Inovasikan Tepung Singkong Jadi Keripik Brownies, Oleh-Oleh Wisata Gunungireng Pengkok Gunungkidul

Jumat, 23 September 2022 - 15:31:51


/

Di indonesia pertanian memiliki peranan yang sangat dominan dalam pemantapan ketahanan pangan, yang mensyaratkan terpenuhinya persediaan dan kebutuhan pangan penduduk indonesia.

Jumlah penduduk Indonesia yang semakin bertambah menyebabkan area lahan pertanian berkurang dan menyebabkan swasembada beras tidak dapat dipertahankan.

Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan diversifikasi (penganekaragaman) pangan. Upaya penganekaragaman yang sangat potensial dan cocok untuk dikembangkan di Indonesia adalah dari jenis umbi-umbian.

Berbagai jenis umbi-umbian ini telah dimanfaatkan menjadi bahan pangan olahan yang dapat meningkatkan nilai jualnya, salah satu umbian-umbian tersebut adalah umbi singkong.

Sebagian masyarakat khususnya di daerah Gunungkidul telah memanfaatkan hasil umbi singkong untuk di kelola menjadi tepung.

Akan tetapi kurangnya kesadaran masyarakat akan pengetahuan untuk mengembangkan inovasi umbi singkong menjadi produk bernilai jual yang tinggi, menjadikan pendapatan masyarakat masih rendah.

Oleh karena itu, TIM HMPS Bisnis Jasa Makanan Melalui program P2MD (Program Pemberdayaan Masyarakat Desa) mengajak masyarakat untuk sadar mengenai pemberdayaan hasil pertanian, untuk diolah dan dikembangkan menjadi produk yang bermutu dan bernilai jual yang tinggi dan masyarakat diharapkan mampu mengelola hasil produk dengan baik.

Sasaran program ini adalah pemberdayaan masyarakat akan pemanfaatan hasil pertanian untuk dikelola menjadi produk yang nantinya akan dipergunakan untuk menjadi produk oleh oleh khas gunungireng, pengkok gunungkidul.

Salah satu rancangan dalam program tersebut adalah pelatihan pembuatan keripik brownies.

Keripik brownies adalah makanan cemilan kue ringan yang berbahan dasar dari tepung dan cokelat, cemilan ini banyak digemari oleh masyarakat mulai dari beberapa tahun terakhir.

Upaya dari pihak Universitas Ahmad Dahlan dalam merespon program P2MD adalah dengan menjadikan sebagian hasil pertanian desa Pengkok, gunungkidul sebagai program kerja utama bagi para mahasiswa P2MD UAD dan diterjunkan pada tanggal 2 Agustus- November 2022.

Salah satu Program yang diterjunkan di Padukuhan pengkok, gunungkidul yaitu mengusung program berupa pelatihan pembuatan keripik brownies.

Pelatihan pembuatan keripik brownies disosialisasikan pada (8/9/22) adalah pelatihan mengolah tepung singkong menjadi produk inovasi keripik brownies dengan teknologi tepat guna.

Pembuatan keripik brownies ini menggunakan teknik pencampuran bahan, pencetakan dan pemanggangan. Hasil dari produk keripik brownies ini dapat digunakan untuk produk oleh-oleh wisata gunungireng, desa pengkok gunungkidul.

Dalam sosialisasi ini masyarakat diharapkan mampu untuk mandiri dalam produksi pengolahan produk keripik brownies hingga produk dipasarkan.


"Pelatihan ini menurut saya sangat bermanfaat, karena kita orang kampung, kita punya bahannya. Tetapi tidak bisa mengolahnya dengan maksimal, dan saat kami bertemu tim p2md ini ternyata bisa memberikan pengetahuan kepada ibu2 yang belum tau.

Taunya ibu-ibu singkong hanya untuk membuat kue2 tradisional, karena ada tim p2md ini kami dapat pelatihan yang mungkin kita baru tau,'' tutur salah seorang warga yang mengikuti pelatihan Yuyun Aisiyah.

Di samping senang bisa berkumpul dengan kawan2 kata Yuyun dari pelatihan ini juga mendapatkan ilmu yang bermanfaat.

''Biasanya di rumah gitu2 aja, tetapi kali ini kita mendapatkan kegiatan yang dapat menambah pengalaman baru wawasan baru," ungkap Yuyun Aisiyah salah seorang warga panjatan

“Dengan adanya sosialisasi dan pelatihan ini, kami berharap masyarakat menjadi sadar dalam menginovasikan bahan lokal hasil pertanian menjadi produk bernilai jual yang tinggi dan mampu mengolah produk hingga pemasaran dengan mandiri," timpalnya. (*)

 

Penulis : Lathifah Apriana Putri Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan, Jogya. Tim P2MD UAD