Radarjambi.co.id-Literasi merupakan cara seseorang untuk mengenal, memahami, dan menerapkan ilmu pengetahuan atau informasi yang didapat maupun dimiliki agar meningkat secara optimal.
Selain itu, seseorang yang memiliki kemampuan literasi yang tinggi mampu berpikir kritis untuk memecahkan masalah secara optimal.
Literasi baca tulis merupakan kemampuan seseorang dalam menelaah dan mengembangkan pengetahuan maupun informasi yang didapat dalam bentuk teks tertulis untuk sebuah tujuan tertentu.
Dilasir dari detik.com menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada tanggal 25 Februari 2022 seluruh masyarakat Indonesia menduduki angka 59,52, dengan durasi membaca 4-5 per jam per minggu dan jumlah buku 4-5 buku per triwulan.
Dari data tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki tingkat literasi baca tulis yang sangat rendah. Hal ini mengakibatkan seseorang memiliki informasi yang rendah.
Dalam konteks pendidikan literasi baca tulis menjadi faktor terpenting dalam proses maupun hasil belajar siswa. Jika melalui kegiatan membaca seorang siswa akan mendapatkan ilmu pengetahuan, informasi, dan wawasan yang lebih.
Selain itu, seorang siswa mampu mendapatkan informasi yang tidak didapatkan dari guru maupun sekolah. Dunia pendidikan terdapat pembelajaran bahasa yang harus di pelajari siswa. Pembelajaran bahasa biasanya selalu ada sejak jenjang SD, SMP, dan SMA yakni disebut Bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran yang sangat beriringan dengan literasi baca tulis. Dalam pembelajaran bahasa siswa harus memiliki 4 keterampilan yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Literasi dalam pembelajaran bahasa bertujuan yang paling penting untuk mengembangkan tata bahasa, ejakan, dan tanda baca yang benar sesuai dengan kaidah kebahasaan.
Kegiatan literasi baca tulis tersebut dapat di uji dalam pembelajaran bahasa. Hasil dari literasi baca tulis siswa dapat di ukur dari aspek memahami sebuah informasi, menelaah informasi, dan menyampaikan informasi dengan pemahaman diri sendiri dengan bentuk tulisan.
Jika seorang siswa yang tidak mampu memahami dan kurang memiliki wawasan tentang bacaan akan terlihat pada hasil yang dikerjakan.
Pembelajaran bahasa akan berkaitan dengan menciptakan sebuah hasil pembelajaran ataupun sebuah karya. Sebab, pembelajaran bahasa juga berkaitan dengan karya sastra dan tata bahasa.
Karya sastra sendiri juga memiliki kategori yang terdiri dari prosa, puisi, dan drama. Dalam prosesnya tentu seorang siswa tidak terlepas dengan berfikir imajinatif. Siswa akan memiliki kemampuan daya imajinasi dalam menciptakan sebuah hasil. Semisal siswa membuat karya cerpen, pantun, puisi, maupun novel.
Literasi baca tulis berkaitan erat dengan kemampuan imajinasi dalam pembelajaran. Sebab, jika seorang siswa memiliki tingkat literasi baca yang rendah akan sulit mengembangkan imajinasi.
Imajinasi tersebut akan terbentuk dan terbantu dari berbagai referensi bacaan. Sebab, menulis merupakan hasil dari proses membaca. Biasanya siswa akan kesulitan memulai kata pertama karena tidak mampu berimajinasi dan kekurangan literasi. Imajinasi tersebut akan membangun sebuah topik dan membangkitkan sebuah pengetahuan yang akan ditulis. (***)
Penulis: Ninda Shavera Visty Happy Yana, Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Dukung Inklusi Keuangan, OJK Resmikan 552 TPAKD di Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota