Oleh: Syarifuddin K, SPdI
  Siapa yang tak mengenal petugas kebersihan sekolah? Pada umumnya dikenal banyak orang dengan istilah cleaning service. Kelihatannya rendah, hanya bermodal keikhlasan dan kehalalan seseorang akan menerima pekerjaan ini. Tapi sesungguhnya, pertugas kebersihan sekolah mempunyai peran penting dalam mewujudkan mutu pendidikan. Pekerjaannya sungguh mulia, dengan gaji apa adanya, tapi mampu menafkahi keluarganya. Usai shalat shubuh bahkan sebelum shalat shubuh, mereka sudah datang ke sekolah demi sebuah sampah. Apa yang mereka lakukan? Tidak lain adalah menghampiri kelas demi kelas untuk membersihkan teras kelas dan mengambil sampah untuk dikumpulkan dan dibakar. Sebelum siswa datang, sekolah sudah bersih kecuali ruangan kelas. Baik ruangan kepala sekolah, majelis guru, Tata Usaha (TU), maupun toilet (guru dan siswa) sudah bersih. Kerja sama yang mereka lakukan, patut diperhitungkan. Tapi pernahkan berfikir? Bahwa mereka itu adalah laksana pencerah pengetahuan di pagi hari.
Petugas kebersihan sekolah merupakan salah satu faktor terpenting dalam mewujudkan mutu pendidikan, mengapa demikian? Alasannya sangat simpel, bahwa ruangan yang bersih para siswa akan mudah mentransfer dan menerima pengetahuan. Perasaan nyaman dan kondusif merupakan salah satu syarat mutlak dalam melakukan proses pembelajaran. Bukankah jika ruangan bersih, nyaman dan kondusif akan lebih mudah menerima pengetahuan dibandingkan ruangan belajar yang kotor, banyak sampah disekeliling pembelajar?.Â
Namun pernahkah berfikir siapa yang terlibat langsung dalam hal ini kalau bukan petugas kebersihan sekolah. Kenyamanan ruangan kelas, akan lebih mudah dalam menerima pengetahuan dari pendidik dengan sendirinya akan meningkatkan mutu pendidikan.
Sebagaimana dikemukakan para ahli pendidikan, ada dua faktor yang mempengaruhi mutu pendidikan, yaitu faktor internal dan eksternal. Pertama, faktor internal adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor internal yaitu (1) Kecerdasan yang merupakan kemampuan belajar serta disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya, (2) Bakat, yaitu kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan. (3) Minat, merupakan kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenai beberapa kegiatan. Kegiatan yang dimiliki seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa sayang. (4) Motivasi dalam belajar, ini faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar.Â
Kedua, faktor eksternal adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman, seperti (1) Keadaan Keluarga, pendidikan dimulai dari keluarga, orang tua menjadi hal terpenting dalam keluarga dan menjadi panutan secara langsung dari sikap terkecil hingga sikap pantas bagi pendidikan seorang anak. (2) sekolah merupakan pendidikan lanjutan. Peralihan pendidikan informal ke lembaga-lembaga formal memerlukan kerjasama yang baik antara orang tua dan guru sebagai pendidik dalam usaha meningkatkan hasil belajar anak. Jalan kerjasama yang perlu ditingkatkan, dimana orang tua harus menaruh perhatian yang serius tentang cara belajar anak di rumah. Perhatian orang tua dapat memberikan dorongan dan motivasi sehingga anak dapat belajar dengan tekun. Karena anak memerlukan waktu, tempat dan keadaan yang baik untuk belajar. (3) Keadaan sekolah, lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum. Tidak hanya sebatas tersebut, ruangan dan kenyamanan lingkungan sekolah harus memberikan stimulan pada siswa agar mereka memiliki rasa cinta terhadap tempat belajarnya, dan (3) lingkungan masyarakat, lingkungan masyarakat sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan di mana anak itu berada.
Pada faktor lingkungan sekolah, petugas kebersihan sekolah sangat berperan penting karena menyangkut kenyamanan belajar siswa. Salah satu contohnya guru masuk pada salah satu kelas kemudian sampah berserakan baik di dalam kelas maupun di luar kelas, apakah merasa nyaman mengajar? Tentu jawabannya sangat tidak baik, berbahaya bagi kesehatan maupun kenyamanan belajar. Salah satu bukti, pemerintah mengadakan lomba sekolah bersih atau adiwiyata. Itu artinya bahwa petugas kebersihan sekolah kian diperlukan, meskipun dimotori oleh Kepala Sekolah. Berdalih demikian, jika sekolah sehat, ruangan nyaman, kondisi lingkungan sekolah sangat mendukung, maka guru berkeyakinan besar bahwa proses pembelajaran akan berlangsung sangat baik serta target tujuan pembelajaran akan tercapai optimal. Lingkungan bersih turut ambil alih dalam peningkatan mutu pendidikan. Sebagai close statement bahwa peran petugas kebersihan sekolah merupakan salah satu faktor dalam dunia pendidikan yang patut diperhitungkan dan perlu diapresiasi.(Penulis adalah Guru SMK Negeri 2 Kota Jambi)
Menggairahkan Pemilih di Pilkada Serentak Tahun 2017 Oleh: SUPARMIN SH MH
Kepala Daerah Nyabu, Kepercayaan Rakyat (Akan) Memudar Oleh: Khotib Syarbini
Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat
PTPN IV Regional 4 Latih Asisten Personalia Kebun Tentang Kehumasan