Teknologi dan Perubahan Iklim

Jumat, 09 Juli 2021 - 11:54:41


Taufiq Ismail
Taufiq Ismail /

Radarjambi.co.id-Di zaman modern seperti saat ini, segala sesuatu bisa didapatkan dengan mudah dan cepat berkat kemajuan teknologi.

Tidak dapat dipungkiri lagi, pengetahuan yang dimiliki manusia dapat membawa mereka menuju peradaban yang lebih canggih. Seiring berjalannya waktu, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) semakin berkembang pesat.

Hal tersebut memberikan dampak positif bagi kehidupan manusia. Namun tahukah anda, bahwa kemajuan teknologi juga dapat berpengaruh terhadap perubahan iklim dan cuaca.

Disatu sisi, teknologi yang dibuat manusia memang memberikan manfaat yang besar. Namun disisi lain manusia tidak menyadari bahwa teknologi yang mereka ciptakan justru memberikan dampak buruk bagi lingkungan.

Proyek industri contohnya, banyak menghasilkan limbah pembakaran yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan terutama pencemaran udara.

Sehingga, jika proyek tersebut terus berjalan tanpa memperhatikan  pengolahan limbah yang baik, maka keseimbangan lingkungan akan terganggu. 

Namun, akibat dorongan kebutuhan manusia yang semakin tinggi, kini banyak proyek - proyek industri yang dibangun guna meraih keuntungan dengan memenuhi kebutuhan manusia. Tentunya hal tersebut akan berdampak pada lingkungan dan sekitarnya apabila limbah yang dihasilkan tidak diolah dengan baik.

Selain itu, Information and Communication Technology (ICT) seperti PC, smartphone, laptop, dan infrastruktur seperti pusat data dan jaringan komunikasi juga dapat terlibat atas kerusakan lingkungan yang terjadi.

Kebanyakan dari kita beranggapan bahwa teknologi seperti smartphone, laptop serta jaringan komunikasi sangat membantu dan besar manfaatnya bagi kehidupan kita.

Namun siapa sangka, dibalik manfaat yang besar terdapat dampak yang dapat merugikan kehidupan manusia itu sendiri.

Lalu bagaimana dan apa yang menyebabkan ICT dapat terlibat atas kerusakan lingkungan? Beberapa pakar ahli di bidang sains dan teknologi menemukan fakta bahwa, kontribusi relatif ICT terhadap jejak karbon global diperkirakan akan tumbuh sekitar 3,5% pada tahun 2020 dan akan mencapai 14% pada tahun 2040

Lalu, apa itu jejak karbon? Jejak karbon merupakan total emisi yang dihasilkan oleh suatu peristiwa atau pengolahan produk yang dinyatakan dalam karbon dioksida ekuivalen.

Bagian terbesar dari jejak karbon yang dihasilkan oleh ICT bukan dari penggunaannya, melainkan dari proses produksinya. Hal ini disebabkan dalam proses produksi memerlukan  energi untuk penambangan material – material yang disebut unsur tanah langka.

Apa lagi semakin maju teknologi maka kebutuhan akan produk canggih akan semakin besar. Hal tersebut dibuktikan dengan berbagai perusahaan ponsel yang berlomba – lomba menciptakan inovasi terbaru setiap tahunnya.

Keadaan ini mengakibatkan model keluaran lama menjadi tertinggal dan akan meninggalkan jumlah limbah yang luar biasa.

Mungkin sebagian dari anda yang membaca artikel ini masih belum memahami  antara perkembangan teknologi dan pengaruhnya terhadap perubahan iklim.

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwa setiap proyek atau pembuatan produk yang bertujuan untuk menciptakan teknologi canggih memerlukan proses yang rumit dan memerlukan tenaga mesin.

Selain itu bahan baku dari pembuatan produknya hanya bisa didapatkan dengan penambangan. Dengan demikian, semua kegiatan tersebut akan menghasilkan limbah serta  sisa – sisa pembuangan zat kimia dari pembuatan produk tersebut.

Jika limbah yang dibuang tidak diolah dengan baik, maka akan merusak lingkungan dan sekitarnya. Selain itu, akibat dari pembakaran dan emisi karbon yang berlebihan akan menyebabkan pemanasan global yang terus meningkat.

Jika pemanasan global berlangsung terus – menerus, maka keseimbangan iklim menjadi tidak stabil. Kondisi tersebut akan mengakibatkan perubahan musim yang tidak sesuai dengan waktu sebenarnya.

Dampak yang paling sering terjadi dan kita rasakan dari ketidakstabilan iklim tersebut adalah perubahan cuaca yang tidak menentu. Mungkin anda sering melihat cuaca yang semula panas terik, seketika berubah menjadi hujan lebat atau sebaliknya.

Namun, akhir – akhir ini juga sering terjadi hujan lebat meskipun cuaca sedang panas. Mungkin bagi anda itu merupakan suatu hal yang biasa.

Namun kondisi tersebut berlangsung tidak hanya satu kali dalam sehari, bahkan bisa terjadi hampir setiap hari.  Mengingat usia bumi yang sudah semakin tua, maka tidak menutup kemungkinan pemanasan global yang berlangsung terus – menerus akan mengakibatkan terjadinya bencana alam yang dahsyat.

Dan pada akhirnya bukan hanya tumbuhan dan hewan saja yang mengalami kepunahan, tetapi kehidupan serta peradaban  manusia juga akan ikut terancam.

Dan sekarang, kebanyakan orang hanya bisa menikmati hasil jadi dari pengaruh kemajuan teknologi, tanpa mengetahui apa dan bagaimana proses pengerjaannya. Pada dasarnya pemanasan global merupakan hal  yang tidak dapat dihindari lagi.

Namun kita sebagai manusia bisa mengurangi tingkat pemanasan global dan turut serta dalam menjaga kelestarian lingkungan.

Saya cukup yakin jawaban atas segala permasalahan yang sudah dibahas, sudah ada dipikiran anda yang membaca artikel ini. Dengan menjaga kelestarian lingkungan, maka kita telah ikut serta dalam menjaga bumi dan alamnya. (***)

 

Penulis : Taufiq Ismail

Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Ahmad Dahlan