Tranformasi Guru Digital

Senin, 13 Mei 2024 - 17:55:41


Sudaryanto
Sudaryanto /

Radarjambi.co.id-Pernyataan Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim (KR, 6/12/2023) menarik kita simak.

Dia mengatakan, platform teknologi yang disediakan Kemendikbudristek berfokus pada kebutuhan guru dan tenaga kependidikan.

Lanjutnya, jika tidak ada dukungan transformasi teknologi untuk guru dan tenaga kependidikan akan sulit bagi satuan pendidikan untuk lebih maju.

Apa dan bagaimana transformasi teknologi di kalangan guru kita saat ini?
Terhadap pertanyaan di atas, ada dua jawaban yang dikemukakan.

Pertama, terjadinya pandemi Covid-19 yang berdampak luas terhadap bidang pendidikan. Sebelum terjadinya pandemi, para guru mengajar di kelas dengan teknologi ala kadarnya, seperti laptop, LCD, dan video.

Saat pandemi terjadi, para guru beralih mengajar secara daring melalui sejumlah aplikasi, seperti Zoom, Google Meet, Google Classroom, Schoology, dan e-learning.

Transformasi Guru Digital

Kedua, terkait butir pertama, terjadinya transformasi dari guru manual menjadi guru digital. Disebut guru manual karena mengajar di kelas dengan teknologi ala kadarnya dan kurang sentuhan inovasi metode/model pembelajaran.

Alhasil, potret pembelajaran yang diampu guru manual kurang inovatif. Padahal, seperti kita pahami, pembelajaran pascapandemi cenderung bersifat bauran (hybrid), yang menuntut kemampuan inovasi mengajar daring dan luring.

Sebaliknya, disebut guru digital karena mengajar di kelas dengan teknologi modern dan kaya sentuhan inovasi metode/model pembelajaran.

Saat ini, model pembelajaran yang banyak dipakai oleh guru adalah Project Based Learning (PjBL), Problem Based Learning (PBL), dan Inquiry Based Learning. Dengan demikian, potret pembelajaran yang diampu guru digital cenderung inovatif, sesuai dengan spirit Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) saat ini.

Terkait itu, sejalan dengan temuan survei Indikator (7-12 April 2022) tentang arah baru pendidikan Indonesia, kita dorong pihak Kemendikbudristek lebih giat melakukan sosialisasi program pendukung IKM, seperti Platform Merdeka Mengajar, Guru Penggerak, Profil Pelajar Pancasila, dan Indonesia Edu Webinars. Berkat program-program itu, kita berharap terjadi kolaborasi IKM antarguru di satu sekolah, satu daerah/wilayah, dan lintas daerah/wilayah.

Sebagai contoh, Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Indonesia SMA DIY bekerja sama dengan Asosiasi Dosen Bahasa dan Sastra Indonesia (Adobsi) Cabang DIY merintis pelatihan menulis artikel praktik baik IKM. Atau, MGMP Bahasa Indonesia MA DIY bekerja sama dengan salah satu LPTK menggagas pelatihan penulisan kreatif bagi siswa.

Dari contoh itu, kita dorong kolaborasi MGMP dan organisasi profesi/LPTK tercipta dengan baik.

Berkat kolaborasi itu, kita berharap para guru manual dapat mentransformasikan dirinya menjadi guru digital. Dulu guru mengajar dengan metode ceramah, kini guru mengajar dengan metode pembelajaran berbasis proyek, terutama terkait Profil Pelajar Pancasila.

Dulu para siswa kurang semangat dan kurang aktif di kelas, kini para siswa penuh semangat dan aktif di kelas. Pelan tapi pasti, kualitas pembelajaran di kelas meningkat lebih baik.

Kualitas SDM

Pihak Kemendikbudristek meyakini, transformasi digital dapat meningkatkan kualitas kinerja sumber daya manusia (SDM) pendidikan, yaitu guru, kepala sekolah, dan pengawas.

Oleh karena itu, platform-platform teknologi gratis bagi para SDM tadi, akan terus ditingkatkan pada tahun 2023 mendatang.

Dengan begitu, kelak Kemendikbudristek dapat melakukan peningkatan SDM sebagai salah satu dari enam fokus pemerintah dalam APBN 2023.

Selain meningkatkan kualitas kinerja guru, kepala sekolah, dan pengawas, transformasi digital juga berdampak luas terhadap kualitas pembelajaran di kelas.

Dalam perspektif pedagogi modern, pembelajaran berkualitas itu ditentukan oleh guru dan siswa yang sama-sama aktif dan melek teknologi.

Jika guru memakai pembelajaran berbasis proyek berbantuan teknologi, kelak siswa akan aktif dalam kegiatan proyek pembelajaran terkait.(*)

 

 

Penulis : Sudaryanto, M.Pd., Dosen PBSI FKIP UAD; Mahasiswa S-3 UNY; Anggota PRM Nogotirto; Anggota Divisi Humas ADOBSI 2024-2029