Gunung Prau yang Memukau

Jumat, 26 April 2024 - 13:09:20


Sike Melisa
Sike Melisa /

Radarjambi.co.id-Jawa Tengah memiliki sederet tempat spesial untuk menyaksikan panorama matahari terbitalias sunrise.

Semuanya sangat indah dan menawarkan pesona yang berbeda-beda. Namun, ada
satu tempat di Jawa Tengah yang selalu menjadi tujuan.

Bahkan pesona sunrise di sana disebut
yang terbaik, yaitu Gunung Prau.
Gunung Prau yang berada di kawasan Dataran Tinggi Dieng ini diklaim memiliki pesona golden sunrise terbaik.

Bagaimana tidak, matahari yang keluar dari peraduannya disambut dengan bentang alam yang begitu gagah.

Tak heran bila gunung dengan ketinggian 2.565 MDPL ini adalah lokasi terbaik untuk menyaksikan detik-detik matahari terbit.

Secara administratif, Gunung Prau berada di lima kabupaten sekaligus menjadi tapal batas bagi kelimanya. Yaitu Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Batang, Kabupaten Kendal, dan Kabupaten Temanggung.

Ada enam basecamp resmi untuk melakukan pendakian ke Gunung Prau, yakni basecamp Dieng, Patak Banteng, Kalilembu, Dwarawati, Wates, dan Igirmranak. Namun, dari sejumlah
basecamp tersebut, jalur pendakian via Patak Banteng menjadi paling favorit.

Pasalnya, rute pendakian Gunung Prau via Patak Banteng jauh lebih singkat ketimbang jalur lain. Selain itu,
jalur Patak Banteng lebih dekat dengan puncak Gunung Prau.

Untuk mendaki Gunung Prau via
jalur Patak Banteng, pendaki hanya butuh waktu sekitar 2 hingga 2,5 jam. Jarak yang ditempuh lumayan pendek, sekitar 4 kilometer.

Bila lewat jalur lain, bisa lebih dari tiga hingga empat jam karena jalurnya memutar.

Sesuai namanya, basecamp Patak Banteng berada di Jalan Dieng, Desa Patak Banteng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo.

Lokasinya tidak begitu jauh dari gapura Selamat Datang Dieng Plateau. Bila datang dari arah Wonosobo, basecamp ada di sisi sebelah kanan setelah gapura.

Pun sebaliknya bila datang dari arah Banjarnegara, basecamp ada di sebelah
kiri sebelum gapura.bFasilitas yang ada di basecamp Patak Banteng terbilang lengkap dan sangat memenuhi
kenyamanan pendakian.

Mulai dari tempat penginapan, tempat penyewaan peralatan outdoor, warung makan, pusat oleh-oleh, hingga minimarket pun tersedia. Warga sekitar juga menyediakan fasilitas toilet dan kamar mandi yang dilengkapi dengan fasilitas pemanas airalias water heater.

Sebelum mendaki, setiap pengunjung harus mengurus tiket registrasi
pendakian sebesar Rp 25.000 per orang. Selain mendapatkan tiket, biasanya pendaki akan mendapat selembar peta sebagai pemandu jalur serta selembar kantung sampah.

Di basecamp pula, pendaki bisa mengecek kembali peralatan dan perlengkapan untuk mendaki.

Dari puncak Gunung Prau pendaki dapat menikmati pemandangan serba cantik di antaranya hamparan keindahan bukit Teletubbies dan bunga yang sangat menawan.

Tak hanya itu, kita juga dapat menyaksikan keindahan jajaran Gunung Sumbing, Sindoro, Merapi, Merbabu, dan
Slamet.

Puncak Gunung Prau sering dijadikan tempat untuk hunting spot Golden Sunrise yang terbukti spektakuler.
Apabila wisatawan mendaki Gunung Prau saat cuacanya sedang cerah-cerahnya. Misal bulan Juli hingga September.

Pasti ingin berlama-lama dan enggan turun. Sebab langit terlihat sangat biru. Kontras dengan suasana perbukitan yang hijau hingga mengguning saat musim kemarau.

Gunung prau juga memiliki kondisi cuaca yang sangat dingin, saya sendiri yang pernah mendaki ke gunung prau merasakan bahwa cuaca di sana sangat dingin sekali, sehingga perlu persiapan yang matang untuk menikmati pemandangan di sana supaya aman dan tidak terkena hipotermia, seperti menyiapkan jaket outdor, sleeping bag, thermal blanket, sarung tangan,
kaos kaki dan perlengkapan lainnya supaya tidak kedinginan demi menikmati pemandangan yang indah di Gunung Prau dengan aman dan nyaman.

Dengan segala keindahannya, gunung prau adalah tempat terindah yang mesti dikunjungi bagi pencinta alam untuk menyaksikan sunrise atau sunset.

Gunung Prau juga ramah bagi pendaki
pemula, namun dengan begitu jika ingin mendaki Gunung Prau, tetap patuhi peraturan yang telah dibuat basecamp dan kesiapan diri dan mental.(*)

 

Penulis : Sike Melisa Mahasiswa UAD Anggota MADAPALA