Pendidikan di Tengah Pandemi

Minggu, 17 Juli 2022 - 20:19:00


Fatimah Azzahra
Fatimah Azzahra /

Pandemi Covid-19 adalah pandemi dari Virus Corona yang pertama kali diidentifikasi pada Desember 2019 di Wuhan, Cina.

Dan Indonesia pertama kali mengkonfirmasi kasus Covid-19 pada 2 Maret 2020 dengan Bapak Presiden Joko Widodo mengumumkan ada dua orang Indonesia positif terjangkit virus corona.

Munculnya virus corona mengakibatkan aktivitas sehari-hari terganggu, salah satunya adalah berkomunikasi dengan cara bertatap muka, seperti kegiatan perkantoran, kegiatan belajar mengajar, ataupun pertemuan luring dilakukan secara daring atau online.

Pandemi Covid-19 sangat merugikan  banyak  hal sehingga membentuk  sebuah  tatanan  hal baru.

Pandemi ini pula bagaikan memberikan jalan baru kepada sebuah transformasi baru dalam kehidupan. Hal tersebut pula yang menuntut kehidupan untuk berubah dalam kurun waktu yang cepat.

Banyak pula negara yang mengambil kebijakan dengan melakukan penutupan sekolah sebagai langkah menyelamatkan pendidikan dari hantaman bahaya virus, tak terkecuali Indonesia.

Penutupan lembaga pendidikan tersebut kemudian bermuara pada kebijakan belajar dari rumah, mengajar dari rumah, atau bekerja dari rumah. Semuanya serba dirumahkan, yang secara otomatis penggunaan media atau ruang akan berganti pula dari offline menuju ke serba online.

Pelaksanaan belajar secara daring atau online dianggap mampu mengurangi risiko penularan virus Covid-19 di lingkungan sekolah.

Sistem pembelajaran dilaksanakan melalui perangkat personal computer (PC) atau laptop yang terhubung dengan koneksi internet.

Guru menggunakan kelompok di media sosial seperti WhatsApp, telegram, instagram, aplikasi zoom ataupun media lainnya sebagai media pembelajaran.

Dengan ini guru bisa memastikan siswa mengikuti pembelajaran dalam waktu yang bersamaan. Ini adalah kelebihan dan kekurangan sistem pembelajaran online.

Kelebihannya biaya terjangkau, waktu lebih fleksibel, memperluas wawasan. Kekurangannya terbatasnya koneksi internet, kurangnya sosialisasi dan interaksi, kesulitan dalam memahami materi. (*)

 

Penulis :  Fatimah Azzahra, Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta.