RADARJAMBI.CO.ID, SAROLANGUN- Musabaqah Tilawatil Al-Quran (MTQ) Tingkat Provinsi Jambi ke 46 yang diselenggarakan di Kabupaten Merangin saat ini, seyogyanya Kabupaten Sarolangun yang menjadi tuan rumah, namun karena berberapa faktor, makanya dipindahkan ke Kabupaten Merangin. Bahkan di media sosial muncul anggapan negatif untuk Pemkab Sarolangun, karena mementingkan Pilkada ketimbang kegiatan Keagamaan.
Menyikapi hal tersebut, Bupati Sarolangun Drs H Cek Endra, saat diwawancarai sejumlah wartawan, Kamis (14/7) membantah keras anggapan tersebut. Karena yang menentukan tuan rumah MTQ tingkat Provinsi Jambi adalah kewenangan Gubernur Jambi.
Saat itu Gubernur mempertimbangan tahun 2016 ada tiga daerah yang bakal menyelenggarakan Pemilihan Kepala Daerah, tentu saja membutuhkan anggaran yang cukup besar, sehingga untuk tidak tiga daerah tersebut ditunda pada tahun berikutnya.
“Kita tidak pernah menolak jadi penyelenggara MTQ, dan itu juga merupakan kewenagan Gubernur,â€ujar Cek Endra.
Dipaparkan Cek Endra, untuk anggaran Pilkadas saja diperkirakan bakal menelan dana mencapai Rp 19 miliar, ditambah lagi untuk MTQ yang mencapai Rp 4 miliar hingga Rp 5 miliar, tentu ABPD Sarolangun akan kewalahan.
Cek Endra menambahkan, meskipun MTQ tersebut dipindahkan ke Kabupaten Merangin, pihaknya akan berupaya untuk menjadi tuan rumah MTQ tingkat Provinsi Jambi pada tahun 2018 mendatang, sebab kejadian saat ini bukan ditolak, melainkan di pindah karena bertumburan dengan Pilkada.
“Nanti kita usulkan ke Gubernur, Insha Allah 2018 nanti kita jadi tuan rumah, tidak harus menunggu belasan tahun, itu keliru,â€tambahnya.
Cek Endra menerangkan, disamping pentingnya menjadi tuan rumah MTQ tersebut, ada beberapa hal yang jauh lebih penting lagi dan perlu jadi catatan, seperti kesuksesan Kabupaten Sarolangun saat meraih juara umum MTQ Provinsi Jambi ke 45 di Kabupaten Tebo tahun lalu, selain itu Pemkab Sarolangun juga tetap konsisten memperhatikan keagamaan di Bumi Sepucuk Adat Serumpun Pseko, dengan menggalakan membaca Al-Quran sebelum KBM, dan sholat berjamaah di Masjid, insentif bagi anak yang khatam Al-Quran, bantuan untuk pondok pesantren dan berbagai bentuk perhatian lainnya.
“Jangan karena ditunda jadi tuan rumah MTQ, kita dianggap tidak peduli dengan keagamaan, dan untuk apa kita jadi tuan rumah MTQ tetapi perhatian lain untuk keagamaan tidak ada,â€tandasnya.
Reporter: Charlez Rangkuti
Editor: Gustav
Sejak Ramadhan, Enam Kasus Kebakaran Rumah Melanda Sarolangun
Focus Group Discusion Kurikulum OBE di PIAUD UIN SAIZU Purwokerto