Pendidikan merupakan hal terpenting dan setiap orang berhak mendapatkan pendidikan, tetapi tidak dapat dimungkiri pendidikan untuk perempuan masih menjadi kesenjangan sosial di masyarakat.
Gender masih menjadi menjadi fakor utama perempuan dipaksa mundur dalam menuntut ilmu.
Maka dapat dikatakan bahwa, memiliki orang tua yang mempunyai pemikiran tentang, pentingnya pendidikan untuk anak perempuan adalah sebuah keistimewaan, karena tidak semua orang tua memiliki cara berpikir seperti itu.
Sebagian besar orang tua lebih dominan kepada anak laki-laki, karena mereka dianggap memiliki potensi yang lebih besar daripada perempuan dalam dunia pendidikan maupun pekerjaan.
Seperti yang kita ketahui dalam lingkungan masyarakat atau keluarga, ketika perempuan memutuskan menuntut ilmu yang tinggi, ada saja kata-kata yang terlontarkan dari sebagian orang seperti “Ngapain sekolah tinggi-tinggi nanti ujung-ujungnya juga di dapur” atau “Kamu perempuan ga usah kuliah, nanti ngabisin duit aja”.
Itu adalah bentuk penolakan terhadap perempuan untuk menuntut ilmu, karena dianggap lemah dan beban.
Sehingga banyak perempuan yang dinikahkan setelah mereka lulus Sekolah Menengah Atas (SMA), karena menurut mereka tugas perempuan hanyalah sekadar sebagai ibu rumah tangga.
Maka stigma seperti itulah yang harus diubah, agar dapat mencapai kesetaraan gender dalam dunia pendidikan.
Selain faktor lingkungan, faktor keterbatasan ekonomi keluarga juga menjadi alasan, putusnya harapan perempuan untuk ke jenjang selanjutnya. Sehingga perempuan dihadapkan dengan pilihan antara bekerja atau menikah.
Beberapa perempuan akan memilih untuk bekerja dan membantu ekonomi keluarganya, karena tidak ingin menyusahkan kedua orang tuanya, atau mereka akan bekerja dan membiayai sekolahnya sendiri.
Sedangkan sebagian perempuan lainnya, akan memutuskan untuk menikah, dengan alasan tidak ingin menjadi beban orang tuanya dan agar tidak terjerumus pergaulan bebas. Faktor ini juga, yang dapat menambah tingkat pengangguran terhadap suatu negara.
Jadi, pendidikan merupakan jalan terbaik untuk perempuan, agar tidak menikah dini atau berketergantungan terhadap lelaki.
Perempuan yang berpendidikan akan lebih berkualitas dan juga mendapat banyak sekali manfaat di hidupnya, seperti perempuan yang cerdas akan melahirkan anak yang cerdas.
Sehingga cara berpikir yang akan lahir ke generasi selanjutnya adalah “Perempuan dan laki-laki memiliki hak yang sama”.
Selain itu juga akan mengurangi kemiskinan, dapat menyelesaikan masalah dengan tenang, berpikir kritis, memiliki wawasan yang luas, dan akan memberikan yang terbaik untuk suami dan anak-anaknya, karena setelah menjadi orang tua sudah pasti akan menjadi teladan untuk anak-anaknya.
Oleh karena itu, sangat dibutuhkan kesadaran dalam pentingnya pendidikan untuk perempuan. Perlu diketahui bahwa ilmu tidak akan pernah meninggalkanmu.
Maka untuk perempuan-perempuan di luar sana kejarlah cita-citamu dan jadilah Kartini muda di mana pun kalian berada. (*)
Penulis : Bella Aprilia Dwi Pratiwi, Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Ahmad Dahlan, Angkatan 2021.
Mewakili Pj Wali Kota, Staf Ahli Moncar Tutup Diklat PKA Pemerintah Kota Jambi