Radarjambi.co.id-Analisis wacana kritis memiliki fungsi sebagai alat analisis yang memadukan sarana sebagai alat untuk mendorong kesadaran kritis tentang bagaimana perubahan sosial dapat berbentuk positif.
Pendekatan yang efektif melahirkan pemahaman bahasa dan wacana dapat membentuk pengaruh sosial melalui identifikasi narasi yang sifatnya lebih dominan dengan memperkuat struktur dan norma sosial.
Kelompok yang lahir dari minoritas pada media akan menciptakan stereotip yang bersifat berbahaya karena mempengaruhi pola pikir Masyarakat dengan melahirkan ideologi dalam wacana publik dan praktik sosial pada era media digitalisasi saat ini.
Analisis wacana kritis membantu bermain peran penting dalam memahami dan membentuk pola pikir dari pengaruh sosial itu sendiri.
Mengidentifikasi narasi bersifat dominan
Analisis wacana kritis dapat mengidentifikasi narasi yang lebih dominan di dalam Masyarakat tentang adanya media yang dapat membangun wacana yang mengandung isu tertentu baik secara gender, ras dan kelas sosialnya.
Dampak media sosial
Analisis wacana kritis memiliki relevansi dengan menganalisis wacana pada media sosial. Konten yang di dalamnya mengandung interaksi media sosial untuk memahami informasi dalam bentuk opini public yang semakin berkembang dan mempengaruhi Masyarakat dari perilaku sosial.
Mendorong perubahan sosial
Analisis wacana kritis dapat mengungkapkan ketidakadilan sosial dalam bentuk wacana yang dapat mendorong kesadaran dengan pelaku pendekatan aktivisme dan dapat membantu Gerakan dari sosial yang berfokus pada capaian perubahan.
Konteks sosial yang terjadi dalam Masyarakat bahasa dapat berguna sebagai wacana yang berfungsi sebagai alat untuk bernarasi dan mendukung suatu kepentingan dalam menganalisis dan membentuk kritik sosial.
Dalam perubahan-perubahan yang terjadi karena adanya pengaruh sosial memungkinkan suatu bahasa mendapatkan dampak terhadap opini publik berupa kesadaran atas kepentingan dalam menyuarakan narasi yang lebih terkonsep.
Ideologi muncul karena adanya kelompok-kelompok baru yang menginterpretasikan bahwa bahasa bagian dari ranah berkomunikasi lewat lisan atau tulisan.(*)
Penulis : Amrina Rosyada Mahasiswa S2 Pendidika Bahasa Indonesia Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta
Guru di Maluku Tanggapi Kritikan Jusuf Kalla kepada Mendikbudristek
PTPN I Regional 7 Optimalisasi Aset Rancang KSO Pariwisata Teluk Nipah
Jelang 27 November, Bawaslu Bangun Kolaborasi dengan Tokoh Lintas Agama