radarjambi.co.id - MUAROTEBO - Stok sembilan bahan pokok (Sembako) pada Dinas Sosial Kabupaten Tebo, Jambi, kosong.
Hal ini dikhawatirkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tebo akan kesulitan ketika korban banjir membutuhkan bantuan sembako.
“Stok Sembako kita di gudang kosong. Kalau selimut dan tenda ada, “kata Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Tebo, M. Isya saat dikonfirmasi harian ini senin 12/11
Isya mengaku jika pihaknya telah mengajukan bantuan stok sembako kepada Dinas Sosial Provinsi Jambi.
Bantuan tersebut diusulkan sesuai jumlah Kepala Keluarga (KK) korban banjir.
“Beda dari tahun sebelumnya, tahun ini bantuan yang diturunkan sesuai jumlah penerima. Jadi kita usulkan dahulu baru nanti diturunkan, “jelas dia.
“Bantuan yang turun nanti bisa kita langsung yang mendistribusikannya, atau pihak provinsi yang mendistribusikannya. Itu tergantung tekniknya, “kata dia lagi.
Ditanya berapa jumlah KK korban banjir dan berapa banyak bantuan yang diusulkan ke Dinas Sosial Provinsi, Isya mengatakan.
“Dari hasil rapat yang disampaikan oleh para camat, jumlah korban mencapai 500 KK, namun data yang masuk kepala kita tidak sampai segitu, sekitar 300 KK. jadi kita usulkan sesuai data yang ada sama kita, “ ucapnya.
“Nanti data yang didapat sama petugas kita di lapangan akan kita singkronkan lagi sama data dari kecamatan, “pungkasnya.
Diketahui, hasil rapat Satgas Bencana yang digelar di ruang rapat Sekretaris Daerah (Sekda) Tebo, mulai hari ini senin(12/11), Kabupaten Tebo tetapkan status siaga banjir hingga Desember 2018.
Sementara, keterangan dari Camat Serai Serumpun, Ambiar mengatakan bahwa banjir yang merendam ratusan rumah di desa Pagar Puding Lamo, Kecamatan Serai Serumpun mulai menyurut.
Meski demikian, warga desa tersebut kesulitan untuk mendapatkan air bersih.
Tidak itu saja, beberapa warga terutama anak-anak mulai terserang penyakit diare. Untuk itu dia minta solusi agar kebutuhan akan air bersih selama banjir bisa terpenuhi.
“Kasihan warga sudah mulai terserang penyakit. Terutama anak-anak, sudah pada diare. Mungkin karena air yang digunakan untuk sehari-hari tidak steril, “kata dia.
“Kami juga butuh pelayanan kesehatan agar warga yang sakit segera diobati, “tutup dia.
Diketahui, hasil rapat Satgas Bencana yang digelar di ruang rapat Sekretaris Daerah (Sekda) Tebo, mulai hari ini Jumat (09/11), Kabupaten Tebo tetapkan status siaga banjir hingga Desember 2018.
Reporter : Iwan
Editor : Ansori
Tiga Hari Terkena Longsor, Desa Masgo Terisolir BPBD Masih Koordinasi Dengan PUPR Turunkan Alat
KPU Gelar Debat Publik Kedua Calon Bupati dan Wakil Bupati Merangin