RADAR JAMBI.CO.ID KOTA JAMBI,JS– Gubernur Jambi Zumi Zola saat meninjau pemanfaatan lahan yang digunakan oleh masyaakat untuk pertanian, yaitu untuk tanaman padi, dan untuk perikanan, di Kelurahan Pasir Panjang Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi. Salah seorang tokoh masyarakat yang menggeluti usaha pertanian dan budidaya ikan di areal tersebut adalah H.Muchtar bersama kelompok tani lainnya, Rabu (9/8).
Didampingi oleh Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jambi, Akhmad Maushul dan Kepala Dinas Perikanan Provinsi Jambi, Tema, serta Direktur Irigasi Pertanian Kementerian Pertanian Republik Indonesia, Dr.Unggul Imam Pnuju.
Zola meninjau pertanian tanaman padi yang menggunakan irigasi pipanisasi dengan areal tanam yang cukup luas. Zola juga meninjau pembuatan pakan ikan secara swadaya oleh petani (tidak membeli pakan jadi), serta ikan-ikan budidaya di kolam dengan hamparan yang sangat luas.
Dalam pembicaraan langsung dengan petani, ada dua permasalahan utama dalam pemanfaatan lahan untuk pertanian dan perikanan di areal tersebut. Pertama, untuk pertanian, irigasi atau pengairan, termasuk menyangkut pengelolaan tata air, dimana tanaman padi mudah terndam dan mudah pula untuk mengalami kekeringan. Kedua, untuk budidaya perikanan, mahalnya harga pakan ikan (pakan jadi) menjadi persoalan utama bagi para petani ikan budidaya.
Mengatasi kedua permasalahn tersebut, Mukhtar dan kelompok tani lainnya melakukan upaya pipanisasi untuk pertanian tanaman padi, sedangkan untuk mensiasati mahalnya harga pakan ikan, Muchtas membuat sendiri pakan ikan. Mukhtar menjelaskan, dengan pipanisasi air untuk tanaman padi, ketersediaan air untuk tanaman padi bisa terjaga, sedangkan untuk pakan ikan, jika dengan mebeli pakan jadi harganya Rp9.300 per Kg, sementara dengan mengolah dan menghasilkan sendiri dengan biaya Rp5.000 per Kg.
Mukhtar berharap Gubernur Zola bisa membantu pipanisasi air untuk areal pertanian tanaman padi dengan skala yang lebih besarr lagi, untuk lahan dengan total luasan sekitar 2.) Ha, yang terbentang di Kota Jambi dan Kabupaten Muaro Jambi.
Merespon hal tersebut, Zola mengatakan sangat mendukung pemanfaatan lahan untuk pertanian dan pangan, apalagi sudah terbukti kelompok pangan tersebut telah menggunakan lahan untuk bercocok tanam dan budidaya ikan, baik ikan nila, ikan patin dan ikan mas.
“Kita meninjau lahan pertanian dan perikanan. Perikanan kendala utamanya adalah masalah harga pakan ikan. Ternyata, salah satu tokoh masyarakat di sini sudah dapat membuat pakan ikan jauh lebih murah secara swadaya, dicampur sendiri dengan campuran keong untuk proteinnya. Ini sangat bagus, ini yang ditunggu masyarakat yang bergerak di usaha perikanan. Dengan harga pakan yang lebih murah dengan memperhatikan asupan protein, ini menjadi solusi yang sangat baik sekali. Saya memerintahkan, kita adakan kerjasama dengan beliau dan Dinas Perikanan bagaimana membuat pakan ikan ini lebih ekonomis, sehingga semakin banyak masyarakat yang berminat (untuk membudidayakan ikan),†ujar Zola.
Untuk kawasan pertanian, lanjut Zola, salah satu masalah utamanya adalah tadah hujan, mengatur perairannya, kadang kurang kadang malah berlebih, ketika ada hujan, padi malah terendam dan rusak, begitu juga ketika kemarau, padi kekeringan, uga rusak.
Zola mengatakan, irigasi dan tata perairan ini yang harus diperbaiki. “Kami mohon bantuan melalui Pak Direktur dari Kementerian Pertanian utuk membantu pipanisasi air. Sumber air kita ada di Sungai Batanghari, tetapi jarak menjadi masalah. Pipanisasi ini untuk mengantarkan air ini samppai ke arela pertanian,†tambah Zola.
Zola mengapresiasi kelompok masyarakat yang telah melakukan pipanisai air untuk lahan pertanian dan sudah membina kelompok tani.
“Kita akan dukung ini karena ini bagus sekali untuk masyarakat. Dan juga tidak menutup kemungkinan Dinas Pertanian Provinsi Jambi bersama Dinas Pertanian Kota dan juga Muaro Jambi, mendorong mengadakan pertanian organik, ini sangat memungkinkan, di Tanjung Jabung Timur sudah ada, di Muaro Jambi sudah ada, kita dorong itu, karena nilai jual hasil pertanian organik bisa dua kali lebih mahal daripada yang anorganik, memang ada treatment tersendiri, tetapi lebih sehat, kandungan gizinya lebih bagus. Ini yang sedang kita kaji untuk menjadikan pertanian kita menjadi pertanian organik, secara bertahap,†jelas Zola.
Zola menerangkan, menjawab kekurangan air karena tadah hujan, pipanisasi didorong, sinergi Pemerintah Kota, Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Provinsi Jambi dan Kementerian, termasuk di seluruh kabupaten/kota lainnya se Provinsi Jambi. “Mana yang kita bisa kerjakan secara bertahap,†kata Zola.
Selain upaya dari pemerintah, Zola menekankan pentingnya komitmen dari kelompok taninya.
“Sekarang 1 Ha bisa menghasilkan 4 ton, dengan tanah mineral yang bagus kita berharap bisa 6 sampai 8 ton, secara bertahap, dengan irigasi yang bagus. Saya mendapatkan informasi, di sini tidak menggunakan pupuk, artinya tanahnya bagus sekali. Kalau sudah dibantu lagi dengan tata perairan dan pemupukan yang bagus, akan bisa meningkatkan produktivitas pertanian,†tutur Zola.
Saya minta Kepala Dinas Perikanan dan juga Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jambi untuk daopat berkoordinasi dengan teman-teman yang ada di Pemkot dan Pemkab. (Mustar/hms)
Reporter : Endang
Eka Marlina Apresiasi Keberhasilan Pemkab Bungo Meraih Adipura
Laskar Aswaja Jambi Kecam Keras Larangan Siswa Pakai Jilbab di SDN 47 Muarojambi
Dukung Program Pemerintah, Sofyan Ali: Butuh Keseriusan Semua Unsur Parpol
Kecelakaan Ulang Tahun Perusahan, Bahari 9 Bulan Terbaring Lumpuh Tanpa Ada Perhatian Pemerintah
Pastikan Natal Kondusif, Pemkot Tinjau Sejumlah Gereja dan Posko Terpadu Nataru Di Kota Jambi