Radarjambi.co.id, TANJABBARAT - Tingginya harga Gas Elpiji 3 Kg akibat kelangkaan, sepertinya tidak ada akhirnya di Kabupaten Tanjabbar, harga jual di kisaran Rp 35.000 hingga Rp 40.000 pertabung. Warga khawatir, kelangkaan akan terus terjadi memasuki bulan Ramadhan yang berbarengan dengan pandemi Covid-19.
"Bukan hanya susah dicari, tetapi harganya juga naik. Biasanya kalau beli di toko eceran paling mahal Rp 30 ribu. Tapi sekarang paling murah jualnya Rp 35 ribu sampai Rp 40 ribu, itupun susah dapatnya," ungkap Yeni warga Tungkal Ilir.
"Bukan hanya langka dan mahal, bahkan ada juga yang setelah kita beli ternyata isinya diduga sudah berkurang, karena cepat sekali habisnya," timpal Lia, warga lain.
Kelangkaan gas melon juga disikapi serius pihak Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tanjab Barat. Ketua YLKI, Abdul Kadir yang biasa disapa Hamka meminta pihak Dinas untuk cepat tanggap.
"Kita mohon dinas terkait melihat keadaan ini untuk segera mencari solusi. Jangan terkesan seolah-olah tutup mata dan telinga dengan keadaan ini," tutur Hamka.
Menurutnya, pemerintah harus mengambil ketegasan dan pengawasan secara ketat terutama di lokasi agen gas melon. Pemerintah juga diminta segera mengambil kebijakan terbaik terutama dalam mengatasi kumpulan dan antrian warga yang menunggu gas melon dalam kaitanya dengan larangan berkumpul skala besar yang sudah ditetapkan oleh pemerintah sendiri.
"Untuk kondisi saat ini, dinas seharusnya bisa menggandeng semua pihak yang berwenang misalnya Satpol pp agara tidak terjadi antrian pengambilan gas terutama untuk mencegah penyebaran Covid-19," tegasnya.
Ia juga beharap aparat penegak hukum (APH) bisa menjalankan tugas mereka dengan baik serta mengambil tindakan tegas terhadap upaya penyelewengan gas oleh oknum-oknum agen.
Hamka juga meyebutkan tingginya harga subsidi gas elpiji 3 kg diduga akibat kurangnya pengawasan dari pihak terkait dan diduga ada terkesan pembiaran terhadap pelanggaran HET.
Hingga harga gas elpiji 3kg untuk rumah tangga miskin dijual sesuka hati oleh oknum-oknum yang memanfaatkan dengan kondisi ini.
Tambahnya Jika hal ini dibiarkan tidak dilakukan tindakan tegas dari pihak terkait, seperti Dinas Perindag, Pertamina dan penegak hukum maka akan berdampak terhadap mata pencariaan masyarakat yang ekonominya digaris menengah kebawah.
"Kita akan melayangkan surat resmi kepada pertamina, pemkab dan aparat hukum, dan apa bila langkah tersebut juga belum di sikapi kita akan melakukan class action," ungkapnya.
Sementara, Kepala Dimas Perindagkop Tanjab Barat, Syafriwan menegaskan pemerintah sudah mengambil beberapa langkah antisipasi kelangkaan gas melon.
Selain melakukan peningkatan pengawasan hingga ke agen penyalur, Dinas Koperindag juga tengah menggandeng Pihak Pertamina Jambi menggelar operasi pasar. (ken)
EDITOR : ANSORY S
Masyarakat Sarolangun Terimbas Covid-19 Segera Menikmati Program Padat Karya Tunai
Tepati Janji, Tahap Pertama Pemkab Sarolangun Salurkan 40 Ton Beras Corona
Menyikapi Hasil Rapid Tes Satu Warga Sungai Penuh, Ketua IDI: Kita Menunggu Hasil Uji Swab
Kapolda Jambi Perkuat Posko Covid-19 Perbatasan Sarolangun-Sumsel, CE: Siap untuk Diintensifkan
Jalan Provinsi Jambi Berlumpur di Batang Asai Ditanami Pohon Pisang
Pj Wali Kota Jambi Lepas Logistik Pilkada Di 943 TPS Dalam Kota Jambi