Observasi Akreditasi Perpustakaan SLB AUTIS UM oleh Mahasiswa S1 Ilmu Perpustakaan UM

Selasa, 05 Desember 2023 - 21:21:10


/

Radarjambi.co.id-MALANG– Perpustakaan sebagai lembaga pendidikan yang berfungsi sebagai tempat penyediaan sumber belajar, seharusnya terus mengembangkan seluruh potensi yang ada pada perpustakaan tersebut. Salah satu cara untuk mengukur pengembangan potensi yang ada di perpustakaan sekolah ialah dengan akreditasi.

Akreditasi merupakan bukti bahwasannya suatu lembaga atau institusi mampu untuk melakukan kegiatan tertentu. Namun saat ini, masih banyak perpustakaan sekolah yang belum terakreditasi, khususnya Perpustakaan Sekolah Luar Biasa.

Hal itu yang membawa 3 Mahasiswa S1 Ilmu Perpustakaan Universitas Negeri Malang yakni Afaf Nur Salsabillah Firdausiah, Siti Nailissa’diyah dan Yustriana untuk melakukan observasi akreditasi pada perpustakaan sekolah luar biasa.

Dari riles yang diterima Radarjambi.co.id menyebutkan kegiatan ini dirancang untuk mendapatkan pengalaman praktis dalam mengaplikasikan materi yang telah dipelajari di kelas dan memahami situasi secara real di perpustakaan dalam melakukan persiapan akreditasi perpustakaan.

Kegiatan ini merupakan projek dari mata kuliah manajemen perpustakaan sekolah yang diampu oleh Ibu Inawati,S.I.P,M.M untuk melakukan observasi persiapan akreditasi perpustakaan sekolah terhadap sekolah yang belum pernah mengikuti proses akreditasi sebelumnya.

Perpustakaan sekolah luar biasa Autis UM, menjadi pilihan sebagai salah satu perpustakaan sekolah yang belum pernah melakukan akreditasi sebelumnya. Selain itu, perpustakaan sekolah luar biasa Autis UM mempunyai koleksi khusus keautisan, hal ini menjadi pembeda dengan perpustakaan yang lain.

Tugas mahasiswa di sini adalah memastikan kesiapan perpustakaan sekolah, melalui pengamatan dan penilaian menyeluruh terkait dengan perpustakaan.

Observasi dimulai Pada selasa 14/11/2023 – 26/11/2023, dengan bertemu langsung dengan kepala perpustakaan SLB UM untuk mengidentifikasi area yang belum memenuhi standar minimum dan perlu dilakukannya peningkatan.

Area yang diperhatikan mencakup koleksi perpustakaan, sarana dan prasarana, pelayanan perpustakaan, tenaga perpustakaan, penyelenggaraan perpustakaan, pengelolaan perpustakaan, inovasi dan kreativitas, tingkat kegemaran membaca, dan indeks pembangunan literasi masyarakat.

Kegiatan dilakukan dengan melakukan wawancara serta memberikan pedoman untuk mempersiapkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk mengajukan permohonan akreditasi sesuai dengan instrumen yang telah disahkan oleh kepala perpustakaan nasional.

Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai kebutuhan perpustakaan, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan, serta melakukan peningkatan layanan agar sesuai dengan standar yang telah ada.

Menurut Ibu Ninik Suwarni, Spd selaku kepala perpustakaan, mengaku senang dengan adanya observasi yang dilakukan oleh mahasiswa tersebut. Selain mendapatkan pemahaman tentang borang akreditasi perpustakaan juga bisa menjadikan gambaran untuk mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan, jika sewaktu-waktu perpustakaan akan melakukan akreditasi.

Kegiatan ini tidak hanya sekedar untuk menuntaskan tugas mata kuliah, tetapi juga untuk mendapatkan pengalaman sebagai seorang asesor secara langsung dan mendapatkan pengetahuan terkait persiapan akreditasi perpustakaan sekolah di lapangan.(*)