Mengoptimalkan Peran Taman Pendidikan Al-Qur’an

Jumat, 15 April 2022 - 16:57:27


Catur Rohmiasih
Catur Rohmiasih /

Radarjambi.co.id-Marhaban Yaa Ramadan. Umat muslim mana yang tidak merasa bahagia, saat masjid yang dulunya sepi dan ditutup sekarang sudah mulai dibuka dan digunakan untuk ibadah selama bulan ramadan.

Dengan begitu, ibadah bisa dijalankan dengan hati yang khusyuk. Rindu dengan sanak saudara akan segera terobati dengan pulang ke kampung halaman. Umat muslim harus bahagia dengan datangnya bulan penuh berkah ini.

Semua amalan sunah maupun yang wajib akan dilipat gandakan oleh Allah swt. Disamping itu harus melakukan kewajiban amal saleh sebagai seorang muslim yang taat.

Beberapa hal yang bisa mendatangkan pahala. Diantaranya, sedekah, memperbanyak berdoa, menjauhi perbuatan dosa, dan memperbanyak membaca Al-Qur’an.
Ramadan dengan suasana baru

Bulan ramadan tahun ini kita sambut dengan suka cita dan gembira. Penurunan kasus Covid-19 yang cukup signifikan memberi kabar baik jelang datangnya bulan ramadan. Umat muslim yang akan menjalankan ibadah di bulan ramadan bisa dilakukan dengan normal dan tetap menjalankan protokol kesehatan (prokes).

Dilansir dari suara.com pemerintah memperbolehkan umat muslim untuk merayakan idulfitri 2022 di kampung halaman. Syaratnya, pelaku perjalanan mudik harus sudah melakukan dua kali suntik vaksin dan booster (vaksin ketiga).

Sedangkan jika merujuk pada Surat Edaran (SE) Nomor 8 Tahun 2022 tentang Panduan Penyelenggaraan Ibadah pada bulan ramadan dan idulfitri tahun 1443 H/2022 M, ada sejumlah aturan dalam pelaksanaan ibadah ramadan 2022 di masa pandemi.

Yaitu, pelaksanaan segala kegiatan ibadah di masjid atau musala disesuaikan dengan status level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di wilayah masing-masing. Dengan catatan, kegiatan tetap dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan.

Pengelolaaan Taman Pendidikan Al-Quran

Masih di bulan ramadan, biasanya tempatTPA/TPQ (Taman Pendidikan Al-Qur'an) ramai diikuti dan dihadiri anak-anak.

TPA/TPQ merupakan lembaga atau kelompok masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan nonformal berupa pengetahuan agama Islam bertujuan membentuk sikap kepercayaan diri santri yang berakhlak mulia sesuai tutunan al-qur'an dan hadis.

Mengingat banyak yang memulai memasukkan anaknya untuk belajar membaca al-qur’an karena memang bertepatan dengan momen yang pas. Jika di kampung-kampung anak usia 5 tahun sudah banyak yang mengaji di TPA.

Tapi umumnya, anak berusia 4 sampai 12 tahun. Tidak hanya membaca Al Quran yang dipelajari. Bisa juga memberikan pengajaran mempelajari hadis nabi, belajar dasar-dasar akidah islam, belajar salat, dan belajar sejarah islam.

Setelah berlalunya bulan ramadan biasanya banyak anak yang enggan untuk melanjutkan belajar.

Suatu hal yang wajar jika anak merasa bosan dengan pembelajaran yang diberikan. Sehingga anak merasa tidak perlu untuk belajar kembali. Hasilnya, masjid ramai hanya pada saat bulan ramadan saja.

Beberapa faktor yang mempengaruhi kurangnya sumber daya manusia yang profesional, pembelajaran yang monoton, dan kurang lengkapnya fasilitas masjid/musala yang dapat mendukung terlaksananya pembelajaran dengan baik.
Beberapa usulan

Beberapa hal yang perlu diperhatikan khusunya bagi para pengajar maupun calon pengajar TPA. Hal utama yang perlu saat pembelajaran TPA ialah seorang pengajar harus kreatif dan menyenangkan saat memberikan pengajaran. Supaya, tidak terkesan sangat membosankan.

Sebelum pembelajaran berlangsung, pengajar memulai dengan membacakan/mendongeng yang diambil dari kisah nabi maupun dari sumber lain yang cocok untuk anak. Agar lebih menarik pendidik dapat memanfaatkan boneka tangan atau media lainnya.

Selanjutnya, perlunya tempat yang bisa anak-anak pergunakan untuk membaca seperti pojok baca atau pun perpustakaan pribadi yang menyediakan buku-buku anak secara lengkap.

Berikan apresiasi pada anak setelah berhasil menghafal beberapa surat pendek/saat bacaan al-qur’annya sudahlancar. Adakan kegiatan yang lebih mengarahkan anak untuk terlibataktif.

Seperti, lomba menghafal surat pendek, adzan, mewarnai, kultum dan sebagainya. Ajakanak untuk eksplor lebih jauh tentang kemampuan dirinya. Sebagai pendidik, sudah selayaknya untuk memberikan motivasi, pembelajaran terbaik,dan maksimal.

Jadikanlah TPA sebagai pusat sentral pengajaran al-qur’an dan keislaman bagianak-anak. Kelak dari TPA akanl ahir anak yang berdaya, berguna bagi agama, nusa, dan bangsa. Semangat membangkitkan TPA para pejuang tangguh.(***)

 

Penulis : Catur Rohmiasih, Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta. Saat ini aktif di organisasi Himpunan Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan PKM CENTER UAD. Karya yang pernah terbit adalah menulis antologi memoar Menjadi Mahasiswa Baru dengan judul Satu Semester Penuh Warna dan menulis antologi cerpen dengan judul Rumah Kedua Ku