kerja, dan masalah relevansi ini memerlukan solusi segera.
Tujuannya adalah agar lulusan sekolah menengah, baik dari SMA maupun SMK, memiliki kompetensi yang memadai untuk bekerja, melanjutkan pendidikan, atau berwirausaha.
Masyarakat saat ini menuntut kualitas pendidikan yang tinggi sehingga lulusan memiliki keterampilan (skill) dan keterampilan lunak (soft skill) yang baik serta dapat mengoptimalkan minat dan bakat mereka.
Maka, sudah saatnya pendekatan pembelajaran di SMA dan SMK mengalami perubahan mendasar. Sekolah harus membekali siswa dengan keterampilan hidup dan motivasi untuk berwirausaha.
Harapannya adalah lulusan SMA dan SMK akan menjadi individu yang kuat, berprestasi, dan mampu bersaing, serta menjalani kehidupan secara optimal pada era mereka.
Pendidikan kewirausahaan di sekolah memiliki potensi untuk memberikan manfaat yang besar.
Ini dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan berwirausaha, seperti pemecahan masalah, kreativitas, kepemimpinan, dan manajemen waktu.
Selain itu, pendidikan kewirausahaan dapat memotivasi siswa untuk menjadi pengusaha muda yang inovatif dan mandiri.
Namun, implementasi yang efektif dan relevansi program kewirausahaan dengan dunia nyata adalah kunci keberhasilan. Selain itu, sebaiknya siswa juga diajarkan tentang risiko, kegagalan, dan etika bisnis untuk mempersiapkan mereka dengan baik dalam dunia bisnis yang sebenarnya.
Penggunaan media online dalam pendidikan kewirausahaan di sekolah dapat menjadi sarana yang sangat efektif untuk mempersiapkan siswa. Berikut beberapa solusi yang bisa diterapkan:
1. Pelatihan Online.
2. Simulasi Bisnis Online.
3. Platform E-commerce Sekolah.
4. Pelajaran tentang Pemasaran Digital.
5. Mentoring Online.
6. Proyek Kolaboratif.
7. Pelatihan Keamanan Online.
8. Evaluasi dan Umpan Balik Online.
Penggunaan media online dalam pendidikan kewirausahaan dapat memberikan akses lebih luas dan beragam, mempersiapkan siswa untuk tantangan bisnis modern, dan mengembangkan keterampilan yang relevan di dunia digital saat ini.
Kita perlu mengingat bahwa investasi dalam pengembangan keterampilan wirausaha di kalangan siswa adalah langkah yang bijak.
Dengan upaya bersama dari sekolah, guru, dan komunitas, kita dapat membantu generasi muda membangun masa depan yang penuh inovasi dan kreativitas, serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Jadi, mari kita terus mendukung upaya untuk mengilhami jiwa kewirausahaan di sekolah-sekolah kita.(*)
Penulis: Muhammad Dzaky Nashif Hakim
Aqilla Shihabbi Firmansyah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat UAD
Pj Wali Kota Jambi Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Dan Lepas Tim Gabungan Penertiban APK Pilkada