Apa yang Saya Dapatkan Dalam Perkuliahan Filsafat?

Minggu, 18 Juni 2023 - 08:28:15


/

Radarjambi.co.id-Banyak hal baru yang saya dapatkan dalam mata kuliah filsafat semester ini, merubah cara pandang saya tentang pembelajaran dan penelitian.

Kita tahu bahwa pembelajan dan penelitian sama-sama bersentuhan dengan “Knowledge”.

Dimana pembelajaran berhubungan dengan pengetahuan yang sudah ada sedangkan penelitian tentang menemukan pengetahuan baru.

Setelah mengikuti perkuliahan filsafat, saya baru menyadari bahwa jawaban dari pertanyaan “ What is Knowledge” tidaklah mudah untuk dijawab.

Tidak hanya konsep justified true belief dengan kompleksitas makna dari justifikasi yang bisa diterima.

Ada konsep lain seperti intelectual virtue dan skeptisisme yang yang perlu dipertimbangkan dalam memahami arti dari mengetahui sebuah pengetahuan.

Melalui kuliah filsafat ini, Prof. Didi Suryadi, M.Ed memperkenalkan kami dengan buku "What Is This Thing Called Knowledge" karya Pritchard.

Beliau menugaskan kami membaca buku Pritchard kemudian menyampaikan kembali hasil bacaan di depan kelas, selanjutnya Profesor akan mengulas untuk memberikan penguatan tentang pemahaman kami.

Dengan membaca buku ini dan mendengarkan penjelasan dari Prof Didi, kami mengenal konsep-konsep dasar teori pengetahuan dan kemudian merefleksikannya dalam pembelajaran matematika.

Sehingga saya mulai paham bagaimana pengetahuan matematika diperoleh, dipertahankan, dan diterapkan dalam konteks akademik.

Pritchard memberikan gagasan tentang pentingnya intelectual virtue/kebajikan intelektual dalam memperoleh pengetahuan.

Intelectual virtue memiliki peran yang penting dalam proses perolehan pengetahuan dan proses pembelajaran matematika.

Kebajikan intelektual seperti ketekunan, kejujuran intelektual, dan keterbukaan pikiran dapat menjadi kualitas yang penting untuk dikembangkan oleh siswa dalam pembelajaran.

Dengan siswa mengembangkan kebajikan intelektual ini, mereka cenderung lebih mampu memahami, menganalisis, dan menyelesaikan masalah matematika dengan baik.

Selain tentang intelectual virtue, lewat bukunya Pritchard juga membahas konsep skeptisisme dalam meyakini suatu kebenaran.

Dalam pembelajaran matematika, skeptisisme dapat muncul ketika siswa meragukan kebenaran atau kegunaan dari konsep atau metode matematika tertentu.

Ketika siswa tidak mudah percaya dalam menemukan kebenaran (skeptis), hal ini dapat melatih kebajikan intelektual pada diri siswa seperti kerja keras, ketekunan, dan keterampilan berpikir kritis.

Kita juga menemukan kata epistemic virtue/kebajikan epistemic di dalam buku Pritchard.

Epistemic virtue mengacu pada kualitas-kualitas karakter atau sifat-sifat yang diperlukan dalam usaha mencapai pengetahuan yang baik dan dapat diandalkan.

Epistemic virtue melibatkan sikap, keterampilan, dan prinsip-prinsip berpikir yang berkontribusi pada proses perolehan pengetahuan yang benar.

Beberapa contoh kebajikan epistemik yang sering dibahas dalam literatur epistemologi adalah ketekunan, kejujuran intelektual, berpikir kritis dan keterbukaan pikiran.

Epistemic virtue berfungsi sebagai pedoman untuk mencapai pengetahuan yang andal dan menghindari kesalahan atau ketidaktepatan yang mungkin terjadi dalam proses berpikir dan pembelajaran.

Dalam epistemologi, pemahaman dan pengembangan kebajikan epistemik menjadi penting dalam upaya membangun fondasi pengetahuan yang kokoh dan dapat dipertanggungjawabkan.

Secara keseluruhan, menurut saya buku "What Is This Thing Called Knowledge" karya Pritchard menyajikan bacaan yang inspiratif dan mendorong kita untuk berpikir lebih dalam tentang apa itu pengetahuan.

Dengan terlibat dalam gagasan-gagasan Pritchard, kita didorong untuk merenungkan kompleksitas pengetahuan, peran kebajikan dalam epistemologi, dan implikasi dari keberuntungan dan skeptisisme terhadap pemahaman kita tentang arti dari mengetahui sebuah pengetahuan. (*)

 

Penulis: Rindi Antika, Dosen Universitas Maritim Raja Ali Haji, Mahasiswa S3 Pendidikan Matematika UPI Bandung