Radarjambi.co.id - KOTA JAMBI - Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (DP3AP2) Provinsi Jambi, Luthpiah menyatakan, belum sampai satu bulan di tahun baru 2019 ini sudah menerima 14 laporan kasus.
"Dari awal Janurai sampai sekarang sudah ada 14 kasus yang kita tangani," ungkapnya, kemarin.
Dari 14 kasus tersebut paling banyak terjadi kekerasan seksual dan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).
Menurut Luthpiah dengan kondisi dan situasi seperti ini sudah sangat miris. Untuk itu dirinya menekankan kepada seluruh kabupaten kota serta lintas instansi agar dapat bekerjasama.
"Kami juga mengajak kepada kabupaten kota bukan hanya Dinas PPKB atau dinas PPPA nya atau Dinas Sosial PPPA nya saja, tidak. Tapi seluruh, karena kalau kita lihat ini harus ada kerja bareng antar dinas, karena apa karena keterkaitannya ada semua," terangnya.
Para pemangku kepentingan yang juga kepala daerah juga harus punya konsen yang sangat tinggi terhadap perlindungan perempuan dan anak ini.
Seperti baru baru ini saja, terang Luthpiah terjadinya kasus sodomi di Tanjung Jabung Timur.
Kemudian sebelumnya juga ada sodomi guru ngaji dengan muridnya, kemudian juga ada yang namanya anak dibawah umur yang dicabuli.
"Kalau melihat itu rasanya miris sekali umurnya itu berkisar antara 16 kebawah. Jadi ada yang 6 tahun, 7 tahun, nah yang sangat luar biasa yang kasus sodomi ini juga, yang terjadi di Tanjung Jabung Timur ini juga termasuk kita yang paling miris juga ngelihat hal seperti ini," ungkapnya.
Luthpiah menyatakan, kalau melihat tren sekarang ini maraknya kasus anak di bawah umur itu, dirinya mengaku sangat prihatin. Apakah ini menunjukkan ada pergeseran nilai nilai agama yang mulai ditinggalkan.
Kemudian juga dari masyarakat sendiri dan pemerintah itu juga harus berbicara bagaimana memberikan perlindungan yang terbaik bagi perempuan dan anak di tempat masing-masing.
Karena menurutnya, ketika membaca dan mendengar kronologis kasus sodomi ini rasanya mengerikan sekali. Apalagi kalau terjadi di keluarga sendiri.
"Itu sangat miris sekali lah, apalagi kasus sodomi. Itu biasanya karena ada beberapa kasus yang sudah kita lihat, ternyata kita tanyakan pelaku juga dulunya pernah jadi korban, makanya ini untuk anak-anak yang menjadi korban sodomi, ini memang pendampingannya mungkin harus lebih intens dilakukan oleh keluarga," tambahnya.
Kasus tindakan kekerasan yang paling banyak mereka tangani itu kata Luthpiah, di Kabupaten Muaro Jambi. Untuk itu dirinya akan segera melakukan audiensi dan berkoordinasi dengan Pemkab setempat serta akan melakukan pendampingan terhadap korban hingga selesai.
"Mungkin kota Jambi masih rekor, tapi kalau secara melayani yang paling banyak kita tangani itu di Muaro Jambi," jelasnya.
Selain itu juga, pihaknya baru baru ini diminta dari kepolisian untuk menurunkan tenaga Psikolog dari DP3AP2 Provinsi Jambi ke Kabupaten terkait kasus pembunuhan terhadap sang istri. Itu kata Luthpiah sudah mereka fasilitasi, apakah yang bersangkutan (pelaku) itu benar-benar sakit jiwa.
"Ternyata setelah kita tes dia dalam keadaan sehat dan istrinya juga sudah meninggal, kita diminta oleh Polres untuk menjadi saksi ahli seperti itu, nanti di persidangan," pungkasnya.
Reporter : E. Haryanto
Editor : Ansori
Akses Jalan Ujung Jabung Jadi Prioritas Pembukaan Lahan Akan Bekerja Sama Dengan TNI
Sekda : Generasi Muda Persiapkan Diri Hadapi Era Revolusi Industri
Perekrutan P3K Memberatkan Anggaran Daerah, Fasha: Sumber Dana Dibebankan ke APBD
Polda Siapkan 989 Personil Amankan Kedatangan Sandi Ke Jambi
Mewakili Pj Wali Kota, Staf Ahli Moncar Tutup Diklat PKA Pemerintah Kota Jambi