Radarjambi.co.id - KUALA TUNGKAL - Sejak beberaa hari terakhir, proyek Penunjukan Lansung (PL) Rehabilitasi Pemeliharaan Jaringan Irigasi (Tebas Bayang) di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Tanjab Barat dari APBD perubahan tahun 2018 mendadak tenar dan menjadi topik perbincangan di warung-warung kopi dalam Kota Kualatungkal.
Berdasarkan informasi yang dihimpun media ini, ratusan proyek yang termasuk didalam Dokumen Pelaksana Anggaran (DPA) SKPD Kabupaten Tanjab Barat pada APBDP tahun 2018 ini terkesan dipaksakan untuk dilaksanakan, meskipun waktu kerja dalam hitungan hari lagi akan berakhir.
Rata rata proyek yang dilaksanakan dianggaran perubahan tersebut berbentuk fisik, tentu hasil yang dikerjakan juga akan berkejaran dengan waktu.
Maka kualitas pekerjaan bakal menjadi pertaruhannya.
Lantas ini menjadi sorotan dari kalangan aktivis, rekanan, serta tokoh masyarakat Tanjab Barat, untuk mengawasi dengan benar-benar.
Agar pekerjaan yang menggunakan uang dari hasil rakyat ini benar benar mengutamakan kualitas dan tidak asal jadi saja.
Salah satu aktivis Tanjab Barat, Waldi mengaku, benar proyek APBDP Dinas PUPR Pemkab Tanjab Barat tahun 2018 ini benar-benar dipaksakan untuk dilaksanakan.
Dampaknya tentu akan mempengaruhi dengan hasil pekerjaan yang telah dianggarkan, terutama proyek Fisik ataupun Rehabilitasi Pemeliharaan Jaringan Irigasi, tentu tidak akan efektip.
Mengapa tidak, karena proyek tersebut baru dikeluarkan akhir bulan November atau awal Desember 2018.
“Proyek APBD P tahun ini pasti bekejaran dengan waktu. Maka hasil akhir tentu tidak akan epektif.
Untuk itu maka akan kita awasi. Ini nama nya proyek dipaksakan untuk menyerap anggaran agar tidak terjadi silva,” tegasnya.
Jika ditemukan melanggar hukum, dia berharap pihak hukum terkait tidak tutup mata dan tidak segan segan untuk dapat memproses sesuai aturan yang berlaku.
“Kami harap pihak hukum bersama sama juga untuk tingkatkan pengawasannya," harapnya.
Karena kecurangan pada pekerjaan di APBD P tahun 2018 ini tentu akan bisa terjadi. Karena beberapa dinas yang banyak megang kegiatan itu seperti Dinas PUPR Tanjab Barat dan Dinas Perkim maupun Dinas Kesehatan Tanjab Barat.
Contoh kecil saja, menurut dia Dinas PUPR Tanjab Barat bidang Pengairan dan SDA yang kini baru mengeluarkan proyek tersebut. Sementara waktu tidak lama lagi sudah tutup buku akhir tahun.
“Kalau proyek Rehabilitasi Pemeliharaan Jaringan Irigasi atau yang sering diaebut tebas bayang angkat lumpur manual itu memang dana nya kecil. Tapi untung nya besar dan hasil nya nanti tentu tidak akan efektif karena berkejaran dengan waktu yang singkat ini dimana penyimpangan nya pasti akan ada,” ucapnya.
Sementara itu, Anggota DPRD Komisi III Kabupaten Tanjab Barat, H. Assek juga mengatakan proyek Rehabilitasi Pemeliharaan Jaringan Irigasi (Tebas Bayang dan Angkat Lumpur Manual,red) Dinas PUPR Bidang Pengairan dan SDA dengan anggaran terbilang kecil namun, mendapat keuntungan yang banyakhingga 50 persen.
"Meskipun anggaran proyek ini kecil Rp 30 juta, namun pekerjaan nya juga mudah, lantaran diserahkan langsung dengan masyarakat Desa setempat. Keuntungannya lebih besar dari untung proyek jalan setapak atau jalan lingkungan yang dananya lebih besar,” ungkap Assek fraksi dari partai Gerindra itu kepada wartawan.
Dia juga menyebutkan, proyek pengairan ini juga perlu diawasi dengan ketat oleh pihak terkait sehingga tidak menimbulkan pekerjaan asal jadi saja. Apalagi dengan limit waktu yang tipis tersebut, maka pihak rekanan harus mengutamakan kualitas dan mutu pekerjaan.
“Tebas bayang itu gampang kerjakannya. Kualitas dan mutu kerjaan juga harus diperhatikan. Dengan waktu yang pendek ini,” sebutnya.
Menurut dia, pengawas lapangan tentu menjadi peran utama dalam pelaksana tersebut. Jika terjadi sesuatu dikemudian hari tetap akan bertanggung jawab.
"Pengawasan lapangan jangan asal terima tema diatas meja saja hasil nya,” pungkasnya.
Disisi lain, Kabid Pengairan dan SDA Dinas PUPR Tanjab Barat, Desri Harmansyah sejak beberapa hari belakangan tidak diketahui keberadaannya.
Pasalnya, beberapa kali awak media ingin mengkofirmasi kebenaran terkait proyek tebas bayang ini, Desri tidak pernah terlihat dikantornya saat jam dinas. Selain itu Desri juga diduga mengalihkan semua penggilan yang masuk ke ponselnya karena saat dihubungi ponselnya bernada panggilan sedang dialihkan.
Salah satu pegawai dinas PUPR Tanjabbar saat ditanya dimana Kabid pengairan, dia mengaku tidak melihatnya. "Pak kabid belum ada kelihatan bang," ungkapnya kepada awak media.
Sehingga, hal ini menguatkan kecurigaan adanya kecurangan, karena sejak awal sebelum paket tebas bayang ini di keluarkan sudan berhembus isu pengaturan sehingga menjadi polemik.
Reporter : Kenata
Editor : Ansori
Bupati Masnah Beri Bonus Umroh untuk Juara 1 MTQ Tingkat Provinsi Jambi
Siswi SMA 2 Tebo Bicara Tentang Krisis Iklim Di KTT Iklim PBB