Berbicara seputar bahasa, terasa belum lengkap jika tidak membawa sastranya. Karena bahasa dan sastra sejatinya saling berkaitan.
Dalam pengertian umum, bahasa dipahami sebagai sebuah komunikasi atau alat untuk berkomunikasi, sehingga kata ‘bahasa’ sering kali dipergunakan dalam berbagai ungkapan keseharian dengan berbagai makna atau bahkan menjadi sebuah istilah.
Sedangkan sastramerupakansatubentukkarya yang menggunakanbahasasebagai media penyampaiannya.
Sastra adalah sebuah karya imajinatif bermedia yang nilai estetikanya dominan sekaligus menampilkan gambaran kehidupan, dan kehidupan itu sendiri merupakan suatu kenyataan sosial serta bisa mengandung gagasan yang mungkin dimanfaatkan untuk menumbuhkan sikap sosial tertentu atau bahkan mencetuskan peristiwa sosial tertentu.
Bahasa Indonesia tercipta dari bahasa Melayu, bahasa yang pada waktu itu digunakan sebagai bahasa penghubung nusantara.
Pada waktu itu, para pemuda Indonesia yang tergabung dalam pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia. Dicantumkan juga pada ikrar yang dibuat, ikrar tersebut disebut Sumpah Pemuda 28 Oktober.
Hampir semua orang pada umumnya mengetahui bahwa adanya peringatan Bulan Bahasa dan Sastra yaitu pada bulan Oktober.
Mengapa harus Oktober? Banyak masyarakat, mahasiswa dan lain sebagainya yang khususnya berkecimpung di dunia bahasa ataupun sastra, selalu merayakan Bulan Bahasa dan Sastra ini dengan berbagai kegiatan.
Misalnya dengan mengadakan sebuah kegiatan besar yaitu perlombaan yang berkaitan dengan bahasa dan juga sastra, seperti lomba cipta puisi, baca puisi, menulis cerpen, menulis essai dan lain sebagainya.
Hal itu mungkin dikatakan menjadi tradisi rutin bahwa pada bulan oktober adalah bulannya perayaan bahasa.
Tapi, apakah sebetulnya semua yang menyelenggarakan tahu mengapa bulan Oktober menjadi Bulannya Bahasa? Mungkin sebagian banyaknya orang berpikiran, kita menggunakan bahasa setiap harinya dan itu salah satu bentuk kita untuk memperingati bahasa juga kan?.
Dengan kita menggunakan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi adalah penghargaan untuk terciptanya bahasa, mengapa Oktober menjadi Bulannya Bahasa? Oktober berbicara tentang perjuangan para pemuda, tepatnya 28 Oktober yang diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda, ditetapkan pula bahasa resmi yang akan digunakan untuk bermasyarakat, yakni bahasa Indonesia.
Merujuk kepada ketetapan awal mula bahasa Indonesia digunakan, maka Oktober menjadi bulan terpilih untuk memperingati Bahasa dan Sastra Indonesia.
Dalam bunyi Sumpah Pemuda di katakan pada ayat ke 3 bahwa “kami putra dan putri Indonesia menjungjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”.
Bunyi ayat tersebut yang dikaitkan pada awal mula digunakannya bahasa resmi Indonesia dan dihubungkan dengan Bulan Bahasa dan Sastra. Maka setiap tahun pada bulan Oktober inilah selalu dirayakan peringatan Bulan Bahasa.
Setiap tahun, badan pengembangan dan pembinaan bahasa kemendikbudristek menggelar perayaan bulan bahasa.
Tahun ini Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa menyebutkan bahwa perayaan Bulan Bahasa dan Sastra akan digelar secara daring dengan tema ‘berbahasa sehat, Indonesia tangguh’.
Perlu kita ingat kembali, bahwa dua tahun kebelakang Indonesia sedang tidak baik-baik saja, dengan maraknya penyakit covid-19 ini.
Sesuai dengan tema yang diangkat pada tahun ini, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa tetap mengadakan kegiatan meski secara daring.
Maknanya adalah dengan upaya mengadakan kegiatannyapun sudah merealisasikan dari tema yang diangkat.
Perlu diingat, meski sudah kurang lebih dua tahun Indonesia mengalami pandemi, tetapi sangat banyak hal yang harus diperbaiki karena perubahan.
Salah satunya adalah mengadakan kegiatan yang biasanya dilakukan secara luring, kini berubah menjadi daring.
Prosesnya terlihat lebih mudah dan cakupan peserta dapat lebih luas, namun perihal persiapan yang matang untuk mengadakan daring itu harus mempunyai skill dan melibatkan pihak-pihak ahli teknologi.
Maka dengan terlaksananya kegiatan peringatan Bulan Bahasa dan Sastra, merupakan salah satu cara untuk merealisasikan dari tema itu sendiri.
Pada tahun ini, berbagai macam kegiatan banyak diselenggarakan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan bahasa untuk memperingati Bulan Bahasa dan Sastra, yaitu; Lomba Cerdas Mengulas Buku, Festival Video Padanan Istilah (Pasti), Lomba Mendongeng bagi Penyandang Disabilits Netra.
Debat Bahasa antar Mahasiswa Se-Indonesia, Festival Digital Musikalisasi Puisi, Pesan Pujangga, Simulasi Kebahasaan dan Kesastraan, Festival Virtual Pembacaan Naskah Lakon, Bedah Buku Bahasa dan Sastra, Menjalin Indonesia, Bincang-Bincang Kebangsaan dalam Perspektif Kebahasaan dan Kesastraan.
Semua kegiatan di rancang mulai bulan Agustus hingga puncaknya nanti tanggal 28 Oktober 2021. Meski dilaksanakan secara daring, ternyata sangat banyak kegiatan yang dilaksanakan.
Hal yang berbeda pada tahun ini memang nampak bahwa kegiatan dilakukan secara dalam jaringan. Namun, hal itu semoga dirasa cukup dan tidak mengurangi esensi dari memperingati perayaan Bulan Bahasa dan Sastra tahun 2021.
Luar biasa sekali, rancangan kegiatan yang telah disusun sebaik mungkin, sangat menarik dan memunculkan bentuk kebahasaan dan kesastraannya.
Memang benar, jika dikatakan sangat antusiasme dari penyelenggara sangat terlihat dan sudah sangat memaksimalkan sekali dalam merancang kegiatan ini untuk menyambut puncak perayaan Bulan Bahasa dan Sastra tahun 2021 ini.
Perlu kita sadari, bahwa ternyata kegiatan yang dilaksanakan secara daring ini mengajarkan sekaligus mengingatkan kita akan pandemi bukanlah hal penghalang utama untuk menyerah.
Namun dengan adanya kemauan dan kesadaran diri, pandemi mengajarkan kita harus terus berkembang hingga maju dengan jalan yang berbeda dari sebelumnya dan memberikan pembelajaran bahwa harus tetap memerdekakan Indonesia dengan menjaga dan mencintai Bahasa dan Sastra.
Dan agar bangsa Indonesia terus mengeluarkan segala macam bakatnya maka kegiatan secara dalam jaringan inilah yang dapat mempersatukan seluruh masyarakat dari Sabang sampai Merauke untuk bersilaturahmi dan menunjukkan setiap kemampuannya.
Pandangan penulis, mengambil tema yang menarik tentunya terdapat banyak hal yang menarik. Tahun ini dengan tema berbahasa sehat, Indonesia tangguh menjadisangat tepat dan sebagian dari doa. Di mana harapannya Indonesia terus sehat.
Tidak hanya karena maraknya penyakit covid-19 saja, tetapi maraknya masyarakat yang menggunakan bahasa dengan mengandung konflik. (***)
Penulis: Alifa Johariyah Ulfah, Mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Sukabumi. Peserta Pertukaran Mahasiswa Merdeka Dalam Negeri (PMM-DN).
Menyoal Minat Baca di Indonesia, Catatan Hari Perpustakaan Sekolah Internasional
Kisah Tota Sinaga, Kepala Sekolah Tangguh yang Dedikasikan Hidupnya untuk Kemajuan Sekolah
Bawaslu Jambi Borong Predikat Informatif dari Komisi Informasi