Anemia Pada Anak

Senin, 06 November 2023 - 14:30:55


/

Radarjambi.co.id-Anemia merupakan salah satu masalah yang sering kali kita jumpai pada kalangan Masyarakat, terutama di negara yang berkembang. Anemia dapat didefinisikan sebagai berkurangnya volume eritrosit atau berkurangnya konsentrasi hemoglobin (HB).

Anemia ringan hingga menengah biasanya tidak menimbulkan gejala, sedangkan pada anemia berat terdapat beberapa gejala seperti mudah lelah, nafas pendek ketika beraktifitas, nyeri pada dada, dilatasi jantung, pusing, bahkan hingga gagal jantung.

Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) pada tahun 2011 secara global preverensi anemia pada anak-anak tertinggi mencapai 42,6% sedangkan pada orang dewasa 29,0%.

Hal ini membuktikan bahwa anemia pada anak-anak lebih sering terjadi dibandingkan pada orang dewasa. Hal ini dibuktikan dengan hasil riset terdahulu yang mengatakan bahwa 70% kejadian anemia terjadi pada anak.

Anemia pada anak biasanya terjadi akibat dari kekurangan zat besi atau zinc. Sehingga berdampak pada perkembangan anak yaitu keterlambatan perkembangan, penurunan kemampuan secara fisik, dan menghambat sintesis asam lemak yang dapat menyebabkan penurunan produktifitas kerja.

Anemia Pada anak disebabkan oleh beberapa faktor utama yaitu kekurangan zat besi. Zat besi merupakan salah satu minerale yang diperlukan oleh tubuh untuk mengaktifkan 300 enzim yang bekerja.

Selain itu Anemia juga disebabkan kekurangan vitamin B12 dan asam folat, yang dapat kita jumpai pada daging, susu, telur, sayur bayam dan kacang kacangan.

Kekurangan zat gizi mikro seperti vitamin C, menurunnya kecepetan pembentukan eritrosit. Tetapi anemia pada anak paling sering terjadi karena disebabkan kekurangan zat Besi.

Berikut adalah ciri-ciri anak terkena Anemia yaitu kulit berubah warna menjadi kekuningan, Anak mudah lelah dan lemas, bibir menjadi pecah-pecah dan pucat, anak kehilangan nafsu makan, anak menjadi sulit berkonsentrasi.

Cara mencegah atau mengurangi Anemia pada anak adalah dengan memberikan suplemen zat besi, contoh makanan yang mengandung zat besi adalah sayuran hijau, daging-dagingan, kacang, kentang, dan coklat.

Selain itu dapat dicegah dengan mengkonsumsi buah-buahan yang banyak mengandung vitamin C, mengkonsumsi vitamin B12, Membatasi konsumsi susu yang tidak tepat dan lebih disarankan untuk memberikan ASI pada balita, dan melakukan pemeriksaan secara berkala untuk mengetahui apakah anak sudah memenuhi kebutuhan zat besi.

Oleh karena itu para orang tua harus memperhatikan kesehatan atau kondisi tubuh anak untuk mencegah terjadinya anemia pada anak.

Dan disarankan untuk menjaga pola makan anak, agar tidak terhindar dari anemia. selain mengkonsumsi makanan agar terhindar dari anemia, orangg tua juga harus rutin memperhatikan kesehatan anak.

Maka dari itu sangat disarankan untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin C, B12, dan zat besi. Ayo mulai dari sekarang perhatikan pola makan anak.(*)

 

Penulis : Putri Dika Dan Aurelia Katharina Mahasiswa UAD Jogya