Antara Semangat Pahlawan dan Semangat Pasca Pandemi

Kamis, 10 November 2022 - 13:15:59


/

Bung Tomo : Kita tunjukan bahwa kita ini adalah benar benar orang yang ingin merdeka”

Pidato Bung Tomo di Surabaya 10 November 1945 menjadi semangat utama “Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat” dalam memaknai HUT ke 77 RI kemerdekaan era New normal dan pasca pandemi.

Indonesia kala itu masih seumur jagung yang diperebutkan oleh berbagai negara karena sumber daya alam yang melimpah dan rempah rempah termasuk oleh Jepang, kolonial Belanda, inggris dan bangsa Eropa.

Seketika jepang menyerah kepada sekutu karena kota Hirosima dan Nagasaki di bom atom.

Peristiwa itu terjadi pada bulan Agustus 1945, karena kekosongan tersebut Soekarno mengambil langkah politik dan mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia.

Beberapa bulan berikutnya tepatnya pada bulan September Inggris membantu belanda agar merebut kekuasaan jepang di Indonesia, pada 25 September 1945 inggris pergi ke Surabaya dan mengibarkan bendera belanda tanpa persetujuan Pemerintah Indonesia Daerah Surabaya.

Pemuda Surabaya menjadi geram dan penuh amarah karena belanda ingin mengembalikan kekuasaan di Indonesia. Pada 29 Oktober terjadilah perang antara tentara inggris dan Indonesia, terjadi bentrokan yang memuncak karena terbunuhnya jendral Mallaby di jembatan Merah.

Elemen masyarakat Indonesia bersatu karena menjaga kemerdekaannya bahkan keluarlah resolusi jihad oleh K.H. Hasyim Asy’ ari sehingga para santri, pelajar mahasiswa dan seluruh rakyat Indonesia ikut dalam peperangan 10 November 1945.

Persatuan seluruh rakyat Indonesia ini yang menjadi cikal bakal di tetapkannya hari pahlawan 10 November.

Era Bung Tomo dulu pahlawan adalah yang melawan penjajah, era kini pahlawan adalah mereka yang menjaga jarak, mengedukasi, membantu yang terdempak hingga mereka yang berjuang dibalik layar.

Mereka yang kreatif membangun perekonomian kecil memulihkan langkah baru dalam berusaha menjalankan roda perekonomian mereka. Mereka adalah pahlawan masa kini.

Mereka yang kembali mendidik siswa siswi yang sudah mulai nyaman dengan pembelajaran jarak jauh daring.

Mereka yang kembali mulai menjajakan dagangan di tepi jalan dan mereka yang masih bersalaman dengan pasien covid 19 mereka semualah pahlawan masa kini.

Memulihkan perekonomian, mengembalikan sistem belajar seperti sedia kala, dan tetap berani menangani pasien terpapar covid 19 , inilah yang sedang mengimplementasikan perjuangan Bung Tomo pada masa sekarang.

Banyak Bung Tomo muda yang bermunculan karena terdesak perekonomian hingga terpaksa menjadi tulang punggung yang harus memulihkan perekonomian, pendidikan, dan kesehatan mereka juga layak disebut pahlawan masa kini.

Kesempatan pulih sudah di depan mata bangkit lebih cepat memutar kebangkitan semangat patriotisme dan semangat tanya kepada diri kita sendiri secepat apa kita akan pulih ?,

pada saatnya tak lama lagi pasca pandemi ini akan menjadi motor penggerak semua profesi dan semua kegiatan akan berlangsung normal hingga kita pulih lebih cepat, bangkit lebih kuat.

Peran yang tidak boleh ditinggalkan adalah peran para pemuka agama yang tak henti hentinya mengajak berbagi, dan memberikan wejangan arti kesabaran dan menganjurkan untuk lockdown, dan beribadah dari rumah namun tetap memberikan semangat dalam beribadah.

Pemuda pemudi bangsa yang sebenarnya adalah pengganti pewaris bangsa Indonesia wajib memproyeksikan masa depan.

Bagaimana membangkitkan perekonomian kecil, membangun usaha, dan memberikan sumbangsih pemikiran dalam bidang ekonomi ,politik, sosial, budaya, pendidikan, kesehatan.

Salah satu langkah yang bisa dilakukan pemuda pemudi bangsa dalam mengisi dan memaknai hari pahlawan adalah dengan pemuda pemudi yang memiliki cita cita bersama dalam perjuangan yang menunjukkan bahwa bangsa ini sudah merdeka dari kesulitan kesulitan pandemi covid 19.

Salah satunya bekerja seperti dulu ketika covid 19 belum melanda, dan mulai membiasakan diri kepada hal baru dengan tetap menerapkan Prokes yang diterapkan pemerintah.

Karena pada akhirnya kita sendirilah yang akan melanjutkan pengorbanan dan pergerakan bangsa Indonesia yang kita cintai bersama.(*)

Penulis : Alfaris Cindy Lavhasa Mahasiswa UAD