Eksistensi Koran Cetak di Masa Pandemi

Rabu, 27 Oktober 2021 - 21:13:03


Siti Nailissa’diyah
Siti Nailissa’diyah /

Radarjambi.co.id-Koran cetak merupakan sebuah media massa yang dicetak dan disusun atau dibentuk dari kertas buram yang berukuran besar yang isinya memuat tentang informasi-informasi seputar kehidupan sehari-hari dan informasi sekitar, berita yang ada di dalamnya dicari dan ditulis oleh para jurnalis ataupun wartawan (Pendidikan, 2021).

Sedangkan, eksistensi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti keberadaan, kehadiran yang mengandung unsur bertahan.

Sebelum pandemi, koran cetak sudah dipermasalahkan dengan era digital. Yang mana membawa perubahan besar bagi perilaku pembaca.

Mudahnya informasi yang ditemukan di koran digital dan informasi yang tersedia pun lebih banyak serta dapat diakses sekaligus dalam satu kurun waktu yang sama. Inilah yang merupakan salah satu penyebab masyarakat lebih menyukai media digital dibandingkan media cetak.

Bahkan, ada banyak orang yang beranggapan bahwa penerbit media cetak akan mengalami gulung tikar dikarenakan derasnya arus teknologi yang semakin canggih.

Namun, pada kenyataannya koran cetak masih bisa ditemukan sampai sekarang meskipun mengalami penurunan. Dan adanya pandemi semakin mendukung perkembangan media digital sekaligus memperparah media cetak yang sudah tergerus oleh media digital.

Menurut opini penulis, ada 3 faktor penyebab turunnya pembeli koran cetak di masa pandemi.

Pertama, faktor ekonomi. Covid-19 ini tidak hanya membawa dampak buruk bagi kesehatan, melainkan juga sistem perekonomian di Indonesia. Para karyawan dirumahkan, dan angka pengangguran meningkat, serta pekerjaan sulit untuk didapatkan.

Mungkin ada beberapa pekerjaan yang masih bisa tenar di masa pandemi, namun tidak semua orang mau dan akan mengambil pekerjaan tersebut. Contohnya, pekerjaan sebagai tenaga medis, progammer, guru privat online, psikolog, kurir barang dan makanan, reseller, dan lain sebagainya.

Kedua, takut tertular virus Covid-19 yang dibawa dari koran cetak. Mengingat koran cetak dijual pastinya tidak hanya dipegang oleh satu orang melainkan dari tangan-tangan yang tidak diketahui apakah tangan mereka aman dari virus Covid-19 atau tidak.

Untuk bisa bertahan dari kepercayaan masyarakat tentang amannya koran cetak yang diterima oleh pembeli. Ada penerbit seperti penerbit kompas telah menerapkan keamanan baru.

Sebelum didistribusikan, koran terlebih dulu disemprot dengan disinfektan. Petugas dilengkapi dengan alat pelindung diri untuk meminimalisasi resiko transisi virus. Proses ini dikawal ketat sampai ke tangan pembeli.

Ketiga, penerbitan media cetak mengalami penurunan yang signifikan. Menurut Agus Sudibyo dari Dewan Pers mengutip dari hasil pendataan dari Serikat Perusahaan Pers (SPS) terhadap 434 media cetak disepanjang bulan Januari hingga bulan April 2020.

Terdapat 71% perusahaan media cetak mengalami suatu penurunan omzet dari 40% bila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2019.

Sedangkan 50 dari perusahaan pers media cetak sudah melakukan pemotongan gaji karyawannya dengan besaran 2 hingga 30% dan juga 60% melakukan pengurangan pada jam siaran, bahkan hampir semua melakukan pengurangan pada daya pancar serta penundaan pengeluaran.

Tentu saja pada kondisi ini akan memaksa industri media cetak untuk melakukan pengurangan pada jumlah halamannya secara perlahan-lahan, melakukan pemotongan gaji untuk karyawan serta merumahkan sebagian dari karyawannya juga yang dikarenakan oleh minimnya pendapatan dari suatu iklan supaya industri media cetak ini tetap dapat bertahan pada kondisi krisis seperti saat ini (Ispriadi et al., 2020).

Hal ini membuktikan bahwa koran cetak masih memiliki eksistensi di masa pandemi. Beratnya tantangan yang dihadapi oleh koran cetak tersebut, yakni perkembangan teknologi digital dan pandemi.

Menurut penulis masih belum bisa dijadikan sebagai alasan bahwa koran cetak akan nanti hilang dari muka bumi ini.

Keunikan khas dari koran cetak yang tidak dimiliki oleh koran digital menjadikan koran tersebut tetap diterima dan dibaca oleh masyarakat.

Seperti koran cetak tidak ada iklan yang tiba-tiba muncul dan mengganggu kefokusan, jarang ada hoaks, ulasannya lebih lengkap dan terperinci, serta lebih aman untuk mata dibandingkan koran digital yang bisa menyebabkan gangguan pada mata dikarenakan terus menerus berhadapan dengan layar smartphone. (***)

 

Penulis: Siti Nailissa’diyah, Mahasiswa S-1 Ilmu Perpustakaan Universitas Negeri Malang; Peserta Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka Dalam Negeri (PMM-DN) Tahun 2021.