Radarjambi.co.id-Apa perbedaan dosen Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dengan Perguruan Tinggi Muhammadiyah-‘Aisyiyah (PTMA)? Terhadap pertanyaan itu, penulis menjawab: ada banyak perbedaan antara dosen PTN dan dosen PTMA.
Salah satunya ialah kewajiban tridarma bagi dosen PTN dan caturdarma bagi dosen PTMA. Tulisan ini akan berfokus pada caturdarma dosen PTMA berikut contoh-contohnya yang relevan.
Titik persamaan antara dosen PTN dan PTMA adalah kewajiban tridarma. Tridarma dosen, baik PTN maupun PTMA, meliputi darma pengajaran/pendidikan, darma penelitian/publikasi, dan darma pengabdian kepada masyarakat.
Pertama, darma pengajaran/pendidikan. Pelaksanaan darma pengajaran/pendidikan dimulai dari jenjang pendidikan dosen, terutama S-2/magister dan S-3/doktoral.
Bidang Keilmuan
Selain pendidikan S-2 dan S-3, dosen memiliki darma pengajaran/pendidikan. Per semester, dosen wajib mengajar mata kuliah sesuai dengan bidang keilmuannya. Di samping mengajar, dosen juga wajib membimbing penulisan tugas akhir mahasiswa S-1, S-2, dan S-3. Ditambah lagi dengan tugas dosen penasihat akademik (PA)/dosen wali. Ditambah pula tugas membimbing dosen junior/muda dalam kerja-kerja akademik.
Kedua, darma penelitian/publikasi. Pelaksanaan darma penelitian/publikasi guna mempertajam keilmuan yang ditekuni/digeluti oleh dosen. Secara ideal, hasil penelitian/publikasi dosen bertemali dengan darma pengajaran/pendidikan.
Sebagai contoh, dosen mata kuliah Sejarah dan Politik Bahasa Nasional meneliti pemakaian bahasa Indonesia ejaan lama pada iklan tempo doeloe. Kelak, hasil penelitiannya disampaikan ulang pada mahasiswa mata kuliah terkait.
Selain disampaikan ulang pada mahasiswa mata kuliah, hasil penelitian juga dapat diseminasikan melalui publikasi ilmiah dan populer. Publikasi ilmiah melalui jurnal terakreditasi Kemendikbudristek, seperti terindeks Sinta 1, 2, 3, 4, 5, dan 6.
Sedangkan publikasi populer melalui koran atau media massa cetak dan daring, seperti Kedaulatan Rakyat (Yogyakarta) dan Radar Jambi (Jambi). Melalui publikasi, kelak diketahui hasil penelitian oleh masyarakat umum.
Di samping penelitian dan publikasi, darma penelitian/publikasi juga mencakup penulisan dan penyuntingan buku. Penulisan buku bagi seorang dosen beragam wujudnya, antara lain, buku ajar, monografi, dan buku referensi.
Sebagai contoh, penulis pernah menulis buku referensi berjudul Historisitas Kongres Bahasa Indonesia (1938—2013) pada tahun 2018 lalu. Buku itu dirujuk sebagai referensi dalam mata kuliah Sejarah dan Politik Bahasa Nasional.
Kemudian penyuntingan buku bagi seorang dosen juga beragam wujudnya, antara lain, menyunting buku luaran mata kuliah dan buku ajar. Sebagai contoh, penulis pernah menyunting buku luaran mata kuliah Bahasa Indonesia di Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP UAD, yaitu Kebahasainggrisan: Tinjauan Literasi dan Cendekia (Ahmad Rakan Arrona, dkk., 2024) dan Literasi dan Cendekia: Perspektif Kebahasainggrisan (Anis ‘Aziizah, dkk., 2024).
Ketiga, darma pengabdian kepada masyarakat. Pelaksanaan darma pengabdian kepada masyarakat dapat ditempuh beragam cara, antara lain, memberikan pelatihan/ceramah, menjadi narasumber pertemuan ilmiah, dsb.
Bagi dosen kependidikan, biasanya dirinya menjadi narasumber pada kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) per bulan. Atau, menjadi mitra bestari pada jurnal ilmiah, baik terakreditasi maupun nonterakreditasi.
Darma pengabdian kepada masyarakat dapat mematahkan anggapan bahwa perguruan tinggi (PT) merupakan “menara air”, bukan “menara gading”. Metafora “menara air” dimaknai bahwa PT banyak memberikan manfaat bagi masyarakat. Sebaliknya, metafora “menara gading” dimaknai bahwa PT tidak/kurang banyak memberikan manfaat bagi masyarakat. Dengan demikian, dosen sebagai representasi PT, seharusnya memberikan manfaat bagi masyarakat.
Caturdarma Dosen PTMA
Keempat, darma pengabdian kepada Persyarikatan Muhammadiyah dan/atau ’Aisyiyah. Para dosen PTMA, termasuk kampus penulis, didorong aktif mengabdi kepada Persyarikatan Muhammadiyah dan/atau ‘Aisyiyah, baik di tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, maupun kelurahan/desa.
Penulis aktif di Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Nogotirto di tingkat kelurahan/desa. Terutama di Majelis Tabligh dan Pustaka Informasi.
Darma pengabdian kepada Persyarikatan Muhammadiyah dan/atau ‘Aisyiyah insyaallah berdampak nyata dan positif. Paling tidak, melalui darma tersebut, keilmuan dosen dapat lebih bermanfaat bagi masyarakat.
Dosen PTMA tak sekadar sibuk di kampus, tetapi juga aktif berdakwah melalui Persyarikatan Muhammadiyah dan/atau ‘Aisyiyah. Semoga caturdarma para dosen PTMA dapat terlaksana dengan baik, profesional, dan bermanfaat bagi banyak orang.(*)
Penulis : Sudaryanto, M.Pd., Dosen PBSI FKIP UAD; Mahasiswa S-3 UNY; Anggota PRM Nogotirto; Anggota Divisi Humas ADOBSI (2024-2029)
KKN UAD Pengembangan Lingkungan dan Pelestarian Budaya di Pedak Wijirejo
Berpikir Kritis Sebagai Persiapan Menghadapi Potensi Gempa Bumi Megathrust
Mahasiswa UAD Adakan Pelatihan Pembuatan Manisan Nata de Aloe Vera
KPU Gelar Debat Publik Kedua Calon Bupati dan Wakil Bupati Merangin