Radarjambi.co.id - KUALA TUNGKAL - Kondisi bangunan Pasar Parit III Kuala Tungkal, Kabupaten Tanjab Barat terlihat sangat memprihatinkan, hal ini sangat berdampak baik bagi pedagang maupun pembeli yang semakin hari semakin sepi.
Sejak dibangun pada tahun 2002 lalu hingga sekarang, sala satu Pasar tradisional di Kuala Tungkal tersebut belum tersentuh perbaikan sehingga membuat pedagang mengeluh.
Dari pantauan dilapanhan, tampak bangunan yang mulai rapuh, dan terlihat plafon rusak bahkan tiang bangunan juga banyak yang nyaris roboh hingga membahayakan para pedagang yang sedang berjualan maupun pengunjung.
Seorang pedagang, Maslani mengakui jika kondisi bangunan pasar yang memprihatinkan tersebut membuat pedagang dan pengunjung kurang nyaman, sehingga pasar mulai sepi.
"Kondisi pasar ini meragukan, kalo bangunan rusak begini bagaimana pembeli mau masuk. Kami saja tidak nyaman," keluh pedagang kepada wartawan, kemarin.
Menurut dia, dengan kondisi kerusakan seperi pada atap pasar, lapak para pedagang, lantai pasar hingga tiang penyangga membuat kondisi pasar semakin semrawut yangbmenjadi alasan kurang nyamannya penghuni.
Bahkan dia menceritakan, pabila hujan turun pasar kerap bocor, sehingga barang dagangan basah dan cepat membusuk.
Maslani berharap pemerintah maupun instansi terkait untuk segera memperbaiki bangunan pasar tradisional parit III tersebut, sehingga pedagang maupun pembeli menjadi nyaman ketika akan belanja.
Hal senada juga dikatakan pedagan lainnya, Menik, kondisi pasar sejak dibangun pada tahun 2002 silam hingga sekarang sangat mengalami penurunan pengunjung.
Bahkan tidak adanya perawatan dan kurang adanya penertiban pedagang lapak dadakan disekitar jalan atau PKL yang juga mempengaruhi penghasilan dan kelangsungan fungsi pasar.
"Akibat bangunan pasar banyak rusak, satu persatu pedagang meninggalkan lapak dipasar parit III ini. Pedagang lebih memilih tumpah ruah dipinggir jalan depan pasar," ungkapnya.
Tentu menurutnya hal ini membuat kondisi semakin sepi pembeli. Bila dibandingkan dengan dulu, hampir seluruh lapak penuh. Namun sejak adanya lapak lapak dipinggir jalan perlahan pasar menjadi sepi.
Menik berharap pemerintah dapat mencari solusinya agar aktivitas jual beli dipasar tradisional parit III tersebut ramai pembeli, dan semuanya memanfaatkan lapak yang ada.
Menanggapi keluhan pedagang tersebut, Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Koprindag) Tanjab Barat, Syafriwan, mengatakan pihaknya telah merencanakan renovasi beberapa pasar tradiaional di Tanjabbar, terutama pasar Parit III.
Dia menegaskan dalam waktu dekat, pasar parit III akan segera dilakukan perbaikan. Oleh karena itu dia meminta kepada para pedagang dan masyarakat untuk bersabar.
"Sudah kita buat rencana, antara pasar dan puskesmas akan dipisahkan dan ini sudah mendapatkan support dari Bupati. Kita doakan Dana dari pusat cair," ungkapnya, kemarin.
Dia menambahkan saat ini pihaknya mengajukan berapa untuk dilakukan perbaikan ke kementerian perdagangan.
"2019 kita usulkan 9 unit, sudah dapat lampu hijau sebesar Rp 2,9 miliar dari DAK, lebih kurang dua unit pasar," jelasnya.
Sementara bantuan lainnya seperti Peralatan metorologi senilai Rp 1,5 miliar dan pengembangan kawasan industri Rp. 2,5 miliar.
"Pasarnya berkurang, tambahnya disisi lain seperti peralatan metorologi dan pengembangan kawasan industri," ujarnya.
Dana alokasi khusus tersebut direncanakan di wilayah Ilir di Sungai saren dan wilayah Ulu yaitu Desa Kembang Manis.
Sementara untuk pasar parit III dari TP yang sudah diajukan tiga. Dia yakin pihaknya untuk dana tersebut akan turun ke Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
"Untuk itu kita minta kepada para pedagang sedikit bersabar, sebab Pemkab Tanjabbbarat terus berupaya dan berbenah untuk melakukan perbaikan pasar-pasar yang ada," tandas Syafriwan.
Reporter : Kenata
Editor : Ansori
Terdeteksi Masih Ada SAD Belum Miliki E-KTP Di Air Hitam dan Desa Suka Damai Limun
11 Desa Tidak Lakukan Pencairan DD Permasalahan Internal Desa
Anggota Dewan Muarojambi Junaidi Hadiri Pembukaan MTQ XXVII Kumpeh Ulu