Islam Menganjurkan Piknik

Sabtu, 16 Desember 2023 - 22:14:46


/

Radarjambi.co.id-Surat Al-Mulk, menjadi dasar tentang perintah Allah SWT untuk mengeksplorasi maha karya-nya
berupa EART atau Ard’.

Banyak ciptaan Allah yang sangat indah bahkan banyak tercantum dalam alQuran yang menjadi saksi kisah perjalanan para Nabinya.

Surat Al-Mulk, merupakan wahyu Ilahi yang membuka pintu keagungngan ciptaan Allah.

Di antara ayat-ayat terdapat sebuah perintah yang  mengajak manusia untuk berjalan-jalan, piknik, dan menikmati rezeki yang telah diberikan-Nya, ayat
tersebut dapat ditemukan pada ayat ke –15:

“Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalan di segala penjuru dan makanlah
sebahagian dari rezekinya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.”(Q.S. AlMulk: 15)

Ayat ini menunjukkan bahwa Allah menciptakan bumi dengan kelembutan dan keseimbangan agar manusia dapat menikmati keindahan serta anugerah yang telah Dia berikan.

Ayat ini memberikan pesan memperlihatkan bahwa aktivitas berjalan-jalan, piknik dan makan bukanlah sekedar kebutuhan fisik semata, tetapi juga merupakan bagian dari rahmat dan nikmat yang Allah berikan kepada umatNya.

Berjalan di segala penjuru bumi, seperti yang disarankan oleh ayat tersebut, membawa makna yang dalam.

Ini adalah undangan untuk menjelajah dan mengenal ciptaan Allah. Manusia diingatkan untuk  tidak hanya terpaku pada satu tempat,tetapi untuk menjelajahi keindahan dan keberagaman alam
yang telah diciptakan-Nya.

Dalam setiap langkah, terdapat tanda-tanda kebesaran Allah yang
memperkaya jiwa dan menyiratkan keajaiban penciptaan-Nya.

Pentingnya Piknik atau pelesiran, sebagai bagian dari kegiatan berjalan- jalan mencerminkan kehidupan sosial dan kebersamaan dan sesuai dengan firman

Allah dalam Al-Quran surat Al-Hujurat
ayat 13 sebagai berikut.
“Hai Manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seseorang laki-kaki dan seorang perempuan dan menjadikanmu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenalmengenal.

Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal”.

Dalam tafsir Al-Misbah karya Prof. Quraish Shihab, penggalan ayat tersebut menggunakan panggilan yang ditujukan kepada orang-orang beriman, tetapi kepada manusia.

Penggalan ayat pertama di atas
sesungguhnya Kami menciptakan kamu, dari seseorang laki-laki dan perempuan adalah pengantar untuk menegaskan bahwa semua manusia derajat kemanusiaan sama di sisi Allah, tidak ada
perbedaan antara suku, nilai kemanusiaan antara laki-laki dan perempuan.

Selanjutnya ayat itu juga  beralih kepada uraian tentang prinsip dasar antar manusia, Karena itu, ayat di atas tidak lagi
menggunakan panggilan yang ditujukan kepada orang-orang beriman, tetapi kepada jenis manusia.

Dapat disimpulkan ketika kita menjelajahi atau yang kita sebut dengan piknik akan membuat kita saling berinteraksi dan saling mengenal yang tidak hanya sesama orang beriman.

Namun kepada seluruh manusia yang ada di dunia, tidak hanya sekedar piknik namun diniatkan dapat menjadi sebuah
keberkahan.

Selanjutnya adalah makan, sebagaimana yang dinyatakan dalam ayat tersebut, bukan hanya sekedar memenuhi kebutuhan tubuh, tetapi juga merupakan tindakan bersyukur atas rezeki
yang Allah berikan.

Dengan menikmati makanan dari berbagai jenis makanan, manusia diingatkan akan kelimpahan rezeki yang berasal dari Allah.

Aktivitas makan juga menjadi momen untuk berintrospeksi, bersyukur dan mengingat kembali betapa besar dan melimpahnya karunia Allah.

Lebih dari sekedar aktivitas fisik, perintah Allah ini mengandung makna mendalam tantang apresiasi  terhadap ciptaan-Nya, kehidupan sosial, dan bersyukur atas nikmat yang diberikan-Nya, berjalan,
piknik dan makan adalah bentuk ibadah ketika dilakukan dengan penuh kesadaran akan kebesaran Allah.

Dengan menjalani kehidupan ini sesuai dengan tuntunan-Nya, Manusia dapat merasakan kedekatan spiritual, kebahagiaan, dan makna yang sejati.

Sehingga, setiap langkah, setiap momen
bersama, dan setiap hidangan menjadi sebuah perjalanan spiritual yang menghantarkan manusia kepada-Nya. Sang pencipta yang maha penyayang dan pengasih. (*)

 

 

Penulis : Alfaris Cindy Lavhasa
Mahasiswa PBSI UAD